#6

1.5K 81 0
                                    


"Ar!Ar! Ar, lo gak apa-apakan kenapa lo kayak gini sih?"

Tanya Fandy mengguncangkan tubuh Archy yang masih terduduk dilantai tehel putih disudut kamarnya dengan tatapan kosongnya.

Tak ada jawaban dari Archy, membuat Fandy bertambah panik, dia gak tahu harus berbuat apa, tanganya merongoh kantong celananya mengambil Handphone hitamnya dan menelpon seseorang.

"Lo harus kesini sekarang Mel, Archy, dia-"

Telpon terputus, Fandy hanya bisa menunggu kedatangan Melan yang telponya seketika terputus.

"Ar, hey, ada apa sih? Cerita sama gue"

"Tinggalin gue sendiri Fan"

Fandy menarik tangan Arcy lalu memeluknya eratnya, dia bisa merasakan bajunya basah karna Archy sedang menangis sekarang.

"Gue takut Fan" kata Archy masih dalam pelukan Fandy.

"Lo takut kenapa sih my princess? Kan ada gue" ucap Fandy mengelus rambut panjang Archy yang sedikit kusut.

"Kejadian dulu akan terulang lagi"

"Kejadian apa Ar?" Fandy melepaskan pelukan mereka dan menghadapkan Arcy didepannya, ekspresi wajahnya berubah menjadi serius.

"Dulu sebelum papi meninggal, gue dan sekeluarga pergi naik mobil papi menuju tempat wisata, gue udah lupa dimana tempatnya, kita berkendara dijam 4 pagi, masih sangat gelap dan sunyi. Papi sendirilah yang membawa mobil, ada mami didepan dan gue sendiri dibelakang, dean belum ada waktu itu. Papi gak liat didepannya ada tikungan tajam, mungkin dia ngantuk, dan mobil terus kearah jembatan yang airnya itu lagi deras banget. Setelah terjun masih teringat saat gue liat papi mencoba menarik tangan gue, air sudah masuk ke paru-paru gue, penglihatan gue kabur dan gue gak sadarkan diri. Gue koma selama 3 hari, dan setelah itu kata dokter gue mengalami trauma berat akibat insiden itu" jelas Archy mengenai masa lalunya.

Fandy terdiam dan tak berkata apa-apa, dia menggendong Archy dan mencoba menidurkannya.

Ting..tong

Fandy membukakan pintu Melan dan Erinda yang baru saja datang.

"Archy mana? Dia kenapa" tanya Erinda tergesa-gesa.

"Udah tidur, Mel tadi pas lo ninggalin Archy kondisinya gimana?"

"Dia masih tidur pas gue pergi, emangnya dia kenapa Fan?" Tanya Melan penasaran, karna Fandy sepertinya menyembunyikan sesuatu.

"Sepertinya gue gak usah bilang ke mereka, biar Arcy sendiri yang bilang kalo dia mau" batin Fandy.

"Gak apa-apa kok, tadi dia hanya diem kayak orang hilang akal, jadi gue panggil kalian deh" kekeh Fandy yang dibalas tatapan tajam dari Melan dan Erinda yang siap menjatuhkannya banyak ocehan karna harus bolos sekolah untuk kesini.

......

Archy terbangun dari tidurnya, dia melihat jam dinding biru dikamarnya, jam sudah menunjukkan pukul 4 sore.

"Lapar" kata pertama yang terucap oleh Archy, mungkin karna dia hanya tidur dan tidak makan sedari siang. Masih teringat apa yang dia katakan ke Fandy dan anehnya tidak ada penyesalan sama sekali dibenakknya, menurutnya Fandy adalah orang yang dapat dipercaya untuk menjaga rahasia. Fandy adalah orang pertama selain maminya yang tahu kejadian masa lalunya.

Archy menuruni tangga dan mencium aroma masakan yang membuatnya bertambah lapar, Archy kira bibi nya sudah kembali sedari pulang kampung tapi saat Arcy mendekat dia melihat seorang cowo yang tak asing, dan dia tak menyangka akan melihat cowo itu didapurnya sedang memasak.

"Haha" tawa Archy membuat Michle berbalik, dan menghentikan demo masaknya.

"Ehh putri tidur udah bangun" sapa michel dan melanjutkan masakannya yang hampir gosong.

"Ternyata lo pintar masak yah" ganggu Archy melihat masakan michel yang baru dituangkan ke piring.

"Iya dong, gue ganteng, kaya, body adu hay, pintar masak lagi, apa yang kurang coba" mereka tertawa.

"Udah makan dulu, lo masih pucat udah kayak mayat hidup" suruh michel, dan mendudukkan Archy lalu menyediakan masakannya.

"Lo kok bisa disini?"

"Pas Fandy dan teman-temannya pulang, gue langsung aja masuk"

"Gue kan khawatir liat lo semalam" sambung Michel memperlihatkan senyum manisnya.

"Ciee yang khawatir, gue gak apa-apa"

"Emm enak!" Kata Archy setelah melahap satu sendok nasi goreng buatan michel.

Michel tersenyum melihat Archy sudah kembali seperti biasa, sebenarnya michel melihat apa yang terjadi antara Fandy dan Archy saat mereka berpelukan dan mendengar masa lalu Arcy. Michel tak bisa berbuat apa-apa saat itu dan menunggu hingga Fandy pulang, dia tak mau ada keributan, karna ia tahu Fandy pasti akan mengusirnya jauh dari Archy.

"Seporsi nasi goreng, satu ciuman yah"

Uhuk..

Archy tersedak saat michel mengatakan hal itu.

"Bercanda kok" michel tertawa, dan memberikan minum ke Archy.

"Apaan sih, bercandaan lo gak lucu!" Tatap Arcy mengerutkan keningnya.

"Ya udah lanjut makannya"

"Lo gak balik?"

"Bentar aja, kalo lo udah tidur malam, baru gue pulang"

"Serah lo aja deh"

"Michel yang selalu baik, dan buat gue nyaman" batin Archy.

Jam sudah menunjuk pukul 9, biasanya Archy tidur larut tapi michel memaksanya tidur lebih cepat agar besok Archy masuk sekolah karna bentar lagi akan ujian penaikkan kelas.  juga karna demam Archy yang baru turun.

"Masuk kamar Ar! Bandel banget sih" teriak Michel dari atas, karna Archy baru saja melarikan diri dari kamarnya.

"Kena lo!" Michel menangkap Archy seperti menangkap anak nakal yang susah disuruh tidur.

Mereka terdiam masih dalam posisi michel menangkapnya dari belakang.

"Yuk tidur!" Michel menarik tangan Archy menaikki tangga.

"Gak ahh, belum ngantuk! Gue kayak anak kecil aja disuruh tidur" Archy cemberut dan pasrah tangannya ditarik Michel karna sudah lelah lari dari michel sedari tadi.

"Tidur yang nyenyak Ratu ku" senyum Michel sembari menyelimuti Archy, dan menyalakan lampu tidurnya. Suasana kamar yang sepi, lampu yang redup dan udara terasa sejuk. Membuat mereka seketika tertidur tapi tak seranjang, michel yang duduk dan menyandarkan kepalanya diranjang samping Archy, tanpa sadar masih menggenggam tangan Archy.

Archy membuka matanya melihat Michel yang masih berada disampinya, ia menatapnya dalam-dalam, lalu terukir senyum diwajah nya yang masih pucat, tangannya yang mengusap rambut halus Michel.

Saat menyadari Michel akan terbangun Archy langsung pura-pura tertidur kembali.

Gantian Michel yang menatap Archy lalu tersenyum.

"Cepat sembuh my Queen, I love you, more than you now"

"but even you do not know that I love you" sambung Michel.$

Always tinggallin jejak kalian *udah kayak jejak paranormal aja*
and see you next part •lovelove

1 menit 20 detikWhere stories live. Discover now