Kesempatan

623 25 2
                                    



"Lagi dimana sih? Dari tadi nih Bule hubungin gue mulu. Mana pake bahasa inggris lagi, kan gue kagak ngarti"

" gue lagi ke tempat trakhir"

"Eh? TPA* maksud lo?"
(Tempat pembuangan akhir)

"Ngapain juga gue kesana Rin! Gue dipemakaman"

"Oh ya udah, sampein salam gue yah"

"Iya"

Tutt..

Archy memutuskan panggilan singkatnya dengan Erinda yang berada diindonesia.

Archy duduk disamping makam seseorang yang selalu dia cintai, sembari tangannya mengelus nisan lelaki bernama Michel. 

"Izin kan aku melepasmu, selamat tinggal, Michel" katanya lalu mencium nisan putih dihadapannya.

Mungkin masih terasa sesak dihati, mungkin juga masih terasa pahit diingatan, dan masih terlalu dini untuk dilupakan. 4 tahun mengingat kepergiannya dengan sebuah Cd yang masih ku simpan hingga sekarang dan selalu ku putar hampir tiap hari, lalu tiap minggu, tiap bulan dan baru kemarin pas 1 tahun aku lupa untuk memutarnya. Aku berpikir akan sangat jahat jika aku terus mengurung hatinya agar selalu bersama ku, dan sekarang aku ingin melepas mu Michel, aku ingin menggenggam tangan yang lain sekarang. Beban yang selama ini  ku rasakan ku bagi dengan seseorang yang ku temui dihari itu, sang dokter dan juga sahabat mu Qeil, tanpa ku sadari dia selalu menjadi sandaran ku yang terlupakan. Saat dia menggenggam tanganku tiap aku mengingatmu rasanya aku bisa melihatmu tersenyum disenyumannya dan kau mengatakan

"Dia lah orangnya, dan lepaskan aku sayang"

Setelah kuliah ku selesai aku memutuskan memulai hidup baru ku bersamanya..

Aku sesekali mengirim email ke Mhelan, dia baik-baik saja disana dan akan melanjutkan S2nya dan aku pernah sekali mencoba menghubungi Fandy, bertanya apa kabarnya dan mengatakan bahwa aku memaafkan semuanya yang telah terjadi tapi, tentu saja tak ada balasan. Aku berharap dia akan hadir diacara pernikahanku dan mengucapkan selamat tinggal setidak nya pada ku. Aku hanya tidak mau ada dendam diantara aku dan dia. Lalu Erinda, Dia memutuskan untuk mendirikan sebuah cafe dengan menu sandwich kesukaannya, dan sepertinya dia juga ingin cepat menikah dan memiliki 10 anak. semua berjalan lancar hingga tiba hari pernikahan ku dan Qeil.

Harapan untuk bersamamu pun tentu masih ada, harapan kau yang akan mengucap janji suci ini, harapan untuk menjadi wanita paling bahagia bersamamu. Tapi, Tuhan selalu punya rencana yang baik, aku tahu itu. Dan Tuhan mengirim orang lain disisiku. Jika kau hadir sekarang dihadapan ku, aku hanya bisa meminta maaf pada Qeil karna aku akan lebih menggenggam tanganmu, tapi sekarang aku mencoba menggenggam tangannya lebih erat lagi tanpa memikirkan dirimu.

"Maafkan Mami sayang" kata Mami Archy sembari memeluknya lalu menangis.

"Tak apa Mih, semua nya sudah berlalu. Dan yang berlalu biarlah berlalu" kata Archy tersenyum dan menghapus air mata Mami nya.

Gaun putih serta riasan natural membuat nya menjadi wanita paling cantik dan bahagia dipagi hari itu, tangan Qeil menggenggam tangan Archy yang dihiasi Henna putih.

"Izinkan aku menjadi penggantinya" ucap Qeil setelah menyelesaikan serangkaian adat dan telah sah menjadi suami Archy.

"Bisakah?" Lanjut Qeil yang telah kursus berbahasa indonesia, dan ditengah tempat terbuka dipuncak mereka melangsungkan acara resepsi dengan tema alam.

"Aku melihatnya bersamamu dan melihatnya tersenyum untuk kita berdua, kamu bukan penggantinya. Tapi kamu yah hanya kamu, bukan menggantikan siapapun itu" jawab Archy tersenyum sembari meneteskan air matanya mengenakan gaun putihnya yang tersapu diatas rerumputan hijau.

"Uhhhh" sorakan dari para tamu terutama Erinda. Dan dipenghujung kerumunan tamu berdiri Mhelan yang juga ikut tersenyum untuk mereka.

Archy menggenggam mawar merah ditangannya lalu melemparkan bunga itu dan terjatuh ditangan seorang sahabat terbaiknya.

"Yeaaa!!! Huuu!" Teriakan kerasa dan penuh kegembiraan dari Erinda yang menggenggam erat bunga yang dia dapatkan dan disertai sang pengantin dan tamu yang hadir.

"Sepertinya Erinda akan menjadi pengantin wanita secantik Archy"

"Gue harap dia bahagia, dan jangan beritahu Archy gue pernah ada disini. Ok? Dan apa rencana lo Mhel?"

"Gue mau ambil S2 dan akan bekerja disuatu tempat, dan memulai hidup baru juga, Bagaimana dengan lo Fan?"

"Emm.. gue juga belum tahu. Gue harap dapat sesuatu yang bisa gue perjuangkan kembali, haha.. Bye Mhel"

"Bye"

"Dan jangan mengulang keselahan yang dulu Fan" batin Mhelan.

Mhelan membalikkan badannya dari pandangannya melihat Fandy yang berlalu pergi, sembari tersenyum melihat Erinda dan Archy, dia pun pergi dengan mobil merah nya tanpa berpamitan dengan sang mempelai yang terlihat sangat bahagia itu.

"Yea!! Gue dapat!" Teriak Erinda heboh disertai tawa para tamu juga Archy dan Qeil.

"Berisik banget sih!"

"Yeaa sewot aja lu!"

"Hahaha, cepet nyusul yah" kata Qeil menggoda Erinda dengan dialek bulenya.

"Ah diam aja lu Le, awas bikin Archy nangis lu gue tendang balik keasak lo!" Kata Erinda sinis lalu tertawa.

"Apaan sih!" Kata Archy lalu juga ikut tertawa.





Menangisi seseorang yang telah pergi itu boleh saja kok, tapi setelah itu kamu harus bangkit dan melanjutkan hidupmu kembali. Maka dia yang telah pergi itu, aku yakin dia pun akan bahagia melihat mu.

Tapi bisa kah kalian menggapai nya sebelum ia pergi?  dengan begitu tak akan ada penyeselan dan kata terlambat.

Tapi bisa kah kalian menggapai nya sebelum ia pergi?  dengan begitu tak akan ada penyeselan dan kata terlambat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


-Tamat-

1 menit 20 detikWhere stories live. Discover now