#20

1.2K 39 0
                                    

"Dirimu seperti udara, selalu ku butuhkan namun tak bisa ku genggam"

"Huffp" gue menghela nafas sembari membaringkan badan yang lelah, sudah sedari tadi packing untuk camping sekolah. Gue sudah membawa semua perlengkapan yang nantinya akan dipakai. Hanya ada satu ransel cukup besar dan uang yang akan gue bawa jika perlu.

Gue mengambil hand phone yang terletak dimeja rias tepat disamping gue. Berniat menelpon seseorang lalu menanyakan apa dia sudah siap untuk camping besok.

"Hallo?"

"Iya, kenapa sayang?" Jawabnya membuat gue senang mendengar suaranya.

"Udah packing? Jangan lupa bawa hatimu yah"

"Udah kok, gak akan ketinggalan. Kan untuk kamu seorang"

"Hahaha, yaudah. Gue mau nelpon si dua mahluk jadi-jadian dulu" gue mendengar dia tertawa lalu menutup telponnya.

Gue menelpon Line grup dengan langsung terhubung kemereka berdua. Tapi Semenjak kejadian itu Sikap Mhelan memang agak berubah tapi kami tetap akrab. Gue gak mau menanyakan apa yang terjadi, saat dia siap mungkin dia juga akan bilang.

"Hai guys!" Ucap gue setelah secara bersamaan Mhelan dan Erinda mengangkat telponnya.

"Huah, apaan sih? Ngantuk tahu!" Kata Erinda lemas, mungkin sedang tidur saat gue menelpon.

"Udah packing belom?"

"Udah dong" kata mereka bersamaan.

"Besok ngumpul jam berapa disekolah?" Tanya Mhelan.

"Jam 9 semua sudah harus ngumpul" kata Erinda.

"Okay, gue tutup yah"

Gue melemparkan handphone gue keranjang dan bergegas keluar untuk sarapan. Terlihat Dean yang baru saja keluar dari kamarnya.

"Pagi adikku" gue merangkulnya dengan Erat sampai dia memaksa untuk mepasnya.

"Sakit tahu!"

"Ihh iler lo tuh" goda gue lalu menertawainya dan lari turun ketangga.

"Dasar kebo!" Teriaknya dengan cemberut.

Gue memerhatikan sekeliling rumah yang sepi, Mami sudah kembali bekerja sehabis pulang dulu. Dia hanya sehari lalu kembali ke kantor dan pergi keluar daerah.

"Emm, masak apa bi?" Gue mencium bau masakan Bibi yang masih dia masak.

"Rendang spesial" katanya tersenyum. Bibi sudah cukup lama bekerja bersama keluarga gue, dari sebelum pindah hingga sekarang. Masakannya juga sangat enak dan orangnya baik.

"Bocah sini sarapan" panggil gue ke Dean.

"Iya! I'm coming"

"Gue mau camping besok, 3 hari!" Kata Gue ke Dean yang baru duduk disamping gue sembari mengambil sesendok nasi.

"Yah.. Gue sendiri dong" cemberutnya karna ditinggal.

"Ada Bibi kok yang akan tinggal selama gue camping, kan Bi?"

"Iya, saya nginap kok" jawab Bibi mengambilkan Minum.

"Oke deh"

"Anak pintar" gue mengelus rambut Dean yang sedikit basah sehabis mencuci mukanya yang baru bangun.

"Tapi tumben bangun pagi dihari minggu?"

"Kan gue packing, dan sebentar mau beli perlengkapan mandi"

"Oh gitu" jawabnya singkat lalu menghabiskan sarapannya.

"Lo sendiri?"

"Mau kerumah teman"

1 menit 20 detikWhere stories live. Discover now