#27

1.1K 37 1
                                    


"Bahkan jika Tuhan membuatnya pergi, Dia juga akan mengembalikannya, Karna takdir tak pernah berubah"


Seseorang membuka pintu ruangan Archy, Archy yang sedang memakan buah langsung terhenti melihat Michel langsung masuk tanpa berkata apapun dan mendekatinya, dengan pelukannya yang erat, Archy langsung menjatuhkan buah apel yang baru saja segigit dia makan.

Dalam Diam pelukan Michel semakin erat, Archy yang terdiam hanya bisa bunkam.

"Aku akan membuat mu ingat semuanya!" Kata Michel memejamkan matanya.

"LEPAS!" Archy mendorong Michel jauh darinya, dengan wajah kaget sembari mengerutkan keningnya.

"Menjauhlah dari Archy!" Kata Seseorang dari pintu yang terbuka, berdiri Fandy dengan kesalnya lalu mendekati Archy.

"Lo gak apa-apa?" Fandy dengan lembut menyentuh wajah Archy yang kelihatan sedikit syok.

"Fandy?" Kaget Michel melihat Fandy yang langsung mendatangi Archy.

"Fan dia langsung datang meluk gue" Archy melingkarkan tangannya dipinggang Fandy.

"Kenapa Archy begitu dekat dengan Fandy?" Batin Michel.

"Apa yang lo lakuian sama Archy!" Michel menarik baju Fandy membuat Archy melepaskan lingkaran tangannya. Michel sekarang siap kapan saja memukul Fandy dengan tangannya yang sudah dikepal.

"Archy milik gue!" Kata Fandy menegaskan perkatannya.

BUKK

Pukulan Michel tepat mengenai pipi Fandy yang sekarang berdarah.

"Hentikan!" Archy bangkit berusaha melerai.

"Apa yang kalian lakukan! Ini rumah sakit, dan pasien perlu istirahat! Keluar sekarang!" Seorang Suster datang menegaskan, mungkin karna kegaduhan sudah sampai terdengar diluar, dan pada Akhirnya Michel mengalah untuk pergi.

"Ayo sini" Sedang Fandy membantu Archy untuk kembali tidur.

"Lo gak apa-apa? Pipi lo berdarah" Archy mengusap pipi Fandy yang masih terukir senyum disana.

"Ahh gak apa-apa"

"Gue obatin yah! Maaf ini gara-gara gue" tangis Archy sembari menutup wajahnya dengan tangannya.

"Dengar Ar, gue gak apa-apa, jadi jangan nangis" Fandy mendekatkan wajahnya sembari mengelus rambut Archy.

"Gue obatinnya dirumah aja" senyum Fandy menghapus air mata archy.

"Gue takut, dia siapa sih? Apa ada hubungannya dengan gue?"

"Gak ada! Gak usah nanya-nanya lagi, tidur cepat!" Suruh Fandy sembari mengelus Rambut Archy, dalam beberapa menit mata Archy pun tertutup, meninggalkan keheningan ruangannya yang hanya tinggal Fandy yang masih mengelus rambut panjang Archy. Mami dan Dean akan kembali besok subuh, Archy menyuruh mereka untuk istirahat dulu dirumah karna sudah beberapa hari Maminya tidak bisa tidur diruangan Archy.

"Gue janji Ar, lo gak akan ingat apapun tentang masa lalu itu" Fandy berucap dengan pelan, sembari mengecup kening Archy, dan air matanya jatuh mengenai pipi Archy.

"Gak! Ini gak mungkin!!" Kesal Michel dari balik pintu yang menyaksikan Kecupan Fandy.

"Aaaa!" Teriak Michel dari rooftops rumah sakit.

"Gak! Ini gak mungkin Ar!" Tangan Michel memukul lantai tempatnya terduduk lesuh sekarang.

.....

"Pagi sayang" Mami mengecup Archy bertujuan membangunkannya.

"Pagi Mih" perlahan Mata Archy terbuka lebar dan bangkit dari tempat tidurnya, memerhatikan Maminya yang sangat rapi dengan tas besar berisikan pakaiannya.

1 menit 20 detikWhere stories live. Discover now