#34

1.1K 41 1
                                    

"Mungkin aku sudah sangat terlambat"






"Apa yang sudah mami lakuin?" Mata Archy tertuju tajam ke Maminya yang kebingungan.

"Apa maksud kamu Ar?" Jawab Mami Archy mengerutkan keningnya.

"Apa yang mami lakuin ke Michel?"

"Mami gak buat apa-apa Ar!"

"Terus kenapa ponsel ku Mami ambil! Karna takut aku bakalan tahu semuanya lewat ponsel itu?" Tangis Archy menjadi-jadi.

"Ar tenang dulu! Itu pesan dari siapa sih?" Tanya Erinda memegang bahu Archy.

"Mhelan, dia tahu kata sandi ku!"

"Mana ponsel ku Mih?" Minta Archy pada Maminya hanya terdiam sebentar.

"Gak! Ini sudah setahun berlalu sayang, lupakan yang sudah menjadi masa lalu"

"Gak Mih! Semua ingatan itu penting maupun itu masa lalu yang buruk atau baik"

"Mih aku mohon!" Pinta Archy memegang kedua tangan mulus Maminya.

"Apa yang kamu harapkan setelah itu?"

"Aku akan memperbaiki semunya, dan mencari tahu apa yang terjadi!"

"Mana Fandy?" Batin Erinda.

Mami Archy bangkit dan pergi menuju kamarnya, tak beberapa lama kemudian dia keluar dengan ponsel lama Archy ditangannya.

"Jika memang ini yang akan membuat kamu mengerti, maka ingat pesan mami. Cobalah untuk tidak tersakiti lagi" kata Mami Archy memberikan ponsel Archy dengan senyum manisnya.

"Makasih mih" archy menghapus air matanya, dan segera membuka ponselnya lalu mencari setiap pesan dan catatan diponselnya.

"Kekamar lo aja yuk!" Ajak Erinda lalu membantu archy bangun.

Erinda hanya memerhatikan Archy yang terdiam membaca setiap sudut isi ponselnya sembari menahan suara tangisnya, walau air matanya sudah membasahi bajunya.

"Maaf Ar" kata Erinda, memeluk Archy dari depan. Archy menyambut pelukan Erinda dan menyandarkan kepalanya dibahu Erinda lalu menangis.

"Gue sudah sangat terlambat yaa, Rin"

"Entahlah"

"Tapi kenapa fandy langsung pergi?" Lanjut Erinda, menyadarkan Archy bahwa Fandy sudah pergi dari rumahnya.

Tanpa menjawab Archy dan erinda hanya saling menatap kaget. Tangan Archy langsung mencari chat dari fandy beberapa tahun yang lalu.

"Ternyata fandy habis menghilang? Lalu tiba-tiba datang berpapasan setelah gue mengalami kecelakaan" kata Archy membuat Erinda sadar bahwa keanehan sudah terjadi.

"Telpon Mhelan!" Suruh Erinda.

"Ayo angkat Mhel!"

"Hallo mhelan! Mhel gue sudah tahu semuanya, dan gue sadar keanehan Fandy selama ini. Jadi gue butuh penjelasan dari lo, pliss"

"Kita ketemu dimana?"

Telpon tertutup.

"Apa katanya?" Tanya Erinda.

"Gue bakalan ketemu dia ditempat trakhir gue ketemu, dihalte sekolah"

"Gue harap semua bakalan terjawab, gue janji semua akan kembali baik" kata Archy memegang tangan Erinda, sembari tersenyum dengan mata berkaca-kaca.

Setelah menenangkan dirinya Archy berpakaian dan berniat menuju tempat pertemuannya dengan mhelan dan juga erinda yang akan pergi dengannya.

"Yuk!" Ajak Archy menatap Erinda yang juga sudah menunggunya diruang tamunya.

Archy menyusuri jalan dengan kecepatan sedang membawa mobil putihnya, keadaan didalam mobil cukup hening tanpa berbincangan Archy juga Erinda mereka hanya saling melirik sesekali. Mobil Archy pun berhenti tepat didepan halte dekat sekolahnya.

"Mhelan belum datang" kata Erinda melihat sekeliling, lalu mobil hitam berhenti disamping mobil putih Archy yang terparkir. Mhelan keluar dari dalam mobilnya dengan jeans dan baju kaos putih polos bertulis 3 second kecil disudut kanan.

Archy yang terduduk dihalte langsung berdiri dan mendatangi Mhelan lalu memeluknya erat, juga Erinda yang ikut memeluk Mhelan. Tak ada sambutan peluk dari Mhelan namun hanya senyum terukir dibibirnya.

"Lo dari mana aja?" Tanya Erinda memulai percakapan, sembari duduk dikursi halte.

"Gue mendaftar kuliah diluar negeri, gue pulang juga buat kemasin barang, dan gue teringat sama janji gue ke Archy"kata Mhelan juga ikut duduk ditengah-tengah Archy dan Erinda.

"Gue sudah liat semuanya dihandphone gue Mhel, dan satu keanehan yang gue dapat-"kata Archy mengerutkan keningnya.

"Iya, Fandy" kata Mhelan langsung menjawab nama Fandy membuat keduanya terkejut.

"Kenapa-" perkataan Erinda terputus.

"Maaf sebelumnya Ar, gue gak tahu harus gimana. Disatu sisi orang yang sedang hancur dan sisi lainnya orang telah dihancurkan" kata Mhelan menjatuhkan air matanya.

"Apa maksudh lo Mhel?" Tanya Archy bingung.

"Fandy hancur karna cinta lo ke Michel, dan lo hancur karna cinta Fandy"

"Fandy yang hanya berusaha membuat lo sadar akan cintanya malah kelewatan dan menyakiti lo Ar" lanjut Mhelan membuat Archy kaku tanpa kata.

"Jadi semua yang terjadi karna Fandy?" Tanya Erinda mengerutkan keningnya.

"Tapi Mami Archy menutupi segalanya, karna Kesalah pahaman terhadap Michel. Mami Archy mengira Archy tersakiti sekarang itu semua karna Michel, Mami hanya mau membuat Archy melupakan Michel, Dia Ha-"

"CUKUP!"

1 menit 20 detikWhere stories live. Discover now