Part 5

2.9K 301 22
                                    

" bagaimana menjadi seorang pelayan cafe ? apakah menyenangkan ? "

aku berpura-pura berpikir sejenak, Luna tertawa melihat tingkahku. 

" hmm, bagaimana ya ? kurasa untuk saat ini sangat menyenangkan buatku. "

" saat ini ? jawabanmu sangat meragukan Jo. " sahutnya sambil memukul pelan pundakku.

ya, aku dan Luna memang sudah bersahabat sejak aku satu sekolah SD dengannya. dulu rumah kami bersebelahan. tidak hanya Luna, Henry dan Ellin merupakan teman satu gengku hingga saat ini. mengenai Henry, dia belum kembali dari China setelah lulus dari Sma. aku dan henry selalu bertemu di sekolah yang sama. dan kami berempat berkumpul kembali di Sma, meskipun beda kelas. kalau Ellin, setauku dia mengambil kuliah di Korea, dan sampai saat ini kami belum berkomunikasi kembali. 

" aku merindukan kita berempat Jo. " kata Luna tiba-tiba.

" benarkah ? merindukan kita berempat atau merindukan Henry ? " sahutku menggodanya.

dia pun langsung memukul pundakku bertubi-tubi, ditambah teriakkannya itu yang mungkin saja bisa memecahkan gendang telingaku.

" yak ! kau ingin aku tuli huh ? dasar suara terompet ! "

" biar saja ! meskipun suaraku sangat berisik, minggu depan aku akan tampil di drama musical kampusku. datang ya ! "

" apakah itu gratis ? " tanyaku dengan wajah polos.

" ooh, aku kasihan padamu Jo. tinggal sendiri membuatmu miskin.. yak ! kau pikir aku tidak tahu uangmu ! kau tidak bisa membohongiku ! "

aku tertawa mendengar ucapannya. seru sekali menggodanya seperti ini. 

" baiklah nona, aku akan datang. kau harus tampil bagus, arraso ?! " kataku sambil mengusap lembut kepalanya.

akhirnya Luna pun tersenyum kembali.

----------------------------------------------

setelah mengantar Luna pulang, aku mampir sebentar di supermarket. malam ini aku akan memasak, jadi aku ingin membeli beberapa sayuran. aku mengitari rak-rak yang ada di supermarket ini, siapa tahu ada yang belum aku beli. ketika aku sampai di bagian perlenkapan mandi, mataku melihat sosok yang amat aku kenal. perlahan aku menghampirinya, lantas aku mencolek lengan kanannya,

" yo .. "

dia pun terkejut dengan tindakanku, aku hanya tersenyum bodoh kepadanya.

" kau menguntitku huh ?? " sahutnya datar.

" hahaha, aku punya banyak pekerjaan penting dibanding harus menguntit wanita sepertimu. "

Krystal hanya mendesis kesal mendengar jawabanku. aku mengintip benda yang sedang dia pegang. dia segera menyembunyikannya, wajahnya langsung memerah karena malu. aku baru menyadari kalau rak ini khusus bagian keperluan wanita. pantas saja orang yang berlalu-lalang  melihat kami sambil berbisik, adapula yang tersenyum kepada kami. 

" ah ! strawberry. aku suka wanita yang bau strawberry. "

 ekpresinya segera berubah setelah mendengar ucapanku. aku yang melihatnya langsung merutuk diriku mengatakan ini tanpa berpikir. 

" stupid ! "

" maaf. " 

entah kenapa kami menjadi salah tingkah. untuk memecah keheningan yang aneh ini, aku pun membuka suara,

" ahh .. sepertinya aku lupa membeli stok mie instan, bye Krystal. " aku langsung berlari tanpa menoleh ke belakang. 

setelah berbelanja cukup banyak, kulangkahkan kaki menuju pintu keluar supermarket. akan tetapi mataku masih sibuk mencari sesuatu. ' kemana dia ? ah ! apa peduliku ? kenapa aku begitu memikirkannya ? '  aku kembali berjalan, namun diluar aku melihat seorang wanita yang sedang berdiri kedinginandi halte bis . dengan helaan nafas yang panjang, aku pun menghampiri wanita tersebut. kuraih tangannya, dia sempat akan melepaskan tanganku.

from me to youWhere stories live. Discover now