Part 19

2.4K 288 20
                                    

Bibi eun ya, sudah lama sekali aku tidak bertemu dengannya. Suatu kejutan untukku bertemu dengannya disini. Aku lihat dari luar kedai dia sedang memimpin rapat dengan para karyawannya. Dan aku melihat Krystal sedang duduk disebelah Jiyoung. Dia fokus mendengarkan ucapan bibi Eun, tapi sesekali melirik kearahku sambil tersenyum.

Rapat pun usai, bibi Eun menghampiriku yang sedang duduk diatas motor.

" masuklah Amb. "

" aku disini saja bi."

" masuklah, ada yang ingin aku bicarakan padamu. " katanya dengan tersenyum, lantas masuk kedalam kedai dan menginstruksi salah satu karyawannya untuk menyiapkan makanan.

Aku segera memarkirkan motor, lantas berjalan masuk kedalam kedai. Bibi Eun menuntunku ke meja yang agak jauh dari pelanggan lainnya. Aku duduk menghadap meja bar, sedangkan bibi Eun sebaliknya.

" silahkan dinikmati teh hijaunya Tuan. " ucapnya sambil mengedipkan sebelah matanya padaku.

Aku hanya tersenyum salah tingkah.

" kenapa masih disini ? aku hanya menyuruhmu mengantarkan teh, bukan menggoda laki-laki. kembali. bekerja ! "

" baikkk .. " perempuan itu pun berlalu pergi setelah membungkuk pada kami.

" cantik. "

" aishh ! kau ini, beraninya menggoda wanita lain disaat ada kekasihmu disini. " kata bibi Eun hendak memukulku dengan sendok.

Aku tertawa mendengar ucapannya.

" tentu saja aku hanya bercanda auntie. Krystal tetap nomor 2 di hatiku. "

" nomor 2. " tanya bibi Eun penasaran.

" ya, nomor satu tentu saja mommyku. " sahutku dengan nada sedih.

Suasana menjadi canggung, aku diam bibi Eun juga diam.

" mengenai Jia, aku punya sesuatu untukmu. " bibi Eun menyerahkan buku, yang terlihat seperti buku diary.

Aku langsung menerimanya. Dicover bukunya terdapat foto kami bertiga, Mommy, hyung dan aku. Aku sempat termenung memandangi foto itu.

" bukalah Amb. "

Aku menggeleng. Bibi Eun hanya tersenyum.

" bukalah jika nanti kau sudah siap. "

" bolehkah aku bertanya ? "

Bibi Eun tersenyum, lantas berkata.

" jika kau bertanya, darimana aku mendapatkannya. Jia memberikannya padaku langsung. 3 hari sebelum dia pergi. "

Aku terdiam mendengar ucapan bibi Eun. Rasanya sesak mendengar namanya kembali.

" kenapa ? mommy bahkan tidak menemui kami sebelum kematiannya. "

" apakah kau marah dengannya ? "

Aku menggeleng.

" tidak. hanya saja aku sedikit kecewa dengan tindakannya. kenapa dia lebih memilih menemuimu dibanding denganku ? " Mataku sudah berkaca-kaca sekarang.

Bibi Eun menggeleng sedih.

" maaf, aku pun tidak tahu. Jia tidak banyak bicara padaku hari itu. Aku tahu pasti berat untuk kalian, terutama kau Amber. Besok peringatan kematiannya, kau akan datang ? "

" kurasa tidak, aku akan datang keesokan harinya. atau ketika aku siap. "

Bibi Eun kembali tersenyum, dia menggeser duduknya persis disampingku. Lantas, mengusap punggungku dengan lembut.

from me to youWhere stories live. Discover now