Part 7

2.5K 313 24
                                    

Suasana malam di area street food, sangat ramai. Aku berjalan tanpa arah, hanya melihat para pedagang sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Aku sangat suka berjalan sendirian seperti ini, jikalau sedang bingung atau banyak pikiran. Krystal Jung, wanita yang akhir-akhir ini lumayan hadir di hidupku. Dia, baru saja memberikan kenyamanan untukku. Tapi sekejap, semuanya sirna. Taemin, ya laki-laki itu. kami memang bukan teman dekat, dan sangat jarang  bertengkar. Namun, tadi adalah pertama kalinya kami bertengkar, meskipun tidak sampai main fisik. Tidak kusangka, dia licik seperti itu. ah ! masa bodoh ! kenapa aku harus terus memikirkan mereka berdua, kalaupun mereka jadian, apa peduliku ?

Kuputuskan untuk duduk di salah satu bangku yang kosong, disini sangat sepi, jauh dari keramaian. Kubuka satu kaleng soda yang sudah kugenggam sepanjang perjalan tadi.

' pesss '

Satu tegukan, cukup menyegarkan tenggorokanku. Kuambil sebatang rokok, kuhisap kuat-kuat, dan membuang asapnya ke udara. Rasanya tenang, seolah beban yang kupikul pergi begitu saja. Dari sini aku bisa melihat sekelompok orang sedang bermain basket.

' dung .. dung .. dung '

Ya, suara dentuman bola basket. Ternyata aku masih mengenalinya, sudah 3 tahun aku meninggalkannya. Semasa SMA, aku adalah seorang kapten basket. Berbagai kejuaraan telah kami raih. Suara riuh penonton menggema, menyemangati tim kami. Rasa lelah, semua terbayar dengan kemenangan yang kami terima. Ah .. aku sangat merindukan suasana itu.

" Krystal ! "

Krystal ? apakah seseorang baru saja menyebut Krystal ? aku mencari, siapa gerangan yang menyebut nama itu. Tapi aku menyerah, mungkin saja aku salah dengar, atau jika iya, itu pasti bukan dia. Memangnya hanya wanita itu saja yang bernama Krystal ? aku kembali menghisap rokok, ini rokokku yang kedua. Mataku terus melihat orang-orang yang berlalu lalang, namun terhenti ketika melihat wanita yang amat kukenal, sedang melayani pembeli di salah satu stand. Aku terus memperhatikannya dari jauh, beberapa kali aku sempat 'menyunggingkan senyum. Wajahnya terihat amat lelah namun, masih terlihat sangat cantik. ' jika kakakmu itu belum mempunyai kekasih, aku akan mengejarnya dan menjadikannya kekasihku. tapi aku tidak rela, jika kau hanya menjadi adik iparku. '

" maaf, apakah bangku ini kosong ? "

aku segera menoleh.

" ah, iya. " sahutku sambil membersihkan bangku yang kotor akibat abu rokokku.

Wanita itu pun duduk sambil tersenyum kepadaku, lalu dia mengalihkan pandangannya ke depan. Aku segera mematikan rokok, dan membuangnya ke tempat sampah.

" kau sendirian ? "

dia mengangguk.

Aku menawarkan sekaleng soda kepadanya, kebetulan aku membeli dua tadi. Tanpa berpikir panjang dia langsung mengambilnya, lantas meminumnya dengan kasar. Aku hanya memandangnya heran, kenapa wanita cantik ini meminum soda sampai seperti itu.

" kau sedang ada masalah ya ? "

dia meliriku dengan wajah terkejut, lalu mengangguk cepat dan meminum sodanya kembali.

" kau tidak memberikanku obat tidur kan ? "

aku tertawa mendengar pertanyaanya.

" tentu saja tidak. memangnya aku terlihat seperti tampang penjahat ? " tanyaku balik.

dia tertawa lantas menjawab,

" dilihat dari wajahmu yang brewokan, dan pakaianmu yang sedikit urakan. ditambah dengan caramu merokok tadi. siapapun akan mengira kau seperti penjahat yang baru selesai merampok. "

from me to youWhere stories live. Discover now