Part 41

2.1K 223 40
                                    

Aku, Amber, oppa dan unnie duduk berdampingan di balkon apartemen dengan  saling berpegangan tangan. Oppa mulai mengeluarkan sebatang rokok dan menghisapnya, asap putih yang mengepul keluar dari mulutnya. Dia agak menjauh dari kami, karena oppa tahu aku tidak menyukai asap rokok.

" kau mau rokok Jo ? " Tawar oppa.

Aku langsung menatap tajam kearah oppa, dia pun mengalihkan pandangan.

" Amber sudah aku larang untuk merokok oppa. "

" benarkah ? apa kita harus merayakannya ? " Sahut oppa acuh.

Unnie menendang kakinya.

" aku hanya bergurau sayang. " Ucap oppa sambil mengedipkan sebelah matanya.

Untuk beberapa saat lamanya, semua terdiam. Kusandarkan kepalaku di pundak Amber, Tangannya masih menggenggam tanganku. Tiba-tiba oppa memukul pagar balkon cukup keras, sehingga membuat kami semua terkejut..

' bukk ! '

" sepertinya kita harus segera pulang sayang, besok aku ada meeting pagi-pagi. "

" tidak menginap hyung ? " Tanya Amber.

" tidak bisa Jo, mungkin lain kali. "

Amber mendesah pelan, aku rasa dia kecewa. Aku mengusap pipinya, Amber melirikku dan tersenyum.

Oppa dan unnie pun bersiap-siap untuk pulang. Kulihat Amber langsung menyandarkan kepalanya di sofa, sepertinya dia memang benar-benar kecewa. Aku menoleh kearah oppa, yang sibuk membantu unnie membawakan barang-barangnya.

Kami mengantar mereka hingga ke parkiran basement. Sebelum pergi, oppa memeluk Amber dan memelukku, Amber tidak membalas pelukan oppa. Setelah mobil oppa hilang dari pandangan, kami berjalan kembali memasuki apartemen. Amber berjalan mendahuluiku, ini membuatku sedikit kesal karena dia jadi bersikap acuh padaku.

Didalam lift pun kami terdiam, Amber menatap lurus kedepan dengan kedua tanganya, di masukan kedalam saku celananya. Beberapa kali aku berdeham, tetap saja Amber tidak menggubrisnya. Hingga keluar dari lift aku berjalan mendahuluinya.

***

Sepertinya Krystal merajuk, aku sedang tidak dalam mood yang baik untuk membujuknya saat ini. Ketika aku masuk apartemen, aku tidak menemukan Krystal. Aku mencarinya ke dalam kamar, ternyata dia sedang duduk santai di balkon apartemen.

Aku mendesah pelan, lantas menutup pintu kamar dengan perlahan dan berjalan menuju kulkas. Aku sempat membeli beberapa kaleng bir, sebenarnya Krystal sempat marah, tapi karena aku berjanji sesuatu padanya akhirnya dia mengizinkan.

' pessss '

Aku meminum seteguk bir sambil menyalakan tv. Kupencet tombol remote dengan asal, sebenarnya aku tidak berniat untuk nonton tv, tapi aku tidak suka keheningan saat ini. Aku terus memainkan remote tv, hingga aku mendengar suara pintu kamar terbuka. 

" berisik ! jika kamu tidak berniat menontonnya, matikan. " Omel Krystal.

Aku tidak menggubrisnya dan terus memainkan remote tv. Krystal langsung merebut remotenya dan melemparnya ke sembarang tempat. Aku menatapnya datar, sedangkan dia menatapku dengan death glarenya. Kami saling menatap hingga 5 menit lamanya, hingga aku dan dia sama-sama menghela nafas. 

" aku tidak suka kalau kamu marah dengan oppa, aku yang kena imbasnya ! " 

" aku hanya ingin diam, apa itu salah ? "

" SALAH ! karena kamu bersamaku disini, AMBER  STUPID  !! " 

Nafas Krystal tersengal, kurasa dia benar-benar marah.

from me to youWhere stories live. Discover now