l u h

4.2K 444 4
                                    

Jungah berdiri membacakan bagian bacaan yang diminta Kim Ssaem. Selesai membaca gadis itu duduk kembali.

Tak lama, Seulgi yang duduk di belakangnya, menjawil pundaknya.

"Lo lagi dapet?" tanya Seulgi.

"Hah? Tembus ya?" Jungah langsung menoleh menghadap Seulgi. Gadis itu terbelalak. Sedangkan Seulgi mengangguk.

"Banyak banget?"

Untuk kedua kalinya, Seulgi mengangguk.

Mati gue!

Jungah menepuk dahinya. Menyesali kenapa ia tak membawa 'ganti' berlebih. Mungkin saja hal ini tidak akan terjadi.

"Kelihatan jelas?"

"Iya. Mendingan lo pulang terakhir deh.." usul Seulgi.

"Temenin dong!" bisik Jungah yang menyadari bahwa di depan kelas masih ada Kim Ssaem.

Tak berapa lama, bel pulang berbunyi. Kim Ssaem segera mengakhiri pelajarannya, lalu keluar dari kelas.

Jungah segera menoleh lagi, menunggu jawaban Seulgi.

"Sori banget, gue sama Wendy udah ada janji sama temen SMP gue. Dan kita udah telat 30 menit yang lalu," jawab Seulgi. Wajahnya terlihat menyesal.

"Lo nggak bawa ganti?" tanya wendy yang sempat mendengar obrolan mereka tadi.

"Abis. Gue nggak bawa lebih," jawab Jungah.

"Yaaah, gimana dong? Gue juga nggak bawa," kata Wendy.

"Gue juga lagi nggak dapet," ucap Seulgi.

"Gampang deh. Kalian berangkat aja sana. Udah telat kan?" ujar Jungah.

"Lo gimana?" tanya Wendy sedikit cemas.

"Gue mintol kakak gue aja," jawab Jungah.

"Ya udah deh kalo gitu. Kita duluan nggak pa-pa?" tanya Seulgi lagi.

"Iyaa!" jawab Jungah lagi.

Berat hati, Seulgi dan Wendy meninggalkan Jungah. Sedangkan kelas mereka sudah mulai sepi.

Jungah akhirnya menghubungi Jungkook. Namun Jungkook tak mengangkatnya.

"Pasti latihan basket lagi," keluh Jungah.

Berikutnya ia menelepon Taehyung.

Cowok itu mengangkatnya, namun ia bilang tak bisa keluar dari ruang OSIS. Ada urusan dengan OSIS sekolah lain.

Satu-satunya harapan lain adalah Jimin. Karena Namjoon dan Hoseok pasti sudah berangkat ke hakwon.

Diteleponnya Jimin.

"Halo?" terdengar suara Jimin menjawab telepon Jungah.

"Kajim, tolongin Jungah dong. Ini penting, gawat daruraaat!" ujar Jungah sedikit hiperbolis.

"Lo kenapa? Dimana sekarang?" tanya Jimin panik. Maklum, takut Jungah kesasar lagi seperti kemarin.

"Kajim tolong ke minimarket depan sekolah, beliin yang adek kirimin di line Kajim, oke? Pliiiiiis? Adek tunggu di kelas!" ucap Jungah.

Sebelum Jimin menjawab, Jungah sudah berterima kasih dan menutup teleponnya. Gadis itu segera membuka line dan mengirimkan pesan untuk Jimin.

.

With My Brothers | btsWhere stories live. Discover now