w a t i g a

4.5K 331 49
                                    

"Ahya!" panggil Suga yang tengah mengeluarkan mobilnya dari parkiran. Kali ini ia yang akan memakai mobil. Sedangkan Jimin dan Taehyung yang biasanya menggunakan mobil tersebut, akan diantar sopir bersama dengan Namjoon, Hoseok, dan Jungkook.

Jungah tergopoh-gopoh keluar dari rumah, lalu menghampiri Suga. Gadis itu lantas masuk ke mobil sambil meletakkan tasnya ke jok belakang.

Saat akan berangkat..

"Kasug, bentaran. Perut adek sakit!" setelah berkata seperti itu, gadis itu keluar lagi dari mobil, dan berlari ke dalam rumah.

Suga hanya bisa menggeleng-geleng melihat hal itu.

*

Suga dan Jungah kini telah sampai di rumah sakit. Untung saja Jungah tak merasa mulas di tengah jalan. Tapi begitu sampai di parkiran rumah sakit, gadis itu buru-buru keluar dari mobil.

Mana lagi tujuannya jika bukan mencari toilet.

Suga memanggilnya karena terkejut, adiknya itu keluar begitu saja, tanpa berkata apa-apa. Akhirnya cowok itu memutuskan untuk mengikuti Jungah. Dengan sabar ia menunggu agak jauh dari toilet wanita, tapi masih dalam jarak penglihatannya.

Saat gadis itu selesai dengan urusannya, ia lalu keluar dari dalam toilet. Suga langsung saja menghampirinya.

"Masih sakit?" tanya Suga sambil mengelus kepala Jungah pelan. Gadis itu hanya mengangguk.

"Rasanya lemes banget," keluhnya lagi.

"Lo duduk dulu, biar kakak tanyain ke pendaftarannya," ucap Suga.

Mereka lalu berpisah. Suga ke bagian pendaftaran. Sedangkan Jungah ke ruang tunggu.

Cukup lama Jungah dan Suga menunggu, akhirnya nama gadis itu dipanggil juga. Ia segera masuk ke ruang periksa, ditemani oleh Suga.

Dokter tak terlalu lama memeriksa Jungah. Lalu memutuskan bahwa gadis itu tidak perlu rawat inap. Dokter hanya memberikan obat injeksi untuk Jungah sekarang . Lalu beberapa resep untuk diminum di rumah.

Mengetahui bahwa dirinya akan disuntik, Jungah menatap Suga memelas. Gadis itu memang sedikit takut dengan jarum suntik. Ia dulu memilik pengalaman buruk dengan benda itu.

"Kasug.." bisiknya.

"Kenapa, dek? Takut disuntik?" tanya sang dokter. Jungah tersenyum canggung. "Kalo gitu biar ditemeni pacarnya.."

"Itu kakak saya dok," sahut Jungah.

"Oh, kakaknya? Kok nggak mirip? Kakak ketemu gede?" tiba-tiba si dokter mendadak kepo.

"Kakak kandung dok," koreksi Suga, sambil berdiri dari tempat duduknya, lalu beringsut mendekat kepada Jungah yang tengah duduk di ranjang periksa.

Sang dokter menyuruh Jungah untuk mengambil posisi tengkurap.

Dengan berat hati, Jungah melakukannya juga.

"Nggak sakit kok. Cuma seperti digigit semut," hibur sang dokter. Jangan percaya, itu hoax.

Jungah akhirnya memegang lengan Suga. Cowok itu membiarkannya. Yang penting ia tidak mempermalukannya, dan membuat keributan saat menolak saat disuntik.

"Saya suntik ya," sang dokter memberikan aba-aba supaya Jungah mempersiapkan diri.

Gadis itu sudah memejamkan mata, dengan muka mengkerut, menduga seberapa rasa sakit yang menderanya nanti.

Saat sang dokter menyuntiknya, Jungah mengeratkan rahangnya, dan mencengkeram tangan Suga kuat-kuat. Suga menggigit bibirnya, menahan rasa sakit akibat cengkeraman adiknya itu.

Sensasi jarum suntik yang bergesekan dengan kulit dirasakan oleh Jungah. Bahkan di kepala gadis itu terbayang sangat jelas.

"Sudah selesai," ucap sang dokter beberapa saat kemudian.

Jungah menghela napas lega. Begitu pula Suga.

"Nggak sakit, kan?" tanya dokter tersebut kepada Jungah.

Jungah hanya menatapnya sinis tanpa berkata apa-apa. Suga yang melihat hal itu, langsung menegurnya.

"Adek ah! Lo udah pernah diajari sopan kan?" sindirnya. "Minta maaf!"

"Maaf ya dokter. Saya tadi cuma nggak setuju aja sama ucapan dokter," kata Jungah patuh.

Sang dokter hanya mengangguk seraya tersenyum geli mendengar ucapan Jungah.

"Oke. Jadi saya akan resepkan beberapa obat yang harus diminum. Nanti bisa ditebus di tempat pengambilan obat," jelas sang dokter.

"Baik dok, terima kasih," jawab Suga.

Jungah yang telah duduk di sebelah Suga, menyenggol cowok itu. Ia lalu berbisik, "Kasug, jangan lupa surat izinnya."

"Oh, iya. Hampir lupa," gumam Suga.

"Mm.. anu dok, minta surat izin tidak masuk sekolah," tambah Suga kemudian.

"Baik, nanti bisa diambil di bagian pendaftaran ya," jawab sang dokter lagi.

"Oke dok. Terima kasih banyak, kami permisi," pamit Suga. Jungah juga mengucapkan terima kasih, lalu segera menyusul Suga keluar dari ruangan dokter tersebut.

*

Sementara Suga menunggu antrian pengambilan obat, lagi-lagi Jungah memegang perutnya. Gadis itu mendekat ke arah Suga.

"Kasug... adek ke toilet lagi ya," bisiknya pelan. Takut seseorang yang duduk di sebelah Suga mendengar ucapannya.

Suga mengangguk. "Kakak tungguin disini. Ntar kalo nggak ada, cari di kasir sebelah sana ya," Suga menunjuk ke lorong di arah kanannya.

"Oke, bos!" sahut Jungah, sembari beranjak menuju toilet rumah sakit.

*

Cukup lama Jungah berada di toilet. Perutnya mulas tak terkira. Hingga kini, ia kembali lemas. Padahal setelah disuntik, Jungah merasa jauh lebih baik.

Gadis itu keluar dari toilet dengan langkah gontai.

Tepat di langkahnya yang ketiga, sayup-sayup ia mendengar seseorang memanggil namanya. Jungah menoleh mencari-cari siapa yang menyerukan namanya barusan.

"Bang Jungah!"

Sebuah sosok mendekat dengan senyum ceria di wajahnya. Sosok yang cukup familiar, hingga Jungah bisa mengenali dari jarak tersebut.

"Yugyeom? Ngapain disini?" tanya Jungah heran. Pasalnya Yugyeom terlihat normal-normal saja.

Jungah menatap Yugyeom takut-takut.

"Ng... Gyeom,"





"...titit lho nggak infeksi gegara yang kemaren kan?"

*

halo.

buat yang minta next, nyoh!

hehe.

peace.

minus.

one.

equal.

GD.

oke. abaikan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 22, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

With My Brothers | btsWhere stories live. Discover now