n a m b e l a s

3.8K 413 43
                                    

"Delapan - tujuh!" teriak Jungah mengumumkan skor tiap tim. Tim Jungkook selangkah lebih maju dari timnya Suga.

"Kasuga, ini pake deuce nggak?" tanya Jungah.

"Hah.. nggak.. hah.. hah.. nggak usaah!" jawab cowok itu sambil tersengal mengatur nafasnya.

"Oke!" jawab Jungah.

Pertandingan two-on-two tersebut berlangsung cukup seru. Keempatnya tak ingin kalah dari tim yang lain, sehingga mereka berusaha keras. Hasilnya, Suga mencetak poin untuk timnya. Berturut-turut dengan Namjoon. Sehingga sekarang mereka lebih unggul dari tim Jikook.

"Delapan - sembilan!" seru Jungah. Gadis itu kembali bersorak untuk mendukung. Ia melompat-lompat kecil, layaknya seorang cheerleader.

Tiba-tiba...

Woosh..... bugh!!

Bola basket yang akan dilemparkan Jimin kepada Jungkook, di-rebound oleh Namjoon. Namun sayang Namjoon tak dapat mengontrol tenaganya, sehingga bola itu terbang mengenai Jungah.

Jungah langsung berjongkok, sambil memeluk tubuhnya sendiri. Pasalnya bola tersebut tepat mengenai bagian... dadanya.

Jimin, Jungkook, dan Suga terkejut sampai mereka terdiam sesaat. Namjoon juga hanya berdiri mematung menyadari kesalahannya.

"Adek!"

"Ah-ya!"

"Jung!"

Ketiganya berlari mendekat menghampiri Jungah, minus Namjoon. Jungkook menyentuh Jungah pelan, tepat di pundaknya. Yang lainnya bingung hendak berbuat apa, karena yang terkena adalah bagian sensitif perempuan. Sedangkan mereka kesemuanya berbatang.

"Jung, lo nggak pa-pa?" tanya Suga khawatir.

Jungah masih meringis. Bahkan ia mulai terisak. Gadis itu menangis lantaran rasa sakit di dadanya serta rasa terkejut karena bola tersebut menuju ke arahnya.

"Mana yang sakit, dek? Mau Kajim pijitin?" tawar Jimin, yang langsung disambut pukulan dari Suga dan Jungkook.

"Sakit.." ucap gadis itu.

"Mending balik ke mobil yuk, sekarang?" ajak Jungkook.

"Bisa jalan?" tanya Suga. Jungah mengangguk.

Sambil dibimbing oleh Jungkook, Jungah berjalan pelan-pelan. Suga juga membantu di sisi lain tubuh Jungah.

Sedangkan Jimin memilih menghampiri Namjoon yang masih terkejut. Ia paham kenapa kakaknya tersebut seperti itu. Namjoon tidak sengaja melakukan itu kepada adik bungsu mereka, tapi tetap saja rasa bersalah merayapi hatinya. Terlebih lagi melihat air mata Jungah.

"Kajun, balik yuk?" ajaknya. Namjoon mengangguk lesu, lalu membuntuti Jimin di belakangnya.

*

Saat Jimin dan Namjoon tiba di tempat menginap mereka, Jungah sudah lebih tenang. Jin, sebagai yang tertua, telah menangani situasi dengan baik.

Mengetahui kedatangan Namjoon, yang lain meninggalkan Jungah agar keduanya bisa bicara.

Namjoon mendekati Jungah perlahan. Atmosfer kecanggungan bisa dirasakan diantara keduanya.

"Dek, maafin kakak. Kakak nggak sengaja," Namjoon meminta maaf dengan sepenuh hati.

Jungah menatap Namjoon yang masih menunduk. "Kajun nggak salah. Adek tahu, abang nggak sengaja. Cuman karena kaget aja, jadi adek nangis."

"Tapi adek nggak pa-pa?" tanya Namjoon lagi. Kali ini menatap Jungah khawatir.

"Ya pa-pa lah!" Jungah manyun.

Namjoon kemudian tersenyum. "Maaf."

Tangannya lalu mengusap kepala Jungah lembut. "Dimaafin, kan?"

"Pake syarat tapi," gadis itu tersenyum miring.

"Yadeh, apa?"

"Beliin tiket konser. Ya? Ya? Ya?" ucap gadis itu.

"Niat ngerampok?" Namjoon mendecih. Jungah hanya terkekeh. "Lihat tabungan dulu. Kalo enggak cukup, kakak traktir."

"Call!" seru Jungah.

"Dasar!" giliran Namjoon yang manyun.

"Biarin!" sahut Jungah, sambil tersenyum. Lupa akan sakitnya akibat Namjoon.

*

With My Brothers | btsWhere stories live. Discover now