s e b e l a s

4.4K 438 18
                                    

Jungah
Kajim, tolong beliin :
- pembalut yang Charm Extra Maxi Wings (inget! yang bersayap!)
- CD yang itu, ukuran M

sama bawain sweater, ato jaket, ato yang lainnya buat nutupin rok gue!

makasih kajim 😍😘😘😘😘

ailafyu 🙆🙆🙆🙆🙆

Mumumumumu


*


Damn!

Jimin mendengus kesal melihat line dari Jungah. Dia merasa dibohongi karena ia berpikir Jungah tersasar lagi. Tak tahunya adiknya itu dengan tak tahu dirinya meminta dibelikan barang-barang yang tak mungkin dibeli oleh laki-laki.

Ia sempat kebingungan, tapi akhirnya ia berangkat juga. Cowok itu berjalan ke minimarket depan sekolah.

Sampai disana, Jimin berkeliling mencari barang yang diminta adiknya tersebut. Setelah menemukan rak yang dicari, Jimin melihat ke sekitar. Mengamati keadaan. Mencari timing yang pas untuk membawanya ke kasir dan membayar.

Gerak-gerik Jimin yang menoleh kesana kemari sempat membuat sang kasir mengamatinya. Namun begitu Jimin membawa belanjaannya ke kasir, sang kasir mengerti. Sang kasir sempat menatap Jimin aneh.

Buru-buru Jimin mengatakan, "Buruan dibungkus mbak, titipan adek saya nih."

Entah kenapa Jimin mencoba menjelaskan ke mbak-mbak kasir dihadapannya.

Sang mbak-mbak kasir hanya menatapnya tanpa ekspresi. Tangannya dengan cekatan memasukkan barang belanjaan Jimin ke kantong plastik. Berikutnya ia menyebutkan nominal yang harus dibayar Jimin.

Jimin menyerahkan kartu kredit miliknya.

Selesai membayar, Jimin segera kembali ke sekolah. Kakinya melangkah lebar-lebar menuju kelas Jungah.

Di depan pintu kelas Jungah, Jimin berdiri. Nafasnya ngos-ngosan.

"Ahya!" panggilnya.

"Finally Kajim dateng juga!" ucap Jungah bahagia. Saking terharunya, matanya berkaca-kaca.

"Nih!" Jimin meletakkan kantong plastik yang ia bawa ke meja Jungah.

"Uwuu, Kajim so sweet banget deh ah!" Jungah berdiri, lalu menggenggam tangan Jimin erat.

"Udah buruan!" ucap Jimin risih.

"Oke. Kajim, satu lagi," Jungah menatap Jimin penuh harap. Matanya berkedip-kedip beberapa kali.

"Apa?" tanya Jimin.

"Bersihin kursi adek ya?" Jungah meringis. Menampilkan aegyo mautnya.

Jungah menggeser badannya menjauh dari kursi, memperlihatkan kursi yang ia duduki terdapat bercak disana. "Tisu basah ada di tas adek."

"Oh iya, jaket dong Kajim," pinta Jungah lagi.

Jimin mendecak kesal, sambil melepaskan jaket yang ia pakai. Kemudian mengulurkannya kepada Jungah. Gadis itu menerimanya, lalu segera mengikatkan jaket tersebut, melingkari pinggangnya. Mencoba nenutupi rok bagian belakangnya.

Kemudian gadis itu berlari ke toilet, meninggalkan Jimin yang misuh-misuh, sambil mengelap kursi Jungah menggunakan tisu basah.

*

Sore itu Jimin terpaksa pulang lebih dulu dengan Jungah menggunakan mobil Taehyung. Sedangkan Taehyung akan pulang bersama Jungkook yang dijemput oleh sopir ayahnya.

Jimin dan Jungah berjalan beriringan menuju parkiran. Untung saja parkiran cukup sepi. Sehingga Jungah tak begitu khawatir ada yang memergokinya sedang 'bocor'.

"Kajim, makasih banget udah nolongin Jungah," ucap Jungah.

"Oke," jawab Jimin sekenanya.

"Jungah ada hadiah buat Kajim," Jungah tersenyum menatap Jimin.

Gadis itu mendekat, lalu memberikan sebuah kecupan di pipi Jimin.

"Ahya! Ini kan di sekolah. Kan malu dilihat orang," Jimin menegur adeknya tersebut. Bibirnya mengerucut.

"Ih iya deh maaf," ganti Jungah yang manyun, lalu segera memasuki mobil Taehyung.

Jimin berjalan ke sisi kiri mobil, lalu duduk di jok sopir.

Segera dinyalakannya mesin mobil lalu dilajukannya benda itu membelah keramaian jalanan Seoul.

*

With My Brothers | btsWhere stories live. Discover now