Chapter 15 : My Half One

2.4K 185 7
                                    

Nilam!

Aku berjalan cepat memutari tepi kolam yang berbentuk lingkaran itu. Gadis yang kulihat itu masih berusaha menenangkan anak perempuan yang menangis di gendongannya.

"NILAM!"

Seketika gadis itu membeku dan perlahan menoleh ke belakang. Aku tidak percaya ini, dia benar-benar Nilam! Aku menghampirinya dengan cepat. Perasaan bahagia, lega, dan rindu mengaduk-aduk dadaku. Aku sudah lama menanti momen ini. Aku berjalan dengan senyum lebar diwajahku.

"Berhenti!" katanya tajam. "Jangan mendekat."

Aku tertegun. Air mukanya berubah menjadi masam, penuh kebencian. Dia menurunkan anak perempuan itu dan membiarkannya menangis di atas rumput.

"Nilam, kakak merindukanmu."kataku seraya mengambil satu langkah maju.

"Aku bilang jangan mendekat!"

"Apa yang kau bicarakan?" kataku masih bingung dengan reaksinya.

"Aku-mem-benci-mu. Dengar? Aku membencimu."

Aku melihat sekilas airmata membendung disudut matanya, namun dengan cepat dia memalingkan wajahnya. "Aku tidak mengerti. Mengapa kau membenciku?"

Dia menghampiriku dengan cepat, aku sedikit takut dengan ekspresi kebenciannya. "Mengapa? Kau tidak sadar kesalahanmu?" desisnya. "Bravo sister!" katanya sinis seraya menepukkan tangan.

"Nilam, kakak mohon jangan seperti ini. jelaskan padaku mengapa kau membenciku. Sudah lama aku mencari-carimu dan keluarga kita. Dan inikah yang kakak dapatkan setelah berbulan-bulan mencari kalian?"

Dia tertawa sinis, "Keluarga? Tidak ada lagi keluarga, my beloved sister. Semuanya karenamu!" katanya seraya menunjukkan tangannya kehadapan wajahku. "Setelah berita tentangmu yang hilang di hutan sampai ke telinga papa, setiap hari dia ke Puncak dan melakukan pencarian dengan tim SAR. Dia bolos dari kantornya hanya untuk ikut mencarimu!"

Aku tertegun, tak mampu bicara apapun.

"Dan kemudian dia dipecat. Itu semua karenamu, Leia! Ketika tim SAR menghentikan pencarian, Papa menghabiskan tabungannya untuk menyewa orang dan mencarimu selama berminggu-minggu ke hutan! Yang dia lakukan hanyalah mencari-mencari-mencari! Ketika tabungannya habis, dia menjual mobil lalu rumah hanya untukmu! Sementara saat itu Nilam juga sedang butuh uang untuk berobat, kak. Tapi dia bilang urusanmu lebih penting dariku. Diantara kita berdua, memang dari dulu dia lebih menyayangimu!!"

Airmata menetes disebelah matanya. Dengan kasar ia mengusapnya. "Ya! Leia anak pintar, Leia yang dewasa, Leia Juara olimpiade, Leia dapat beasiswa, dia selalu membangga-banggakanmu!"

"Nilam, kau jangan bicara begitu." Kataku pasrah seraya memeras bahunya. Dengan kasar ia menepis tanganku.

"Bahkan namamu saja dia ambil dari nama bintang. Sedangkan aku? Nilam? Dia sendiri tidak tahu apa artinya. Saat kau lulus UN dan aku tidak, dia habis-habisan membanding-bandingkanku dengan mu. Aku frustasi, kau tidak pernah tahu kan? Ya! Karena kau sibuk dengan urusan di kampus-mu. Sementara diam-diam aku mencari kerja agar membuktikan aku juga bisa sukses!"

Aku tidak mampu mengucap apapun dihadapan saudari kembarku ini. Ya, Nilam adalah kembaranku. Dia terlahir 3 menit setelahku. Yang membedakan kami berdua hanyalah warna rambutnya dan pupil matanya yang coklat, sementara punyaku hitam. Sifatnya jauh berbeda dariku. Saat aku menghabiskan waktuku diantara tumpukan buku, dia selalu bolos sekolah bersama teman dan pacarnya. Papa sering memarahinya karena pulang malam, namun dia seringkali berontak dan selalu berakhir pertengkaran. Dia pernah kabur dari rumah selama berhari-hari, namun Papa sama sekali tidak mempedulikannya. Papa hanya bilang Nilam pasti pulang kalau uangnya sudah habis.

His Possession (Completed)Where stories live. Discover now