Chapter 29 : Wild Diamonds

1.8K 138 17
                                    

Ithilien, 5 tahun setelah kejadian terakhir

Feanor mengontrol pikiran staff-staff laundry agar satu persatu keluar ruangan, meninggalkan Nerdanel sendirian. Bakat yang baru dia peroleh saat ulang tahunnya seminggu lalu. Dia melihat elleth yang masih menjemur sprei-sprei, tidak sadar hanya tinggal dia di ruangan itu.

"Adel?"

Nerdanel menghentikan pekerjaan-nya, dia tahu betul siapa pemilik suara itu.

"Ya, Feanor?" Tanyanya, berusaha menghindari tatapan intens ellon itu. Pasangannya memang belum cukup umur, tapi secara fisik, dia sudah bisa dibilang dewasa. Tubuhnya paling tinggi diantara keluarganya, bahkan melebihi tinggi Oropher dan Thranduil. Lengannya berotot dengan dada bidang hasil latihan fisik bertahun-tahun.

"Bisa kita bicara?"

Masih menghindari tatapannya, Nerdanel membalikkan punggung, berhadapan dengan Feanor. Ada sesuatu yang berbeda dengan Feanor sejak ulang tahun ke-23 nya seminggu lalu.

"Apa kau menghindariku?"

Nerdanel tertawa canggung, "Tentu saja tidak."

"Kalau begitu tatap aku, Adel." Kata Feanor dengan suara menggoda yang mengejutkan. Elleth itu lebih tua ratusan tahun, Demi Valar! Bisa-bisanya seorang elfling membuat dirinya kikuk. Sambil mengontrol ekspresinya, Nerdanel perlahan menatap wajah Feanor. Dia terkejut dengan ekspresi ellon didepannya...nafsu. Nerdanel menelan ludah, perasaannya seketika berubah menjadi was-was.

Elleth itu melihat dengan terkejut saat Feanor memojokkannya ke dinding. DIa menggenggam tangan Nerdanel dan menciumi jarinya satu persatu terus naik sampai ke lengan. matanya tidak pernah meninggalkan Nerdanel, menjerat setiap untai feanya dengan ketat.

"Aku ingat kau, Adel. Aku ingat semuanya." Kata Feanor, menekankan kata 'semuanya' membuat Nerdanel memerah. Feanor menciumi leher Nerdanel dengan liar, dia menahan tubuh elleth itu agar tidak lari. "Aku selalu berkhayal tentangmu setiap malam." Bisiknya, tangannya mulai nakal menggerayangi tubuh Nerdanel. "Aku tidak tahan..."

"Feanor!" Teriak Nerdanel, mendorongnya sekuat tenaga hingga tubuh mereka terpisah. "Kau baru 23 tahun! Seharusnya kau tidak.."

"Tidak apa?" Potong Feanor. "Memikirkan wanita yang kucintai? Memikirkan cara bercinta dengannya?"

"Aku belum jadi istrimu lagi sekarang, tidak sampai kita mengikat ulang. Setelah itu.."

"Setelah itu apa?" Tantang Feanor. "Hidup bahagia selamanya? Aku mau kau, Adel. Aku mau kau sama seperti dulu. Di ranjangku. Setiap malam."

"Tidak sampai kau berumur 25 tahun!" Teriak Nerdanel, sekilas dia melihat mata Feanor yang nyalang. Kesunyian merayapi ruangan itu.

"Larilah..Adel...lari sejauh yang kau bisa. Tapi ingat, predator tidak akan berhenti mengejar buruannya." Feanor menggigit bibir bawahnya, berbisik dengan sensual. "Ya, aku pastikan tidak akan ada seorangpun yang bisa...menyelamatkanmu."

Feanor meninggalkan Nerdanel di ruang itu. Elleth itu kenal persis tatapan mata Feanor, tatapan ambisius yang dulu dipancarkan untuk merebut tahta Raja Noldor, tatapan yang dipancarkan tiap kali dia melihat Silmaril berharganya. Dan kini, tatapan itu ditujukan padanya. Dia menelan ludah, hidupnya tidak akan pernah tenang lagi.

Beberapa menit kemudian staff-staff Laundry kembali, bingung kenapa mereka bisa ada diluar ruangan.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Luthien akan kecewa dia melewatkan kedatangan Glorfindel." Gumam Emily pada suaminya.

"Kalau begitu kau tidak kenal Luthien dengan baik," Balas Finarfin cemas. "Dia akan senang setiap orang menyadari ketidak-hadirannya, untuk menunjukkan dia sudah tidak peduli lagi pada Glorfindel."

His Possession (Completed)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon