Chapter 17 : My Sons?

3K 208 8
                                    

Sudah hampir dua minggu berlalu semenjak pertemuanku dengan Nilam. Dari Pusat Informasi, aku meminta alamat gadis bernama Helen itu. Tapi bagiku dia masih Nilam, adikku. Setiap hari aku berusaha mengunjungi apartemennya, tapi dia selalu langsung menutup pintu ketika melihat wajahku. Kami memang sering bertengkar dulu, tapi belum pernah sampai separah ini. Dia boleh saja menghindariku. Tapi aku tidak akan berhenti mendatanginya sampai dia memaafkanku.

Aku mendapatkan informasi bahwa Nilam bekerja sebagai Palang Merah dan sekarang sedang menuju Gondor. Karena itulah kini aku sedang mengepak pakaian-pakaianku dan akan menyusulnya kesana. Sekalian aku ingin bertemu dengan suamiku dan memberitahu berita mengenai kandunganku. Syukur-syukur aku cepat melahirkan disana, aku sudah tidak kuat lagi membawa dua bayi besar ini. Seakan perutku akan pecah jika terus membesar seperti ini.

Aku menaiki sejenis pesawat-taksi yang kusewa bersama dengan pilotnya. Aku tidak mampu lagi bepergian sendiri ke tempat jauh, itu akan sangat-sangat melelahkan.

Pesawat ku melewati daerah Mordor yang kini sudah hancur lebur. Menara Barad-dur markas Sauron telah tumbang, gunung berapi Orodruin hancur akibat erupsi besarnya. Pesawat kemudian melewati kota mati Osgiliath, tidak lama lagi akan sampai di Minas Tirith. Dari kaca jendela kulihat kota putih Minas Tirith disinari cahaya oranye matahari. Mulutku menganga, kota itu sangat indah! Bagaimana mereka dapat membangun kota itu tanpa bantuan alat modern? Benar-benar sebuah mahakarya!

 Mulutku menganga, kota itu sangat indah! Bagaimana mereka dapat membangun kota itu tanpa bantuan alat modern? Benar-benar sebuah mahakarya!

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Segerombol pasukan dengan baju zirah emas berjalan menuju Minas Tirith. Mereka membawa banner hijau yang sepertinya pernah kulihat. Didepan pasukan itu ada seorang pria bermahkota yang menunggangi rusa besar. Aku kenal dia!

"Sir, berhenti disana." Kataku pada pilot. Dia langsung menurunkan pesawat ditempat yang kutunjuk.

Pria yang menunggangi rusa itu mengangkat tangan dengan regal, mengisyaratkan pasukannya untuk berhenti

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Pria yang menunggangi rusa itu mengangkat tangan dengan regal, mengisyaratkan pasukannya untuk berhenti. Dengan cepat aku keluar pesawat dan tersenyum lebar.

"Father!" teriakku sambil berjalan mendekatinya.

Matanya membulat seolah melihat hantu. Aku tertawa bodoh melihat ekspresinya. "Ayolah! Sambut menantumu ini, Father!"

His Possession (Completed)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt