Chapter 23 : The Prankster

2.3K 173 8
                                    


6 tahun setelah kejadian terakhir

Aku merenggangkan tangan bersiap menandatangani setumpuk kertas di meja studiku. Aku sengaja bangun lebih awal agar menyelesaikan tugasku tepat sebelum sarapan pagi dimulai . Thranduil tidak suka ada yang terlambat saat sarapan. Dia ingin seluruh keluarga hadir di meja makan. Tapi hari ini Legolas tidak bisa hadir, dia semakin sibuk dengan kerjasama antar kerajaan.

Aku meraih satu kertas dan mulai membaca. Baru satu kata kubaca tiba-tiba ketukan terdengar dari pintu. Aku memutar bola mata. Komplain pertama hari ini, pikirku.

"Masuk."

Seorang ellon dan dua orang elleth yang kukenal bekerja sebagai koki kerajaan masuk dan membungkuk.

Ready...set...go!

"My Lady, maaf mengganggumu pagi-pagi. Tapi ini darurat.,." Dia tampak ragu-ragu. Aku mengangkat alis memintanya melanjutkan. "Ada yang menukar label gula dan garam di dapur utama. Seluruh makanan untuk staff kerajaan sudah terlanjur di masak, masakan itu jadi sangat...asin, dan kami tidak punya waktu untuk memasak ulang. Seorang pelayan melihat Pangeran dan Putri diam-diam keluar dari dapur sebelum kami hadir."

"Apa makanan untuk keluarga-ku juga seperti itu?"

"Tidak, My Lady. Syukurlah. Kami membuat makanan untuk staff terlebih dahulu baru makanan untuk bangsawan, agar masih hangat saat dihidangkan."

"Aku ingin makanan yang dimakan para staff dihidangkan di meja utama."

Mereka bertiga terbelalak dan bertukar pandang satu sama lain. "Tapi, My Lady-rasanya-"

"Jika kalian pagi ini terpaksa memakan makanan tidak layak itu, kami juga akan merasakannya. Dan jangan lupa di hias secantik mungkin, aku tidak mau ada yang curiga." Kataku singkat sambil pura-pura membaca kertas di depanku. Aku ingin mereka secepatnya pergi, karena aku punya firasat akan ada orang lagi yang ingin complain. Apa sebaiknya aku sediakan nomor antrian saja ya didepan ruanganku.

Mereka membungkuk dan pergi menutup pintu dengan pelan. Belum sampai pintu tertutup sempurna, Finarfin masuk dengan gusar. Dia membawa tiga buku tebal dan menaruhnya di depanku, mengisyaratkanku untuk membukanya.

"Mereka benar-benar kacau, Naneth! Seluruh buku-ku dipenuhi gambar-gambar konyol! Lihat ini," Dia mengambil satu buku dan membuka halaman tertentu, di pinggiran halamannya penuh gambar wajah bulat yang menjulurkan lidah. Dibawahnya diberi tulisan, 'Finarfin jelek, aku cantik.'

"Aku yakin ini ulah Luthien. Aku kenal betul tulisannya. Dan ini,.." Dia membuka halaman lain, dimana sudah dikontaminasi tulisan ceker ayam.

"Dan satu lagi yang menunjukkan mereka pelakunya." Katanya serius seolah sedang menunjukkan barang bukti perkara kriminal. Dia membuka halaman terakhir, penuh tulisan :

'I'm handsome'

'F is Fabulous. By : F'

Aku melihatnya dan mendengus geli. "Kau dibilang fabulous oleh Feanor harusnya kau berterima kasih."

Dia memutar bola mata dengan jengkel, "F ini bukan Finarfin. Tapi Feanor. Kalau kau tidak tahu, dia itu anak kecil yang narsis, Naneth."

Aku menatap terhibur remaja tanggung di hadapanku. "Adik-adikmu itu sangat unik dan cerdas, Finarfin. Istana ini akan sepi tanpa mereka." Terutama kebiasaan mereka berlarian di koridor, atau mengetuk satu persatu pintu kamar pelayan malam-malam dan sembunyi ketika pelayan itu keluar. Kejahilan mereka sudah jadi legenda di istana ini.

His Possession (Completed)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن