Chapter 26 : Gi Melin

2.1K 150 7
                                    

Teman-temannya khawatir, benar-benar cemas. Mereka takut gadis itu sudah kehilangan akal sehatnya. Matanya jauh menatap keluar jendela kelas, diam dalam lamunan, lalu senyum-senyum sendiri. Dia juga kini sering menolak jika teman-temannya mengajaknya lewat di kelas royal, melakukan aktivitas melirik ellon-ellon bangsawan yang tampan. Sekarang dia hanya datang sekolah, belajar di kelas, dan langsung pulang. Melewatkan kebiasaan makan di kantin, saling menggoda satu sama lain tiap ada ellon kesukaan mereka yang lewat . Emily seperti menghindari sesuatu--atau seseorang-- benar-benar bukan seperti Emily yang biasanya!

Hal itu sudah terjadi hampir tujuh bulan setelah malam perayaan, dan akhir-akhir ini bertambah parah. Tidak ada yang tahu sebab musabab keanehan Emily. Nellie pernah menyarankan agar temannya dibawa ke ahli jiwa, saran yang langsung ditolak mentah-mentah oleh Alasse yang menduga Emily kerasukan roh penunggu hutan, berhubung Ithilien dulunya adalah wilayah Sauron. Miranda punya pendapat lain yang agak logis dan bermutu: Emily sedang jatuh cinta. Tapi berhubung yang bersangkutan selalu mengelak tiap kali ditanyai, maka sampai sekarang kasus itu belum terpecahkan.

Tidak ada yang tahu jika setiap minggu sore, Emily dan Finarfin diam-diam bertemu di labirin. Diantara dinding dedaunan yang berkelok itu mereka saling berbincang. Entah itu hanya sekedar berbagi pendapat mengenai politik hingga mengomentari hal remeh temeh seperti model baru seragam Galadhrim yang terlalu mencolok. Mereka sangat dekat, tapi hubungan mereka stagnan. Bagi Finarfin, Emily adalah elleth yang rumit, gadis itu selalu nyaman diajak bicara namun bisa tiba-tiba membeku jika Finarfin berada terlalu dekat. Finarfin tahu hubungannya dengan Emily hanya sebatas teman, tapi jauh dalam hati dia mau lebih. Dia mau gadis itu menjadi miliknya. Tapi gadis itu selalu menjauh tiap ia mendekatinya, dan itu membuatnya frustasi!

Emily punya alasan tersendiri kenapa dia menjaga jarak dengan Finarfin. Dia tidak mau jatuh cinta lebih dalam padanya, karena bagaimanapun juga hanya sakit hati yang akan didapat. Lady Vienna lah yang ellon itu kenal selama ini, bukan Emily Ammariel, putri seorang pelayan. Sudah sejak lama dia ingin mengakui identitasnya, namun dia takut, tidak ingin kehilangan Finarfin.

Dengan ujung pulpen di mulutnya, elleth itu menatap keluar jendela. Dia hapal betul hari ini jadwal olahraga murid-murid kelas bangsawan. Emily mengamati seorang ellon berambut emas yang bermain sepak bola di lapangan sekolahnya. Dia tersenyum, mengingat kejadian tiga bulan lalu.

Flashback

Sore itu seperti biasa, Finarfin menunggunya di pintu masuk labirin. Kali ini ada yang berbeda dengannya. Dia membawa dua buah busur. Emily mengerutkan kening ketika Finarfin memberi salah satu busur padanya.

"Kau pernah bilang ingin berlatih memanah, apa kau sudah lupa?" katanya sambil tersenyum simpul.

"Kau masih ingat?"

"Aku ingat semua tentangmu, Vienna."

Gadis itu langsung merona merah, hal yang membuat tangan Finarfin gatal ingin mencubitnya. Sayangnya dia bukan seperti Oropher yang tidak akan sungkan-sungkan mendekap elleth yang disukainya. Demi Valar, bahkan adik kecilnya Feanor punya nyali memeluk pasangannya yang jauh lebih tua. Jika saudara-saudaranya tahu dilemma ini, mereka akan mengejek Finarfin tanpa ampun.

Dia membawa Emily jauh ke dalam hutan. Mereka sampai di sebuah lapangan kecil yang tertutup pohon-pohon ashnut. Target sudah terpasang di tiga pohon dengan jarak yang berbeda. Emily dapat mendengar percikan air di sekitar tempat itu, tidak salah lagi ada air terjun di dekatnya.

"Punyamu masih busur pemula, jadi lebih pendek. Sekarang perhatikan aku." Kata Finarfin seraya mengambil ancang-ancang. Kaki kiri di depan, satunya di belakang. Dia memegang panah dengan tiga jari lalu ditarik melewati telinga. Dan..

His Possession (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang