Chapter 30 : Determination

1.7K 134 13
                                    

Luthien di sambut oleh seorang pelayan yang menjaga cottage milik keluarganya. Dia tahu Glorfindel mengikutinya, tapi dia tidak menyangka orang itu punya nyali untuk meneruskan argumen mereka. Luthien menghempaskan tubuhnya ke kasur dan menatap langit-langit kamar, tak lama kemudian ketukan pintu terdengar.

"Luthien Legolasiel! Buka pintumu segera!"

"Pergilah! Aku tidak mood bicara denganmu!" Jawab Luthien.

"Jika kau tidak membukanya detik ini juga, aku akan menghancurkan pintu ini!"

Luthien mendengus keras, "Silakan! Kakakku sering mengancam seperti itu, tapi tidak ada yang berani, begitu juga kau!" Dia menjerit saat Glorrfindel menendang pintu hingga kenopnya jebol dan memasuki kamar. Elleth itu loncat dari tempat tidur dan mundur beberapa langkah ketika Glorfindel mulai berjalan kearahnya.

"Apa kau berkata bahwa aku harus mengabaikan tugasku dan meninggalkan penduduk Harad berjuang untuk kemerdekaannya sendirian?"

Perlahan Luthien berjalan menuju pintu sementara Glorfindel terus mengikutinya seperti singa hendak menerkam.

"Apa kau berpikir orang manja dan egois sepertimu lebih berharga dibanding ratusan anak-anak dan pengungsi di sana?"

"Tidak," Gumam Luthien, tahu jika dia hanya butuh beberapa langkah lagi untuk keluar kamar dan kabur dari Glorfindel. Sebelum dia bisa mengambil langkah, Glorfindel lompat dan menarik Luthien, memenjarakan gadis itu diantara lengannya yang berotot dan pintu kayu.

"Jadi, kalau kau pikir aku melakukan hal yang benar, kenapa kau memperlakukanku seperti aku ini bajingan tidak punya hati?" Mulut Glorfindel hanya beberapa inch dari wajah Luthien. Dia tahu gadis itu ketakutan. Ini adalah sisi lain dirinya yang jarang sekali keluar. Biasanya hanya ketika dalam pertempuran. Tapi baginya ini adalah pertempuran, yang menentukan apa dia akan selalu menyerah dan mengalah pada Luthien atau dia akan diperlakukan dengan hormat dan setara dalam hubungan mereka.

Glorfindel tahu Luthien ini belum menjadi Luthien Tinuviel, Ratu Doriath sesungguhnya. Bukan Tinuviel yang manis, suka menari-nari di hutan, dan anggun. Butuh waktu sampai usia kedewasaannya agar Luthien memiliki kembali sifat dan watak dari kehidupan sebelumnya, tapi Glorfindel bertaruh Luthien tidak akan banyak berubah. Untuk itu dia tidak mau memanjakan Luthien sama seperti keluarganya selama ini.

"Bagaimana jika kita meluruskan masalah ini dengan caraku?" Glorfindel menaruh tangannya di leher Luthien dan menarik wajahnya, mencium bibir elleth itu dengan bergairah. Dia terkejut saat tangan Luthien masuk ke bajunya dan menjelajahi dada bidangnya. Glorfindel menjauhkan dirinya, "Luthien..berhenti menggodaku. Kita belum mengikat." Protes Glorfindel.

"Tentu aku ingin mengikat denganmu! Sekarang cium aku!" Pinta Luthien manja.

"Kau mau jadi istriku?" Glorfindel tidak percaya, cepat sekali Luthien berubah pikiran.

Tanpa basa-basi Luthien menarik keatas baju yang dipakai Glorfindel, "Aku Cuma mau memastikan calon suamiku memenuhi standar."

"Apa yang kau lakukan?" Glorfindel memandang tangan Luthien yang bermain-main dengan perut sixpack nya. Segera dia menepis tangan Luthien dan menurunkan kausnya lagi, "Aku tidak mau melakukannya."

"Apa? Kenapa?"

"Kau itu seorang putri, aku tidak akan memperlakukanmu seperti wanita murahan."

Luthien menghela napas. Dia tahu Glorfindel akan menolak. Lagipula dia adalah ellon terhormat dan disiplin, dia akan mengikuti setiap aturan dan memujanya seperti pedoman hidup. Kalau dia memutuskan tidak akan bercinta sebelum mengikat, maka keputusannya adalah final.

His Possession (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang