Chapter 21 : Ithilien

2.5K 171 18
                                    

Chapter ini akan berbeda dari chapter selanjutnya dan banyak perubahan yang terjadi. Mulai dari sudut pandang, hingga gaya hidup.

5 tahun setelah kejadian terakhir.

"Aku tidak mau sekolah. Guru-gurunya membosankan." Keluh Oropher yang masih malas-malasan di tempat tidur.

"Cepat bangun, kak! Naneth akan datang." Finarfin menarik-narik tangan kakaknya dengan putus asa. Dia menghela napas, "Kau selalu menyusahkanku."

"Kau mandi saja duluan."

"Aku sudah mandi dan pakai seragam. Aku juga sudah membereskan buku-bukumu."

"Pokoknya aku tidak mau sekolah. Bilang saja aku sakit."

"Elf tidak bisa sakit!" Serunya. Sesuai perkiraan Finarfin, Ibunya datang dan masuk ke kamar. Dia mengernyit pada anak yang masih di tempat tidur dengan kepala ditutupi bantal. Dia lalu menatap Finarfin yang sudah rapi memakai seragam.

"Aku sudah membangunkannya, Naneth." Finarfin membela diri, takut jika ikut-ikutan kena omel. Leia menarik napas dalam. Sabar...sabar...

"Nak..." katanya pelan, mengguncang bahu anaknya. Tidak ada respon.

"Bangun..."

"OROPHER!"

Secepat kilat Oropher bangkit dan bergegas ke kamar mandi. Tidak membiarkan Leia memberinya ceramah yang biasa dia dengar pagi-pagi. Tak lama kemudian dia keluar sudah memakai seragam. Sebuah klakson berbunyi.

"Astaga! Jemputannya!" Seru Finarfin.

"Aku belum sikat gigi!" balas Oropher panik.

"Tidak ada waktu! Pergi!" Kata Leia mendorong kedua anaknya masuk ke dalam lift.

"Naneth, nanti mulutku bau. Tidak aka nada yang mau main denganku." Kata Oropher.

Leia memutar bola mata, "Kalau tidak mau mulutmu bau, sayang, bangun lebih pagi dan sikat gigi."

Pintu lift terbuka. Kedua anak itu berlari menuju jemputan bus yang sudah menunggu. Didalamnya, para elfling terutama perempuan menyapa Oropher dan Finarfin dengan manis. Beberapa diantaranya bahkan membawakan bekal makanan untuk mereka dengan malu-malu. Leia melihatnya dan menggelengkan kepala.

Beberapa hari setelah perbincangan makan malam di Greenwood yang membahas migrasi Elf Lorien dan Imladris, Thranduil menyetujui tentang proyek pembangunan koloni baru di Ithilien. Dengan syarat, sebanyak mungkin Elf Ithilien mempelajari pengetahuan-pengetahuan manusia untuk dibawa ke Valinor.

Lebih dari separuh warga Greenwood berlayar ke Valinor bersama Elf dari Lorien dan Imladris. Lady Galadriel, Mithrandir, dan Lord Elrond pun ikut berlayar. Mereka membawa Bilbo Baggins dan Frodo yang diizinkan masuk ke Negeri Abadi. Itu karena jasa mereka dalam kejatuhan Sauron.

Dari 11ribu warganya, yang tersisa di kerajaan hanya 300 elf, dan Thranduil memutuskan untuk menutup kerajaan-nya dan pindah ke Ithilien. Pembangunan kota membutuhkan waktu 3 tahun dengan bantuan arsitek dan peralatan canggih dari Forde. Elf dari Lorien dan Imladris yang berjumlah 750 elf tiba di Ithillien, mereka dipandu oleh Lord Celeborn, Haldir, dan Glorfindel. Seluruh wilayah Elf yang ada di Middle-earth telah dikosongkan dan mereka yang belum merasakan panggilan, beramai-ramai menuju Ithilien hingga kependudukan di kota itu mencapai lebih dari 2500 jiwa.

Ithilien terinspirasi oleh arsitektur di Lorien. Rumah-rumah dibangun diatas pohon Mallorn raksasa, dengan lift sebagai transportasi antar level. Namun, ada juga Elf yang memilih tinggal di Apartemen. Lebih jauh ke pusat kota, terdapat taman, sekolah, hingga mall. Bus dan drone menjadi alat transportasi unggulan disana.

His Possession (Completed)Where stories live. Discover now