Chapter 20 : New Life

3K 195 13
                                    

Eryn Lasgalen, dua tahun kemudian

Setelah hutan Greenwood bersih dari kejahatan Sauron, perlahan pohon-pohon disebelah selatan mulai menghijau lagi. Laba-laba Ungoliant mati dan benteng Dol Guldur telah dihancurkan oleh pasukan Elf Greenwood dan Lorien. Thranduil dan Lord Celeborn sepakat membagi dua wilayah Greenwood, yaitu Eryn Lasgalen untuk Thranduil dan East Lorien untuk Lord Celeborn. Setiap 6 bulan sekali, rombongan dari Lorien akan datang mengiringi Lady Galadriel untuk mengunjungi Finarfin.

Sehari sebelum kepergian rombongan Greenwood dari Gondor, Nilam mendatangiku sambil menangis. Dia meminta maaf padaku berulang-ulang. Legolas yang tidak tahu aku punya kembaran, mengerjapkan mata berulang kali melihatku dan Nilam. Kami berbincang dan meluruskan masalah semalaman penuh. Aku mengajaknya tinggal bersamaku di kerajaan, meninggalkan pekerjaannya di Forde. Sepanjang perjalanan dia tidak berhenti bercerita tentang ellon yang ditemuinya saat malam perayaan.

Aku terkejut dia bertemu dengan Vans, dan dia nampaknya sudah kecantolan dengan ellon itu. Aku pusing terus mendengar curhatannya, "Vans begini...Vans begitu.." Dan kini, dia tidak bisa menutupi antusiasmenya saat tahu rombongan Lorien akan datang hari ini.

Setelah lebih dari satu jam memikirkan event-event yang sudah terjadi itu, aku beranjak bangkit dari tempat tidur. Tapi tubuh bagian bawahku berat, ternyata kaki Legolas dengan protektif mengkungkung kakiku, menjadikanku seperti gulingnya. Dengan perlahan aku menyingkirkannya, tapi dia justru mengeratkan pelukannya.

"Ini masih subuh, sayang." Katanya manja dibahuku, tak lama kemudian dia kembali tertidur. Aku menghela napas dan berdiam dalam posisi itu beberapa saat, menunggu matahari mulai tinggi. Aku teringat malam itu di Gondor, saat aku akan melakukan pengikatan ulang.

Aku sengaja mengunjungi Healing Center dan mencari obat perangsang, butuh dosis double untuk dapat berefek pada Elf. Aku mencampur di minumannya tanpa sepengetahuannya. Hihi, memang sedikit licik. Tapi dia itu sangat keras kepala. Malam itu dia melihatku dengan napsu tapi masih berusaha menahannya. Aku sengaja tidur dengan pakaian mini dan hampir transparan.

"Apa yang kau lakukan padaku?" katanya dengan napas memburu. Wajahnya memerah.

"Aku tidak melakukan apapun." Kataku tanpa dosa sambil berbaring mengundangnya tidur.

"Jangan bohong."

"Kalau kau mau tahu aku bohong atau tidak, cobalah baca pikiranku." Kataku menyeringai, "Oh, aku lupa! Kau kan sekarang tidak bisa baca pikiranku lagi! Bagaimana kau bisa, sementara fea kita saja masih belum terikat ."

Tanpa kuduga dia langsung menindihku, membuatku memekik terkejut. "Ini yang kau mau? Hm?" Dengan keras dia menciumku dan mulai menjamahi tubuhku. Malam itu kami bercinta dengan gairah, aku bersyukur kedua bayi itu tidak terbangun mendengar suara kami. Cahaya-cahaya putih mengitari tubuh kami saat kami mencapai puncak bersama. Aku merasakan cinta yang mengakar, persahabatan, dan kerinduan yang terpancar dari Fea-nya. Aku merasa lega sekaligus bahagia bisa merasakan ikatan itu lagi. Perlahan mataku mulai menutup. Dia mengangkat kepalanya dan menatapku, "Ini belum selesai sayang. Malam ini, tidak ada kata istirahat." Katanya menggoda seraya mulai mencumbuku lagi.

Aku senyum-senyum mengingat memori itu, hal paling nekad yang pernah kulakukan pada Legolas.

"Juga paling kejam dan gila."Kata Legolas tiba-tiba di belakangku. "Aku tidak merasa bersalah telah membuatmu kesulitan berjalan besok paginya. Itu hukuman." Dia menyeringai dan bangkit dari tempat tidur. Dia mencium kedua bayiku yang sudah bangun duluan. Mereka duduk dan saling berceloteh, seakan saling mengerti satu sama lain.

Finarfin menggigiti mainan Oropher. "Anhya nyaa nyaa" seru Oropher merebut mainannya.


"Siapa anak adar yang paling jagoan?" kata Legolas pada mereka. Oropher dan Finarfin berceloteh bahasa bayinya. Mungkin saja mereka sedang berebut title anak jagoan itu. Oropher mengetuk kepala Finarfin dengan mainannya, membuat dia menangis. Sedang si anak nakal tertawa dan berusaha mengetuk-ngetuk kepala saudaranya lagi. "Sssttt.. sini sayang..." kata Legolas seraya menggendong Finarfin.

His Possession (Completed)Where stories live. Discover now