Chapter 28 : Till Death Do Us Apart

1.9K 147 14
                                    

WARNING 18+ : MENGANDUNG MATERI DEWASA



-----------------------------------------

"Oh Valar!" Teriak Leia saat dia membaca pesan dari Nilam yang bekerja di Healing Center Ithilien.

"Ada apa, sayang?" Tanya Legolas.

"Emily, dia sangat sakit! Nilam bilang dia memudar!"

"Memudar? Bagaimana?"

Leia memutar bola mata dengan jengkel, mana dia tahu? "Ketimbang melontarkan pertanyaan tidak berguna, lebih baik kau hubungi Finarfin. Kita berangkat sepuluh menit lagi."

"Berangkat kemana? Bicaralah yang jelas." Kata Legolas mulai frustasi.

"Healing Center! Kemana lagi!" Seru Leia tidak sabaran.

---------------------------------------------

Orang-orang terdekat Emily mengelilingi ranjang dimana Emily terbaring. Herion menjelaskan apa yang terjadi pada temannya yang malang. Celithiel memeluk suaminya, Ammar, terpukul melihat putrinya dalam kondisi seperti itu. Miranda, Nellie, dan Alasse terisak, saling memberi dukungan satu sama lain. .Langkah kaki terdengar di koridor, tak lama kemudian keluarga kerajaan : Leia, Legolas, Oropher dan si triplet memasuki ruangan. Leia memeluk Celithiel, membisikkan kata-kata untuk menyemangatinya, sementara Legolas menanyakan pada Ammar kondisi putrinya. Herion menjelaskan kembali apa yang terjadi pada Emily untuk yang kesekian kalinya. Mereka semua menoleh serentak ke ambang pintu, dimana Finarfin berdiri.

Ellon itu perlahan mendekati tubuh elleth yang selama ini dirindukannya, menatap kondisinya dengan nanar. Kemana kecantikan dan keceriaan elleth ini pergi? Di ranjang itu terbaring wanita kurus pucat, sedang berada didepan pintu kematian.

Satu persatu orang meninggalkan ruangan, sadar Finarfin butuh privasi, mungkin untuk menghabiskan saat-saat terakhir bersama pasangannya. Ketika orang terakhir keluar dan pintu ditutup,Finarfin mengangkat tangannya yang terkepal ke mulut, airmata jatuh di wajahnya.

Dia berjalan ke samping ranjang, mengambil kursi untuk duduk. Emily sangat kurus, rambutnya yang kering dan kehilangan sinarnya menyelimuti wajah oval pucat dengan lingkaran hitam dibawah matanya. Tidak ada yang tersisa untuk kecantikan seorang elleth yang terakhir dia lihat setahun lalu. Cahaya Eldar mulai meninggalkan Emily,

Dan semua ini salahnya.

Dia menggenggam tangan Emily yang dingin. "Emily," Finarfin membisikkan namanya dengan suara parau, memanggil dia kembali dari alam mimpi. Alam yang bisa saja mengurung dia selamanya.

Di ranjang, Emily perlahan membuka mata dan menggerakkan kepalanya, melihat siapa pemilik suara familiar itu. Dia mengerjap dua kali ketika melihat Finarfin.

"...My Lord." Gumamnya lemah.

Hati Finarfin remuk, "Panggil namaku, sayang, kau sudah lupa namaku?"

Emily diam sejenak, mengingat ellon itu pernah melarang untuk menyebut namanya lagi. Finarfin melihat keraguan dimata Emily, dia mencium tangannya, "Sebutkan namaku sayang..."

"Arfin..."

Finarfin menutup mata, ada getaran aneh di tubuhnya saat mendengar namanya disebutkan oleh Emily. Dia merindukannya, sangat merindukan suara itu. "Aku disini. Emily..Kenapa kau pergi?"

"Kau...tunangan...Anamara." Emily bicara dengan susah payah.

"Anamara? Kenapa aku mau bertunangan dengan dia? Dia bukan pasangan fea-ku!"

His Possession (Completed)Where stories live. Discover now