Chapter 8

2.4K 176 25
                                    

Hi!! How are you, guys? Duh lama ya lanjutannya?! Maaf.. maaf.. *bungkuk* maklumin ya mau UN. 😅😅
Ya ws baca aja langsung..

^^Happy Reading & Sorry for typo^^

Perasaan suka terkadang datang dari kebiasaan. Kebiasaan sering berinteraksi dengan seseorang, meski pada awal kita mengatakan benci, tidak akan ada yang pernah menduga di kemudian bahwa kata cinta akan terucap.

Juga dari kebiasaan terkadang kita bisa melupakan orang yang sangat penting di awal. Sering bertemu akan ingat. Jarang bertemu pun juga bisa lupa akan seseorang. Seperti yang Kyuhyun lakukan belakangan ini. Dia lebih sering bertemu dengan Seohyun di perpustakaan kota, memutuskan membantu Seohyun belajar untuk tes ujian akhir persamaan tingkat menengah atas.

Kyuhyun sedikit melupakan bagaimana pentingnya Yuri dulu dalam hatinya. bagaimana dulu ia memaksa untuk mengikat Yuri dalam lingkup dirinya.

“Yak! Hanya lima soal, kau belum selesai juga?” Kyuhyun berbisik pada Seohyun yang sibuk dengan kertas soal dari Kyuhyun.

“Aishh.. diamlah. Kau membuyarkan kosentrasiku.” Seohyun tetap focus menghitung, mengerjakan lima soal matematika dari Kyuhyun.

“Bagaimana bisa lolos ujian akhir, lima soal saja kau butuh waktu setengah jam.” Ejek Kyuhyun. Pria itu raih novel di atas meja. Membolak-balik halaman tanpa membacanya. Sedikit jenuh memang menunggu Seohyun selesai mengerjakan soal. Tapi imbalannya nanti, bisa mencicipi kembali makanan lezat buatan Seohyun.

*****

Langkah panjang Jungsoo memasuki gedung kantor milik Tn.Kwon. beberapa hari terakhir, pria itu sibuk menghubungi orang kepercayaan Tn.Kwon untuk membicarakan sesuatu. Tentang stempel dan dokumen-dokumen penting milik Tn.kwon. berjalan tegap, senyum mengembang di wajahnya. Perasaannya begitu buncah ketika Tn.Kwon menyebut nama Yesung. bukankah itu nama adiknya. Semoga.

Kini Jungsoo sudah berdiri tepat di depan pintu ruang direktur. Mengetuk pintu coklat teratur. Dia baru masuk ketika mendapati perintah untuk masuk dari dalam. Seorang gadis tengah serius berkutat dengan pekerjaannya. Belum memperhatikan keberadaan Jungsoo.

“Ada yang penting Yesung-ah?”

“Maaf, tapi aku bukan Yesung.”

Yuri baru mendongak ketika suara bass yang terdengar asing menyahuti pertanyaannya tadi. Dia kira yang datang adalah Yesung. Karena tadi pagi sebelum berangkat ke kantor, Yesung bilang akan menyusul. “Ah, aku pikir anda Yesung.” Yuri tersenyum tanggung. “Silahkan duduk.”

“Aku mencari seseorang bernama Yesung.” Ucap Jungsoo to the point. “Ah, bukankah aku sudah pernah bilang untuk menyampaikan bahwa aku mencari Yesung waktu itu?”

Tepukan dahi Yuri lakukan ketika dia lupa memberi tahukan bahwa ada seseorang yang mencari yesung. dia tersenyum menyesal. “maaf, aku lupa menyampaikannya.” Sesal Yuri. “Tapi anda akan bertemu dengan Yesung jika anda mau menunggu.” Lanjut Yuri.

“Pasti..”

Meski pun terasa membosankan ketika menunggu dalam diam, Jungsoo tetap menunggu dalam ruangan itu. Meski di sana ada Yuri, tapi mereka tidak saling bicara. Karena Yuri sibuk berkutat dengan pekerjaannya. Hingga 15 menit kemudian, bunyi ketukan pintu terdengar tiga kali, sebelum terdengar suara pintu di buka.

Seorang pria bermata sipit muncul dari balik pintu. Yesung menunduk hormat kepada Yuri. “Selamat siang Nn.Muda.”

Yuri melempar senyum manisnya. “Akhirnya kau datang. Ada yang menunggumu sejak tadi.” Dahi Yesung mengerut heran. memang siapa yang mau menunggu untuknya. Dagu Yuri menunjuk kearah pria yang duduk di sofa, posisinya membelakangi mereka.

LonelyWhere stories live. Discover now