Chapter 25

689 87 19
                                    

Budayakan vote sebelum membaca!
.
.
.
Happy Reading
.
.
.

Pagi ini Hyunjae sudah siap pergi ke kampung nyonya Hong. Koper kecil isi pakaian dan barang-barang Hyunjae sudah Seohyun kemas dengan rapi. Bocah kecil itu sudah siap dengan ransel kecil di punggungnya. Sedang Seohyun menggigit bibir gelisah di ujung sofa. Menatap ponsel yang tak kunjung berdering. Padahal dia sudah menghubungi Kyuhyun lebih dari tiga kali. Pria itu berjanji mengantarkan dia dan Hyunjae hari ini.

"Apa kau pelakunya?" Gumam Seohyun. "Apa kau tidak datang karena malu pada Hyunjae dan diriku?" Lirihnya lagi. Pikirannya sejak semalam kacau. Segala kemungkinan buruk mampir di kepalanya. Ditambah sekarang Kyuhyun tak kunjung menjawab atau memberi kabar padanya.

"Eomma." Seohyun mengalihkan atensinya saat Hyunjae bersuara. Wajah bocah kecilnya berubah murung. "Appa tidak jadi mengantar Hyunjae ya?"

"Tidak. Appa pasti datang, Hyunjae tunggu sebentar lagi ya." Seohyun menarik Hyunjae untuk duduk di sebelahnya. Mengalihkan kebosanan putranya dengan sedikit bercerita. Dia masih berusaha menghubungi Kyuhyun –lagi.

Derum suara mobil terdengar dari luar. Seohyun meminta Hyunjae untuk menunggu sebentar, sementara dia berlalu keluar. Itu suara mobil Kyuhyun.

Seohyun membuka pintu samping depan dan langsung duduk. Bahkan Kyuhyun belum sempat mematikan mesinnya. Sedikit terkejut mendapati Seohyun masuk tanpa permisi.

"Aku akan mengkonfirmasi sesuatu. Jawablah dengan jujur." Pertanyaan itu sudah tidak mampu dia tahan. Kepalanya sudah penuh dengan pikiran negatif sejak semalam dan rasanya mau pecah.

Kyuhyun mematikan mesin mobil. Menatap penuh pada Seohyun. Dari nada suaranya sepertinya hal itu sangat penting bagi Seohyun. "Apa kau yang membakar perusahaan Kakak ku semalam?"

"Apa?" Kyuhyun jelas terkejut dengan pertanyaan itu. Semalam dia hanya diam di dalam apartemen. Minum sendirian demi melupakan segala tekanan yang dibebankan padanya.

"Dengan terbakarnya perusahaan Yesung oppa yang sebentar lagi meluncurkan produk baru, Cho Contruction lah yang paling diuntungkan dengan keadaan ini. Dan perusahaan itu ada di bawah kendali mu." Tatapan mata itu menusuk dalam. Kyuhyun dapat menyelami emosi dan kesedihan di dalamnya. Dari penjelasan Seohyun dan melihat keadaan memang perusahaan miliknya yang diuntungkan. Tapi sungguh, sekarang dia tidak sepicik itu untuk menjatuhkan pesaingnya.

"Bukan aku."

"Lalu–"

"Eomma." Seohyun melihat Hyunjae berjalan keluar dan menuju ke arah mereka. Seohyun hembuskan nafas kasar.
"Kita bicarakan lagi nanti." Sambil berlalu keluar menyambut Hyunjae.

Kyuhyun mengusap wajah lelahnya. Masalah satu belum selesai, masalah lain datang. Dia ikut keluar menemui putranya. Menatap sendu dua orang terkasihnya. Rasanya baru kemarin hubungannya dengan Seohyun mulai membaik. Tapi kini mulai retak –lagi.

"Huft."

LONELY

"Ini informasi yang anda minta, tuan." Yunho menyerahkan sebuah amplop coklat pada Cho Seunghwan. Wajahnya datar seperti biasa.

Seunghwan membuka amplop itu dan mulai membaca isinya dengan teliti. Seulas senyum sinis menghiasi wajah senjanya. Disusul oleh tawanya memenuhi ruangan. "Wah, bukankah ini sangat menarik Yunho-ya?" Dia menghempaskan tubuhnya pada sandaran kursi. Menatap berkas informasi tentang Jungsoo penuh arti.

LonelyTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon