Chapter 19

745 90 15
                                    

Kabar buruk bagi Yesung dan Kwon Sangwoo –ayah Yuri, mendengar Cho Seunghwan unggul dalam meraih perhatian masyarakat. Hampir seluruh media di negeri ini menuliskan kebaikannya. Sungguh tidak bisa dipercaya.

Citranya yang merakyat membuat masyarakat tertarik untuk mendukungnya. Menjanjikan kesejahteraan dan keadilan bagi rakyat kecil. Bah, Yesung mendesis kesal membaca salah satu situs berita online. Kentara sekali bahwa situs berita itu memihak Cho Seunghwan sebagai salah satu kandidat calon presiden.

"Dia masih tetap culas seperti dulu." Kwon Sangwoo tersenyum sinis sedang membaca sebuah berita. Wawancara Cho Seunghwan dengan salah satu surat kabar yang mengatakan bahwa citranya bersih dan tidak memiliki catatan beban di masa lalu. Jelas sekali kalimat itu ditujukan untuk kandidat calon presiden yang dia pihak. "Bermain dengan masa lalu, mari kita lihat apa rakyat masih percaya setelah tahu masa lalumu?"

"Yesung, apa kau sudah berhasil mengumpulkan bukti-bukti kejahatan Cho Seunghwan di masa lalu?"

"Kita punya. Baik itu masa lalu maupun bukti kejahatannya yang terbaru." Cara ini sebenarnya adalah rencana B. Hanya saja Cho Seunghwan sudah terlanjur memulai dengan cara culas. Maka mereka akan membalas dengan cara yang sama.

"Lalu bagaimana dengan Jungsoo? Apa dia terlibat dengan kejahatan Cho Seunghwan? Biar bagaimana pun dia adalah orang kepercayaannya." Kekhawatiran Sangwoo jelas terlihat. Menggunakan rencana B adalah pilihan paling terakhir yang mereka gunakan.

Di sudut lain Yesung menghela nafas lelah. Sama gusarnya dengan pria paruh baya itu. Tapi mereka sudah tak punya pilihan lain. Cho Seunghwan harus segera dilumpuhkan sebelum posisinya semakin kuat. "Jungsoo Hyung tidak pernah terlibat secara langsung. Semoga rencana ini tidak akan menyulitkannya."

Yah, semoga begitu. Karena terkadang skenario sempurna bisa berubah menjadi Boomerang.

LONELY

Seohyun tengah serius membaca kontrak baru yang dibawa oleh manager nya. Kontraknya dengan perusahaan Kyuhyun sebentar lagi selesai. Dia mampu bernafas lega setelah itu.

Pintu ruangan yang Seohyun tempati terbuka. Choi Jiwoo masuk dengan raut wajah serius. Yah, meski wajah wanita itu memang selalu serius. Tapi kali ini terlihat berbeda. "Seohyun, ikut ke ruangan!" Perintah nya tanpa perlu menunggu jawaban dari artisnya.

"Apa kau membuat kesalahan? Kenapa wajah nyonya sangat menakutkan?" Bisik sang manager yang dibalas angkatan bahu dari Seohyun. Seohyun beranjak menuju ruangan Choi Jiwoo, dia akan tahu kenapa setelah masuk ke sana.

"Aku paling tidak suka ada kebohongan dalam kerja sama kita." Suara Jiwoo segera memenuhi ruangan saat Seohyun baru masuk. Wanita itu menatap jendela luas, membelakangi Seohyun yang kebingungan. Diam mendengar apa yang sebenarnya ingin di dengarkan CEO nya itu. "Kau menyembunyikan keberadaan putramu dariku."

Kalimat itu mampu membuat Seohyun menegang. Melirik takut punggung Jiwoo yang masih setia membelakanginya. "Aku... Aku..."

"Apa kau pikir pekerjaanmu itu lelucon? Kau publik figur, jika kau lupa. Semua gerak-gerik, kehidupan, bahkan masa laluku adalah hal yang menarik bagi publik. Bagaimana kau–" Jiwoo tak mampu lagi berkata. Dia hempaskan tubuh lelahnya di kursi kebesarannya. Memijit kepalanya pelan. Dia tidak hanya lelah fisik, tetapi juga lelah secara pikiran dan perasaan.

Kesalahan terbesar memang berbohong pada awal pertemuan mereka. Seohyun akui itu. Karena Jiwoo mau mengajaknya dan membantunya meraih impian sebagai artis dan penyanyi, dia berbohong tentang status dan kehidupannya. Berbohong tentang Hyunjae yang kala itu masih sangat kecil. Mengingatnya kembali sama dengan mengungkit dosa masa lalu.

LonelyWhere stories live. Discover now