Chapter 18

720 90 20
                                    

Beberapa hari memikirkan masalahnya dengan seksama dan penuh pertimbangan, Seohyun akhirnya berani memutuskannya. Ia akan berdamai dengan hatinya. Ia akan berdamai dengan masa lalunya. Dan berharap semua beban yang memenuhi hatinya luruh tak tersisa.

Seohyun memperbaiki rambutnya. Sedikit merasa gugup meski tidak ada seorang pun yang mengawasinya. Dia kini berada di ruang VIP sebuah restoran China. Kyuhyun menyuruhnya ke tempat ini saat Seohyun menghubungi pria itu tadi pagi. Seohyun kembali menghembuskan napas gugup. Oke, tenang Seohyun. Semuanya akan baik-baik saja setelah ini.

Seohyun menenangkan dirinya sendiri. Hingga atensinya tertarik saat pintu ruangan berderit terbuka. Hazzelnya bergerak gelisah menangkap manic setajam elang milik Kyuhyun yang menatapnya.

"Ehhmm.." Seohyun berdehem menetralkan kegugupannya.

"Maaf aku terlambat. Ada rapat mendadak tadi." Kyuhyun menggeser kursi dan duduk tepat di depan Seohyun. Menatap penuh maaf. Ini pertemuan pertama mereka setelah akhirnya memilih lebih berdamai dengan masing-masing.

"Tidak. aku juga baru datang." Seohyun berusaha mengatur nada suaranya. Hazzelnya sesekali mencuri pandang pada sosok pria di depannya, yang sama juga menatapnya.

Setelah itu terjadi keheningan beberapa detik. Senyap semakin membuat kegugupan Seohyun kentara di mata Kyuhyun. Pria itu tersenyum tipis sebelum mengatakan sesuatu yang membuat Seohyun sedikit tenang. "Aku harap kau tidak segugup ini untuk mengatakan semua faktanya padaku. Aku sudah tahu sebagian Seohyun."

"Baiklah, kau benar. Aku tidak dapat lagi mengelak fakta bahwa Hyunjae adalah putramu." Helaan napas terdengar dari bibir cherry Seohyun. hazzelnya mulai berani menatap manic sehitam jelaga pria di depannya. Setitik sinar berpendar dalam manic hitam milik Kyuhyun, binar kebahagiaan yang selama ini redup.

Hingga seulas senyum menghiasi wajah dingin Kyuhyun yang mulai menghangat. Tangan kokohnya meraih tangan Seohyun dan menggenggamnya lembut. Meyakinkan wanita itu akan sesuatu. Semuanya akan baik-baik saja. "Izinkan Hyunjae mengetahui bahwa aku adalah ayahnya!" Pinta Kyuhyun meyakinkan. Tangannya meremas lembut tangan Seohyun yang berada dalam genggamannya.

"Bukankah kita berdamai sekarang?" Tanya Kyuhyun memastikan, tidak memaksa. Kyuhyun sudah berjanji tidak ada lagi hal-hal semacam itu diantara mereka. karena semuanya telah berbeda. Seohyun masih terdiam. Keraguan kembali menyambangi dirinya. Entah mengapa pendiriannya selalu goyah.

"Seohyun-

"Baiklah. Tapi biarkan aku yang bicara dengannya." Kyuhyun mengangguk. Tak masalah siapa yang mengatakan, asal Hyunjae dapat mengetahui bahwa dia memiliki seorang ayah.

Berusaha melepaskan tanpa menyerah. Kyuhyun belum menyerah dengan perasaannya pada Seohyun. perasaan yang masih sama seperti dulu. Meski sempat membenci karena merasa dikhianati. Sikap kasar dan pemaksanya hanya ingin membuat Seohyun kembali.

Kembali memulai dengan perlahan. Kyuhyun yakin rasa yang sama masih tertanam kuat dalam diri Seohyun.

LONELY

Resah setia membalut hati Yesung. lelaki bermata sipit itu terus mondar-mandir seperti setrika rusak yang tak kunjung panas. Bahkan dua orang yang sejak tadi memperhatikannya merasa jengah akan sikap pria itu.

"Astaga! Bisakah kau berhenti?" Sungut Yuri merasa kesal. "Kau tidak membantu apapun jika seperti itu. Hanya membuat mataku sakit saja." Entah kalimat keberapa yang terus diabaikan oleh Yesung.

"Aku jelas tidak bisa tenang saat ini." Sahut Yesung cepat. Masih belum menghentikan kegiatan mondar-mandirnya.

"Yuri benar. Duduklah! Aku yakin Jungsoo akan menyelesaikannya dengan baik." Tn. Kwon akhirnya turut bersuara.

LonelyWhere stories live. Discover now