Chapter 26

633 79 6
                                    

Budayakan vote sebelum membaca
...

Happy Reading!

...

Derap langkah terdengar mengerikan di malam yang sunyi. Sisa-sisa air hujan masih menetes dari dedaunan. Tanah masih sangat basah. Seohyun terdiam kaku mendengar derap langkah pelan di depan rumah. Dia masih berada di belakang pintu setelah mengantar Jungsoo keluar beberapa menit yang lalu.

Mereka berdua melakukan perayaan kecil untuk menyambut pekerjaan baru Jungsoo besok. Pria itu bekerja sebagai agen politik di blue house. Seohyun tidak tau apa istilah pastinya, hanya dia rasa kakaknya sangat keren bisa menjadi agen NIS.

TING TONG

Hingga bunyi bel rumah berbunyi nyaring. Sangat mengejutkan. Langkah Seohyun patah-patah menuju intercom. Dua malam yang lalu Seohyun juga mengalami tremor karena Kyuhyun bertamu di tengah malam saat hujan. Sekarang–

"Seohyun, kau belum tidur kan?"

Itu suara Jungsoo. Seohyun menghembuskan nafas lega. Menjawab Jungsoo sebagai tanda dia masih tersadar. "Kenapa oppa? Ada yang ketinggalan?"

Jungsoo tersenyum tanggung. Tebakan Seohyun memang benar. Dia lupa meninggalkan kunci mobilnya di dalam. Ah, faktor usia sepertinya mulai mempengaruhi kinerja otaknya. "Oppa membuatku takut." Diacaknya pucuk kepala Seohyun pelan. Jungsoo segera masuk saat Seohyun membuka pintu rumahnya semakin lebar.

"Oppa tidak mau menginap di sini saja?"

Raut sedikit kecewa nampak di wajah cantik Seohyun. Dia kesepian setelah nyonya Hong pergi. Semakin kesepian saat Hyunjae juga ikut dia titipkan pada ibu angkatnya itu.

"Andai rumahmu dengan tempat kerja oppa yang baru dekat, oppa tidak akan menolak permintaan adik yang paling manis ini." Gombalan Jungsoo membuat Seohyun berdecih pelan. Begitu pandai merayu tapi tidak pernah Seohyun lihat kakak sulungnya dekat dengan seorang gadis.

Lambaian tangan Seohyun mengiringi kepergian Jungsoo hingga menghilang di balik gerbang rumahnya. Seohyun mendesah lega karena tidak ada yang perlu ditakutkan. Pikirannya terlalu cemas akan sesuatu yang tidak-tidak belakangan ini.

Saat tubuhnya balik kanan, Seohyun membeku di tempat. Sepertinya dugaan awalnya memang benar. Dirinya dalam bahaya. Bahkan belum sempat berpikir apapun, sosok dengan pakaian hitam itu telah mendekat dan membungkam mulutnya. Membuat kesadarannya perlahan hilang, dan gelap.

Di sisi lain, Kyuhyun tenggelam dalam kesunyian. Menatap setiap sudut apartemen, kemudian merebahkan tubuhnya di atas sofa. Sepi. Langit-langit apartemen seolah mengejeknya dari atas.  Kyuhyun baru sadar bahwa selama ini dia benar-benar tidak memiliki teman.

Hanya sosok Jungsoo dan Seohyun yang benar-benar masuk dan peduli pada dirinya. Pria sombong nan angkuh dengan ego nomor satu. Tapi kini, lihatlah betapa menyedihkannya seorang Cho Kyuhyun.

Jungsoo juga mulai menghilang dari jangkauannya. Beberapa hari dia tidak pernah mendapati sosok Jungsoo yang selalu berkunjung ke apartemen. Juga sosok Seohyun yang hanya bisa dia jumpai beberapa kali saja. Alasan yang membuatnya bisa bertemu wanita itu telah menjauh. Bocah kecil yang menjadi darah dagingnya.

"Hah."

Kyuhyun mendesah lelah. Semuanya mulai menjauh dan menghilang. Kelopak matanya mulai terpejam. Dia letakkan sebelah tangan menutupi penglihatan. Mencoba terlelap, dan mengisi amunisi menghadapi kenyataan yang semakin menyesakkan.

Getaran ponsel di dalam tas kerja hitam di atas meja tidak mampu menarik atensi Kyuhyun sama sekali. Getaran halus yang menyapa di tengah ambang kesadaran pria itu. Sayang sekali, getaran itu hanya dapat memenuhi notifikasi sebagai panggilan tidak terjawab di ponsel Kyuhyun.

LonelyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang