Chapter 14

763 81 19
                                    

Dua sosok pria yang sedari tadi mengamati dari pojok atas ruang pertunjukan memilih untuk turun setelah penampilan Seohyun selesai. Jungsoo dan Yesung bergegas untuk menemui adik perempuannya tersebut. Tidak sabar mendekap erat sang adik manis. Tidak sabar bertanya 'apa kabar?' Senyum tak pernah pudar karena kerinduan yang menggelegak. Tidak, tidak sebelum sepasang onyx teduh dan tajam itu merangkum sosok Kyuhyun dalam pandangan.

Jungsoo buru-buru menarik lengan Yesung untuk bersembunyi di balik dinding. Jungsoo tidak bisa membiarkan Yesung menghampiri Kyuhyun kala ia lihat kilat mata tajam milik Yesung. "Biarkan aku masuk." Di sana, di depan ruang tunggu Kyuhyun masih saja berusaha menerobos masuk, membuat kegaduhan di sana.

"Lepaskan aku hyung!" Yesung menghempaskan tangan Jungsoo yang masih saja menahannya. "Kenapa kau menahanku hyung? Padahal tanganku sudah gatal ingin menghantam wajah tengilnya itu." Kepalan keras tangan Yesung jatuh begitu saja. Jungsoo belum juga melepaskan pegangannya. Yesung jatuh terduduk di lantai. Harapannya untuk segera menemui Seohyun pupus sudah. Lagi pula mengapa juga lelaki brengsek itu harus pergi ke sana. Dengusan kasar menjadi pelepasannya.

"Ayo pergi! Kita tidak bisa menemui Seohyun sekarang." Raut wajah tak percaya Yesung tunjukkan kepada Jungsoo. Dia sudah menunggu kesempatan ini untuk datang. Kesempatan untuk kembali menapaki kehidupan setelah sekian lama bersembunyi. And See, hanya karena kedatangan pria brengsek itu.

"Hyung!" melas Yesung.

"Banyak yang terjadi setelah kepergianmu. Jangan gegabah! Bukankah kau sendiri yang mengatakan untuk jangan tunjukkan keberadaan Seohyun sebagai saudara kita. Terutama kepada Kyuhyun." Balas Jungsoo tenang. pembawaan pria itu teramat baik untuk menghadapi situasi seperti ini.

Suara bedebam keras pintu yang membentur dinding megejutkan dua wanita yang masih menatap bingung. Bersamaan dengan itu, Jungsoo dan Yesung memutuskan untuk pergi, belum saatnya. Sosok tegap Kyuhyun berdiri gagah di ambang pintu. menatap tepat ke dalam manik coklat Seohyun. Kyuhyun tidak dapat mencegah tangannya untuk merengkuh raga wanitanya. Pelukan itu semakin erat, sedang Seohyun berdiri kaku dalam dekapan sang ayah dari buah hatinya.

Hatinya mengahangat. seperti bunga di musim semi. perasaannya yang mekar tidak pernah gugur. keadaan yang memaksa Seohyun pergi meninggalkan lelaki itu tidak pernah mampu menggugurkan bunga yang tersemai subur dalam hatinya. Apapun itu, dirinya merasa bahagia mengetahui Kyuhyun baik-baik saja. Tapi keadaan selalu memaksanya untuk bertindak lain.

"Akhirnya aku menemukan oksigenku."

Pendar mata yang selama empat tahun belakangan ini meredup, cahayanya telah kembali. Kyuhyun seperti menemukan oase di padang pasir. Wajahnya begitu segar dengan kebahagiaan setelah menemukan wanitanya. Namun tidak bertahan lama ketika Seohyun sadar dari rasa terkejutnya. Ketika dorongan keras itu sudah jelas sebagai penolakan atas kehadirannya. Kyuhyun bahkan jelas melihat mata sendu itu tidak lagi memancarkan kasih saat menatapnya. Mata sendu milik wanitanya kini menatapnya tajam. Seperti mata elang yang akan mencabik-cabik mangsanya.

"Seo... hyun-ah." Kyuhyun tak dapat lagi menemukan sosok dirinya. Suaranya tercekat di pangkal tenggorokan. Oksigennya seperti dirampas hingga membuatnya sulit bernafas. Manik matanya masih menatap lekat Seohyun yang tidak memandangnya sama sekali. Wanita itu lebih memilih mengalihkan pandangannya ke sudut lain. Memandang bangku-bangku kosong yang sama sekali tidak menarik. Melirik gantungan kostum-kostum yang tidak akan meliriknya balik. Melirik apapun yang dapat dijangkau oleh indera penglihatnya, asal tidak melihat bagaimana pendar mata lelaki itu memancarkan luka karena dirinya.

"Seo-...

"-Pergilah!" Kalimat Kyuhyun terpotong begitu saja oleh suara datar Seohyun. Berbeda dengan empat tahun lalu. Situasi sekarang berubah amat canggung. Kyuhyun menghela nafas berat. Menatap wanita di hadapannya lamat-lamat. Meyakinkan dirinya bahwa Seohyunnya tidak pernah berubah. Termasuk tentang perasaan wanita itu.

LonelyWhere stories live. Discover now