Jebakan

5.5K 432 4
                                    

Byul berjalan mondar-mandir di dalam kamar Se Ryung, ulah nonanya sudah benar-benar keterlaluan. Matahari sudah hampir tertutup atap kediamannya, pertanda kini hari mulai siang dan Se Ryung sama sekali belum menampakan batang hidungnya. Byul mulai merasa tidak tenang, dia khawatir ibunda Se Ryung akan segera menyadari ke-alpa-an putrinya. Terbayang bagaimana jika Nyonya Kim mencari Se Ryung di kamar dan menemukan dirinya tengah menyamar sebagai nonanya. Jelas sekali hukuman cambuk siap menantinya.

***

Kembali air mata Se Ryung mengalir deras. ditariknya paksa tangan yang digenggam oleh Yi Yeon. Kemudian gadis itu berjongkok dan menyembunyikan wajahnya. dia terlalu malu untuk menampak wajahnya.

Yi Yeon duduk disebuah batu besar tak jauh dari tempat si gadis itu. menunggu Se Ryung menyelesaikan tangisanya. 

"Apa masalahmu?" tanya pemuda itu begitu tangisan Se Ryung mereda. 

"T-tidak. Bukan suatu hal yang penting. Mengapa Anda sangat memperdulikan saya?" Se Ryung memberanikan diri untuk bertanya.

Pemuda itu tampak menoleh sejenak kearah Se Ryung. Tapi kembali mengarahkan pandangannya kedepan. Melihat pemandangan indah yang terpapar didepan matanya. 

Aku sendiri tidak tahu sejak kapan aku peduli padamu.

Ingatan Yi Yeon terbang ke beberapa bulan yang lalu diawal-awal penyelidikan terhadap menteri Kim. Pemuda itu sering melihat seorang gadis bangsawan dan pelayannya terlihat berjalan dengan cara yang aneh. Mereka selalu datang dari arah timur dengan cara berjalan yang aneh tetapi beberapa jam kemudian kembali dari barat dengan cara berjalan seperti biasa. Seperti ada sesuatu yang mereka sembunyikan dibalik chimanya. Awalnya Yi Yeon tidak begitu mempedulikannya karena dia punya urusan sendiri, tetapi karena sudah terlalu sering melihatnya rasa penasaran Yi Yeon datang mengelayutinya hingga dia memutuskan untuk mengikuti gadis itu. Sebenarnya apa yang dilakukan gadis-gadis itu?

Sampailah Yi Yeon ditempat yang tidak ia duga sebelumnya. Dan itu terkait dengan penyelidikannya terhadap Menteri Kim. Dia menemukan banyak anak terlantar di pinggir kota. Mereka dipisahkan dari orang tuanya karena orang tuanya diambil oleh para pejabat untuk melakukan sebuah kegiatan. Belakangan Yi Yeon menyadari bahwa orang tua mereka itu dijual untuk menjadi Budak di negeri Ming. Para sekutu Menteri Kim melakukan itu agar dapat melakukan kerjasama dengan Ming.

Yi Yeon baru mengetahui bahwa ternyata yang membuat para gadis itu kesulitan berjalan karena mereka menyembunyikan beberapa kantung beras di balik chima mereka dan menyerahkannya kepada anak-anak terlantar di pinggir kota. Dia benar-benar terkejut ada seorang gadis bangsawan yang peduli dengan keadaan anak-anak itu. Hatinya tersentuh melihat pemandangan tersebut.

Tiba-tiba Yi Yeon teringat janjinya dengan Kyungsoo. Mereka berjanji untuk beremu di kedai makan. Kyungsoo mendapat informasi bahwa hari ini akan ada Rakyat Joseon yang akan dikirim ke Ming lagi. Ini adalah kesempatan emas untuk menangkap tangan para pihak yang terlibat dalam penjualan manusia.

"Nona, sepertinya aku harus undur diri."

Yi Yeon beranjak dari duduknya dan menghempaskan pakaiannya agar bebrapa lapisan baju yang tersingkap angin kembali rapi.

"Tidak bisakah anda menjawab pertanyaan saya dulu?"

Yi Yeon menghela nafas dalam.

"Maaf, tadi aku sedang beristirahat di sana, hingga kemudian aku mendengar sebuah teriakan frustasi dan aku melihat seseorang seperti ingin terjun ke jurang. Jadi aku menghentikannya. Siapa sangka itu dirimu." 

Yi Yeon berusaha berbohong. dia tidak ingin ketahuan bahwa tengah mengkhawatirkan gadis di hadapannya.

Kupikir dia benar-benar menghawatirkanku.

sun's flower -EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang