Ancaman

4.4K 373 1
                                    

Yi yeon menerobos masuk keruang kerja ayahanda dengan tergesa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yi yeon menerobos masuk keruang kerja ayahanda dengan tergesa. Dia memaksa Kasim Park untuk mengumumkan kedatangannya. Kedatangannya yang tiba-tiba ini tak lain dan tak bukan karena Yi Yeon telah mendengar bahwa Raja Hyejong sudah membuat keputusan. Ini sudah dua hari sejak terjadi pengakuan dari para pelayan Penasehat Park Soo Jung. Awalnya raja masih bumgkam dan belum memberi keputusan. Raja memutuskan untuk menyelidiki lebih lanjut tapi entah apa yang mempengaruhinya. Tiba-tiba Yi Yeon mendengar dari para menteri bahwa Raja memutuskan untuk memberi hukuman mati bagi keluarga Park Soo Jung. Yi Yeon tentu saja terkejut dengan keputusan Raja yang tiba-tiba seperti ini. dia harus mengkonfirmasi kebenarannya.

"Apa kau kemari karena sudah mendengar keputusanku?" tanya Raja acuh tak acuh.

"Ya, kenapa Abhamama mengambil keputusan seperti ini?"

"Ini demi kebaikanmu." Jawab Raja singkat.

Raja tampak tidak dalam keadaan baik sekarang. Dia terlihat sangat frustasi. Hal ini terlihat dari caranya berpakaian yang tampak amburadul. Jubahnya tampak terbuka dan tidak terkancing dengan baik pun dengan Anak-anak rambut tampak keluar dari ikatan sanggulnya. Yi Yeon tahu, bukan keputusan hukuman mati memang bukan kehendak Raja.

Lagi, Para menteri itu pasti telah mengancam Raja lagi.

Yi Yeon mengepalkan tangannya.

"Tidak bisakah ayahanda mengambil keputusan yang lainnya selain hukuman mati? Hamba tahu sebenarnya Ayahanda tidak ingin melakukannya."

"Tidak. Ini memang keputusan yang terbaik! Bagaimanapun mereka harus menanggungnya karena tidak mampu menjagamu!"

"Tapi ayahanda..."

"DIAMLAH DAN PATUHI !!!! Kau bisa meninggalkan ruangan ini." usir Raja sambil memalingkan wajah tak mau mendengar pertanyaan atau pendapat dari Yi Yeon.

Yi Yeon berdiri dari duduknya dan menghormat kepada ayahandanya. kemudian dia meninggalkan ruangan itu.

Bersabarlah nak, bersabarlah sampai saat itu tiba. Aku melakukan ini agar kau bisa sampai di tahta. Mari kita ikuti apa kemauan mereka.

***

Yi Yeon berjalan ke paviliunnya dengan langkah yang berat. Dia tahu tentu Menteri Kim sudah mengancam Ayahandanya sehingga mengambil keputusan berat seperti ini. Penasehat Park Soo Jung adalah orang kepercayaan Raja sebagaimana dia mempercayai Kyungsoo. Tentu berat sekali harus membunuh sahabatnya sendiri.

Yi Yeon sampai didepan kediamannya, teryata di depan istananya sudah ada menteri Kim tengah berdiri menunggu sang Putra Mahkota di halaman Istananya. Menteri Kim langsung menundukan kepalanya tanda penghormatan kepada Yi Yeon begitu menyadari sang putra mahkota sudah disampingnya.

"Saya menunggu Anda yang mulia." Ucap Menteri Kim dengan sopan.

Yi Yeon membuang nafas dengan kasar. Tapi dia tidak boleh menunjukan kekesalannya. Akhirnya Yi Yeon mendekat dengan senyum yang sedikit dipaksakan.

"Apa keperluan Anda sehingga meluangkan waktu kemari?" tanya Yi Yeon.

"Tidak. Bukan suatu hal yang penting. Ada beberapa hal ingin saya bincangkan dengan Anda Yang Mulia. Anda tidak mengundang saya masuk kedalam?"

Yi Yeon mendengus.

"Baik, silahkan masuk kedalam." Ajak sang Putra Mahkota

***

Kini kedua orang itu tengah duduk berhadapan. Di depan mereka telah tersaji beberapa cemilan ringan dan teh hangat.

"Bagaimana kabar yang mulia?" basa-basi Menteri Kim dengan sopan.

Yi Yeon tersenyum sinis. "bisa kau lihat aku baik-baik saja. Oh ya terimakasih sudah mengkhawatirkanku." Sindir Yi Yeon.

"Sebenarnya saya cukup terkejut mendengar Yang Mulia Raja membuat keputusan untuk menghukum mati Pehasehat Kerajaan Park Soo Jung dan keluarganya." Sang menteri menyeruput teh hangat yang terhidang di hadapannya. Sesekali dia tampak menikmati aroma dari tersebut dan menunggu respon yang akan diberikan oleh putra mahkota.

Yi Yeon mendengar ucapan Menteri Kim dengan seksama. Ingin sekali dia menghunuskan pedang di lehernya dan mencabik-cabik tubuhnya. Tetapi Yi Yeon harus menahan diri.

"Kudengar Putra angkatnya adalah sahabat Anda Yang Mulia. Tentu sangat menyakitkan jika sahabat Anda harus mati seperti ini." Lanjut Menteri Kim.

Yi yeon mengepalkan kedua tangannya untuk mengekspresikan kekesalannya.

"Tidak juga, aku tidak sedekat itu dengannya." Sahut Yi Yeon mantap. Dia tidak boleh terlihat lemah dihadapan Menteri Kim.

"Sayang sekali, padahal saya ingin membuat penawaran dengan anda. Saya memang tidak bisa menyelamatkan Penasehat Park Soo Jung atas upaya penghianatannya, tapi saya mungkin bisa membujuk raja untuk tidak memberikan hukuman mati untuk keluarganya." Kata Menteri Kim.

Kurang ajar menteri ini, kupastikan saat aku bertahta kau adalah orang yang pertama kali kusingkirkan.

Yi Yeon diam. Ini adalah jebakan Menteri Kim. Yi Yeon tidak ingin gegabah dalam memutuskan hal ini dan mengikuti kemauannya karena jika salah langkah mungkin saja dia yang akan masuk perangkap.

Menteri Kim tersenyum melihat ekspresi Putra Mahkota yang tampak kalut. dia sangat menikmati permainan ini.

"Baiklah sepertinya yang mulia tidak tertarik dengan penawaran saya. Semoga diam anda tidak membawa penyesalan. Kalau begitu saya mohon undur diri." Menteri Kim siap beranjak dari duduknya. Hingga kemudian Yi Yeon menghentikannya.

"Tunggu!" Ucap Yi Yeon tiba-tiba.

"Aku tidak pernah menganggap bahwa anak angkat Penasehat Park Soo Jung adalah sahabatku. Sepertinya anda sudah salah persepsi." Yi Yeon berkata dengan senyum yang sinis.

Menteri Kim tengah beranjak berdiri langsung mengambil kembali sikap duduk sempurna.

"Aku hanya memanfaatkannya untuk melakukan sesuatu. Dia berguna jadi aku memanfaatkannya. Tepi jika sudah tidak berguna untuk apa aku mempertahankannya. Benarkan Tuan Menteri?"

Menteri Kim tersenyum dengan sikap Yi Yeon. Entah apa yang dipikirkannya.

"Anda yakin memberikan penawaran ini untukku? Aku bisa saja menggunakan pemuda itu untuk melakukan sesuatu yang mungkin mengancam posisi anda. Kalau seperti itu bagaimana? Masihkah Anda bersikukuh memberiku penawaran?" Tanya Yi Yeon dengan nada penuh tantangan.

Menteri tertawa terbahak-bahak mendengar tantangan dari sang putra mahkota.

"Baiklah karena anda sudah menawarkan tidak ada salahnya aku mendengar apa yang Anda tawarkan." lanjut Yi Yeon sebelum si Menteri berubah pikiran.

***

TBC

sun's flower -EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang