Harapan

4.1K 358 20
                                    

Pagi ini langit tampak cerah pun Se Ryung tampak berbeda, ibunya mendadani Se Ryung secantik mungkin. Ini adalah hari istimewa. Hari ini adalah hari pertama seleksi Putri Mahkota. Nyonya Kim meletakkan beberapa Blash on diwajah Se Ryung pun dengan lipstik yang tampak sedikit mencolok dibibirnya. Agak berlebihan memang. Nyonya Kim ingin agar putrinya terlihat paling menonjol dan paling cantik.

Di luar halaman, Byul tampak berseri dengan baju barunya dan sedikit riasan diwajahnya. Gadis itu telah menanti Se Ryung disamping Gama yang telah dihias sedemikian rupa sehingga tampak indah dan mencolok. Seleksi akan dimulai pukul 9 pagi. Semua gadis bangsawan yang berusia direntang 15 - 19 tahun yang belum menikah dan sesuai dengan ketentuan yang dipersyaratkan oleh istana diwajibkan untuk mengikuti seleksi ini.

Se Ryung segera memasuki gamanya sebelum Nyonya Kim mengomelinya lebih banyak lagi. Bagaimana tidak, karena sibuk mengkhawatirkan perangai Putra Mahkota Se Ryung jadi susah dibangunkan untuk persiapan yang dilakukan sejak dini hari pun saat di rias wajahnya se Ryung lebih banyak protes daripada menuruti apa kemauan ibunya. Untung saja ada Menteri Kim tidak terlalu mempermasalahkan kebandelan Se Ryung.

Begitu sampai di ibukota teryata jalan-jalan sudah dipadati oleh Penduduk Joseon. Mereka ingin menyaksikan iring-iringan Gama yang datang dari berbagai wilayah di Joseon demi mengantarkan Putri-putri bangsawan mereka untuk mengikuti seleksi Putri mahkota. Penduduk Joseon tentu tak ingin melewatkan festival langka ini yang tidak mungkin ada setiap tahunnya. Tak terkecuali Pangeran Dong Woon, Pemuda yang cintanya tak berbalas. Dia mengikuti sejak awal Gama Se Ryung diberangkatkan dari kediamannya. Pemuda ini merasa tak rela jika pujaan hatinya mengikuti seleksi putri mahkota.

Semua kemeriahan itu bergerak menuju satu titik, yaitu didepan gerbang Istana Gyongbok. Satu persatu gama mulai berkumpul di depan istana, satu persatu pula gadis yang ada didalam gama keluar yang kemudian disambut oleh riuh rendah Penduduk Joseon mengapresiasi kecantikan gadis-gadis itu.

Pangeran Dong Woon masih saja sibuk mengawasi sebuah gama yang terlihat paling menonjol. Pemuda itu tahu ada gadis pujaannya disana. Tak jauh dari tempat Pangeran Dong Woon berdiri tampak seorang gadis dengan hanbok katun sederhana, dia adalah Park Hyorin. Gadis itu tampak memandang para gadis calon putri mahkota dengan sorot penuh kebencian. Ingatan gadis itu terlempar saat dirinya memohon-mohon kepada ayahnya agar didaftarkan dalam seleksi Putri Mahkota.

***

4 bulan yang lalu.

Kala itu Park Hyorin sedang menguping pembicaraan antara ayahnya, Park Soo Jung dengan rekan satu Fraksinya Jung Jae Rim. Mereka tengah membicarakan tentang pembicaraan seru di balai agung tadi pagi dimana Fraksi Soron terus-terusan mendesak raja agar segera melakukan pemilihan Putri Mahkota.

"Mereka ingin memperkuat pengaruh mereka dipemerintahan dengan pemilihan Putri Mahkota."

"Tentu saja, aku yakin mereka telah menyuap ibu suri dan mengancam permasuri. Andai kita punya kandidat kuat dan mendapatkan kepercayaan permasuri untuk melawan kita tentu bisa mengimbangi mereka. Bukankah Raja sudah sangat mempercayai kita." Ucap Menteri Jung.

"Benar, tapi keberadaan Pangeran Dong Woon benar-benar tidak menguntungkan. Andai dia tidak pernah dilahirkan. Mudah saja mengubah posisi ini." sahut Penasehat Park Soo Jung.

"Lalu apa kita hanya akan mengalah dan menyaksikan mereka kembali mendominasi kebijakan raja lagi?" tanya Menteri Jung, dari nadanya dia terlihat sangat frustasi.

"Tidak, ada cara lain. Jika kita bisa menangkap basah mereka semua dalam kegiatan perdagangan manusia yang selama ini diam-diam mereka kerjakan. maka kita akan membuat Raja, Permasuri dan Putra Mahkota kokoh dalam tahtanya sehingga mereka tidak perlu mengikuti kemauan Fraksi Soron. inilah saat yang tepat untuk menjalankan misi kita. Aku sudah memiliki Seja ditanganku. Sesudah itu, mungkin kita bisa memasukkan seseorang dari fraksi kita sebagai kandidatnya." Jawab Penasehat Park penuh keyakinan.

Hyorin tersenyum senang mendengar percakapan itu. Inilah saat yang tepat untuk membalas rasa sakit hati atas cemooh teman-temannya karena memiliki saudara setengah bangsawan.

Jika aku bisa terpilih menjadi Putri Mahkota, aku bisa membalas mereka yang telah memandang rendah diriku. Jika aku terpilih menjadi putri Mahkota, aku bisa mendapatkan apapun yang aku inginkan.

Hyorin segera menerobos masuk keruang kerja ayahnya. Begitu teman satu fraksi undur diri.

"Ayah, aku mendengar semuanya. aku ingin menjadi putri mahkota. Kumohon bantu aku." Hyorin langsung bersujud dihadapan ayahnya. Memohon-mohon agar bisa ikut dalam pemilihan putri mahkota.

Penasehat Park Soo Jung langsung menyambut putri kesayangannya. Dia mengusap lembut puncak kepala gadisnya.

"Aku sebenarnya juga meninginkannya. Tapi kau sudah tidak memiliki seorang ibu, ini tidak dibenarkan dalam persyaratan sebagai putri mahkota."

Maafkan ayah nak, Mereka sudah memiliki seorang calon. Jika kau ingin ikut, ayah menghawatirkanmu kau akan dijebak dan lolos sampai 3 besar dan tidak memiliki kesempatan untuk memiliki seorang pendamping. Bersabarlah. Aku akan membuat jalan untukmu.

"Tidak bisakah ayah mencari seorang ibu untukku."

"TIDAK! Tidak semudah itu!" bentak Penasehat Park Soo Jung, sehingga membuat Hyorin ketakutan. Air matanya deras mengalir dikedua pipinya. Lagi-lagi Penasehat Park memarahinya.

"Ini bukan waktu yang tepat untukmu mencalonkan diri sebagai putri mahkota. Jika kau benar-benar menginginkan, Ayah mungkin bisa membuatkan jalan untukmu. Bersabarlah. Sementara waktu tinggalah dikuil. Ada misi penting yang harus ayah dan kakakmu selesaikan." Penasehat Park Soo Jung kembali mengusap kepala putrinya dengan lembut.

***

Andai semua tragedi buruk ini tidak menimpaku tentu aku sudah masuk dalam barisan gadis-gadis bangsawan itu dan terpilih menjadi putri mahkota. Si anak budak itu benar-benar pembawa sial!

***

TBC

sun's flower -EndOnde histórias criam vida. Descubra agora