Hukuman

4.7K 378 21
                                    

Menyadari Se Ryung mulai lemah dan jatuh pingsan, Yi Yeon segera menangkap tubuh ratunya dan menggendong wanita itu dengan kedua tangannya. Beberapa tabib istana yang melihat mulai mengarahkan Yi Yeon untuk membawa paviliun terdekat, tetapi Yi Yeon berlari membawa Se Ryung ke paviliun ratu.

Para tabib wanita mulai melepaskan ikatan chima dan dangui luaran yang Se Ryung kenakan kemudian melakukan pertolongan pertama yang dapat mereka lakukan agar Se Ryung bisa kembali sadar dari pingsannya begitu Se Ryung sampai di paviliunnya.

"Jungjeon." Panggil Yi Yeon begitu Se Ryung sadar, tangannya menggenggam erat tangan Se Ryung seolah menyalurkan kehangatan. Yi Yeon takut Se Ryung juga terkena racun sebagaimana Selir Go dan Ibunya.

"Jeonha, saya baik-baik saja. Anda tidak perlu mengkhawtirkan saya." Ucap Se Ryung menenangkan.

"Kamu tiba-tiba pingsan, bagaimana bisa aku tenang." Yi Yeon melemparkan pandangannya pada tabib istana yang duduk dibelakangnya, "Tabib istana, periksalah bagaimana kondisi ratu saat ini."

"Baik yang mulia." Ucap tabib istana yang kemudian mulai memasangkan benang dan mulai mengecek denyut nadi milik Se Ryung.

"Ratu baik-baik saja, denyut nadi janin di perut ratu juga masih terasa kuat. Semua baik-baik saja. Mungkin ratu terkejut dengan semua kejadian ini sehingga tubuhnya melemah."

"Denyut nadi janin?"

Tabib istana memandang Yi Yeon dan Se Ryung yang masing terbaring lemah secara bergantian. Tabib itu tidak menyangka ratu masih menyembunyikan kehamilannya.

"Hamba pantas mati karena tidak mengabarkan berita ini kepada anda yang mulia. Ratu saat ini sedang mengandung. Ratu mencegah saya mengatakan hal ini kepada anda karena beliau sendiri yang akan memberitahu anda."

Yi Yeon menoleh kearah Se Ryung tidak percaya meminta penjelasan.

"Ini berita bahagia, mengapa harus disembunyikan?"

"Maafkan saya tidak ingin membebani anda karena semua permasalahan yang terjadi."

"Berapa usia kehamilan ratu?"

"Empat bulan." Jawab tabib istana.

Yi Yeon tersenyum, dia mengingat dengan baik, empat bulan lalu adalah malam pertama yang mereka lalui.

"Selamat Yang Mulia." Ucap tabib istana yang kemudian diikuti oleh seluruh dayang yang ada diruangan itu.

"Terimakasih ratuku, kamu telah berjuang dengan sangat baik. Jaga kesehatanmu."

***

Malam itu pejabat Seo menghadap Yi Yeon, melaporkan hasil penyelidikan atas apa yang terjadi pada Ibu Suri dan Selir Go. 

"Yang mulia, ini adalah laporan sajian yang disantap Ibu Suri pagi itu, beliau menyantap kesemek kering dengan teh bunga yang berasal dari Tiongkok. Tabib istana sudah memeriksa dan memastikan bahwa racun ada bersama teh bunga. Maaf saya harus melaporkan ini. Menurut penuturan Dayang di istana Ibu Suri teh bunga itu berasal dari kediaman ratu."

Yi Yeon menatap pejabat Seo tidak percaya.

"Jeonha, Biro Investigasi juga memeriksa ruangan Go Sukwon, mereka juga menemukan teh bunga yang sama dengan yang ada di ruangan Ibu Suri. tidak berbeda dengan pengakuan dari  dayang istana Ibu Suri, Dayang han yang melayani Go Sukwon juga mengatakan mendapatkan teh bunga dari kediaman ratu."

 "Aku yakin ada yang berusaha menjebak Ratu."

"Sayangnya, jika benar ada yang berusaha menjebak ratu, saya khawatir Anda tidak akan bisa berbuat banyak. Selir Go yang didukung Menteri Kim dan Ibu Suri yang didukung Menteri Jung Jae Rim berasal dari fraksi yang berbeda dan saling bertentangan, belum lagi hubungan antara Menteri Kim dan Ratu yang buruk pun dengan hubungan Ratu dengan Ibu Suri juga tidak terlalu baik. Sangat layak jika kemudian ratu yang dianggap merencanakan semua ini."

sun's flower -EndDove le storie prendono vita. Scoprilo ora