Malam penyatuan

6.3K 433 50
                                    

"Yang Mulia Raja telah tiba." Seru Kasim Moon didepan gerbang paviliun ratu, membuat para dayang di halaman paviliun Ratu terkejut, sontak para dayang Se Ryung membungkuk dihadapan Yi Yeon.

Yi Yeon yang kini telah berpakaian tidur, mengenakan jubah sutra putih dengan emblem naga di kedua sisi tubuhnya. Dia datang kepaviliun ratu dengan sebuah tandu singgasana yang terbuka.

"Umumkan kedatanganku." Perintah Yi Yeon pada dayang park yang masih tampak terkejut dengan kedatangan raja.

***

Dayang penjaga pintu membukakan pintu untuk Yi Yeon dan masuklah pemuda itu kedalam ruangan milik sang ratu yang telah ditata sedemikian rupa. Beberapa guci-guci berisi bunga diletakan disudut ruangan sehingga membuat ruangan itu tampak berubah.

Yi Yeon duduk di sebuah alas duduk yang telah disediakan. Se Ryung membungkuk dan memberikan penghormatan untuk Yi Yeon. Gadis itu juga tampak berbeda dibanding biasanya. Se Ryung tampak cantik dengan hiasan kepala yang terlihat sederhana dibandingkan dihari biasanya. Jujur, melihat penampakan Se Ryung malam ini membuat hati Yi Yeon berdebar tak menentu.

Untuk menetralisir hatinya yang berdebar lebih kencang dari biasanya, Yi Yeon meraih teko teh menuangkan isinya kedalam gelas yang tersedia.

Melihat apa yang dilakukan Yi  Yeon Seyung segera menahan teko teh itu, "Ini sudah dingin yang mulia, saya akan menggantinya dengan yang baru."

"T-tidak perlu, aku bisa meminumnya." Cegah Yi Yeon dia tidak ingin merepotkan se Ryung.

Yeon kembali meraih teko teh itu dari tangan Se Ryung dan menuangkannya dalam gelas kemudian meminumnya hingga tandas.

"Maaf aku terlambat kemari, ada yang harus kuselesaikan tadi."

Se Ryung tersenyum miris mendengar ucapan Yi Yeon, itu alasan klasik yang beberapa kali pemuda itu kemukakan untuk menghindari malam-malam penyatuan dengannya saat masih menjadi Putra Mahkota dulu.

Biasanya Yi Yeon akan segera beranjak menuju teras belakang paviliun putri mahkota dan menunggu waktu yang pantas untuk meninggalkan paviliun itu sehingga tidak ada yang menyadari bahwa Yi Yeon tidak menunaikan tugasnya.

"Iya yang Mulia, saya mengerti. Silahkan beristirahat." Se Ryung menyingkirkan meja hidangan dan menyiapkan tempat tidur bagi Yi Yeon.

"Yang Mulia, Saya mengerti kesulitan anda. Saya telah memikirkan hal ini baik-baik. Hubungan diantara kita memang akan sangat sulit. Saya adalah putri dari orang yang paling ingin anda singkirkan. Jeonha, Disini tidak ada teras belakang seperti dipaviliun putri mahkota, jadi Anda bisa beristirahat disini, saya akan tinggal disana sampai waktu yang pantas." Ucap Se Ryung begitu selesai merapikan tempat tidur yang digunakan raja. Se Ryung kemudian menunjukkan ruangan disebelah ruangan yang mereka gunakan kini

"Apa kau sekarang sedang merajuk karena aku mengangkat selir go sehingga kau menyuruhku beristirahat sendiri."

Se Ryung terkejut dengan perkataan Yi Yeon. Segera gadis itu bersujud dihadapan sang pemuda. "Maafkan atas kelancangan saya. Ini tidak seperti yang anda pikirkan. Mengangkat selir adalah hak anda. Bukan kewenangan saya untuk menolak ataupun menerima.

Yi Yeon tertawa mendengar ucapan Se Ryung sehingga membuat gadis itu tersadar. Perempuan dengan dangui pink lembut itu tampak ternganga menyadari suatu hal.

Oh omo! Mungkin raja benar-benar menepati perkataannya saat dihalaman Myongjeongjeon dulu.

Segera Se Ryung memperbaiki duduknya.

Yi Yeon tampak tersenyum melihat tingkah Se Ryung. Diapun mengeser duduknya mendekat kepada Se Ryung, diraihnya wajah si gadis dan mengecup bibirnya ringan.

"Mengapa kamu begitu santai membicarakan tentang selir. Tidakkan ada sedikit rasa cemburu di hatimu saat aku memerintahkan untuk mengangkat selir baru?" Ucap Yi Yeon dengan nada setengah berbisik, karena kini wajah mereka sangat dekat hanya beberapa sentimeter saja.

Se Ryung menghela nafas dalam, menghalau rasa gugup yang terus saja menerjangnya. Sikap raja yang seperti ini tentu membuat Se Ryung canggung.

"Sebelum menjadi Ibu Negara saya adalah seorang istri. Silahkan tanyakan pada para istri, perempuan mana yang bersedia berbagi Suami. Saya yakin tidak ada satupun diantara para wanita yang akan bersedia."

Kembali Yi Yeon tersenyum mendengar jawaban Se Ryung, "Aku mencintaimu. Izinkan aku menghabiskan malam ini denganmu."

Kembali Yi Yeon meraih wajah gadis dan menenggelamkannya dalam ciuman yang hangat. Disisi lain, tangan pemuda itu meraih sampul otgrum di hanbok milik Se Ryung dan menariknya hingga terbuka.

***

Pagi berikutnya Yi Yeon tampak bersemangat, senyuman bahagia tampak menghiasi wajah Yi Yeon. Sayangnya itu tidak berlangsung lama, terutama sejak pemuda itu menerima kedatangan Menteri Jung Jae Rim diruang kerjanya. Ada beberapa hal yang dilaporkan oleh menteri Aparatur Negera itu, tetapi yang membuatnya geram adalah laporannya yang terakhir tentang Pembangunan tempat latihan militer di sekitar bukit Onyang. Dengan argumen yang menantang menteri itu menanyakan apakah Yi Yeon mengetahui tentang hal ini?

"saat itu saya sedang ada inpeksi kedaerah. Provinsi Hwanghae saya mendengar banyak orang direkrut untuk pembanguan Istana Teratai di bukit onyang untuk istana rekreasi kerajaan. Saya cukup terkejut karena anda tidak pernah mengangkat hal ini di pertemuan balai Agung. Bukit Onyang memang bukit yang indah dengan pemandangan alam yang luar biasa, namun. Anda yakin dengan konsruksi bangunannya. Saya mendengar disana lebih banyak merekrut pandai Besi dan petani dibandingkan tukang kayu dan batu? Maafkan hamba Yang Mulia, untuk ukuran istana rekreasi yang dibangun oleh pandai besi tentu akan terlihat sangat menyeramkan. Bukankah lebih baik anda mengecek kembali pembangunannya Yang Mulia?"

Kata-kata Menteri Jung kembali terngiang dikepalanya.

Jadi sekarang apa rencana Menteri Kim? Apa setelah tidak berhasil membujuk Ratu membangun istana Rekreasi akhirnya mereka berusaha memberontak dengan nekad membuat pangkalan militer untuk menekanku? Tidak. Aku harus tetap tenang. Aku tidak boleh bertindak impulsif dan gegabah. Tidak ada yang boleh tahu tentang ini. Aku harus memerintahkan seseorang untuk menyelidiki secara diam-diam.

"Kasim Jung, Perintahkan Pejabat Seo Hyun Soo menghadap kepadaku ada beberapa hal yang ingin kusampaikan padanya." Panggil Yi Yeon kepada Kasim Moon.

"Ye Jeonha."

***

"Benar yang mulia, memang benar ada pembangunan beberapa paviliun kecil dibukit onyang. Tetapi jika itu yang dimaksud dengan istana rekreasi kerajaan terasa kurang pantas. Karena terlihat sangat sederhana. Itupun belum selesai benar. Mungkin sekitar 50% pengerjaan. Kami sama sekali tidak menemukan ada pembangunan seperti tempat pelatihan militer disana." Lapor Seo hyun Soo kepada Yi Yeon terkait dengan tugas penyelidikan yang di perintahkan Yi Yeon kepadanya.

"benarkah? Bagaimana dengan laporan kekayaan kerajaan dan anggota keluarga kerajaan?"

"tidak ada yang janggal dengan harta kekayaan istana. Semua tampak stabil. Namun, ada beberapa catatan yang hilang. Itu tentang pembukuan laporan pajak 1 tahun terakhir dan buku catatan kekayaan milik ratu."

"Hilang? Bagimana bisa?"

"Benar yang Mulia, kami menenukan beberapa seri pembukuannya hilang dan tidak rapi. Selain itu kami juga tidak menemukan catatan harta kekayaan milik Ratu."

"apa ratu tahu tentang hal ini?

"Tidak. Kami mencari informasi secara diam-diam.

TBC

sun's flower -EndWhere stories live. Discover now