Pengangkatan Selir

5.2K 446 92
                                    

Mendengar ucapan ibu suri agung, Yi Yeon mengepalkan tangannya penuh kemurkaan. Dia tahu semua ini adalah ulah Menteri Kim.

Apakah ini ada hubungannya dengan permohonan ratu untuk lengser dari jabatannya. Apakah Menteri Kim sudah tidak berputus asa pada ratu sampai Ibu Suri Agung harus memasukkan dan mengangkat gadis lain kedalam istana?

"Jungjeon, katakan padaku apa yang harus aku lakukan untuk membalas budi? Astaga, bukankah sebenarnya Nona Go membantu pekerjaanmu. Sudah sepatutnya jika kamu juga membalas budi Nona Go atas pekerjaannya. Aku yakin, pengangkatannya menjadi selir raja bukanlah suatu permintaan yang berlebihan kan?" Kali ini Ibu Suri Agung menatap Se Ryung dengan senyum licik menantikan jawaban yang akan diucapkan oleh sang ratu.

Yi Yeon menatap istrinya yang saat ini tengah tertunduk pasrah. Se Ryung menyadari semua ini adalah kesalahannya karena telah berlarut-larut dalam rasa bersalah sehingga mengabaikan kesehatannya. Pengelolaan terhadap istana dalam yang menjadi tanggungjawabnya pun menjadi terbengkalai.

"Jungjeon, kamu bisa berbagi tugas berat mengatur istana dalam dengannya sehingga saat kamu berhalangan, pengelolaan istana dalam tidak akan kacau. Selain itu, kita tidak tahu dari rahim siapa sang penerus akan lahir. Jusang, saya benar-benar mengkhawatirkan kondisi ini. Sudah 6 tahun kalian menikah dan sampai saat ini belum juga dikaruniai seorang putra. Tidakkah anda kasihan pada ratu atas beban berat yang harus ditanggungnya sendiri. Benarkan jungjeon?"
Lagi-lagi Ibu Suri Agung berusaha mengintimidasi Se Ryung.

"Ya Daewangdaebi mama, semua itu adalah kesalahan saya, selanjutnya saya akan berusaha dengan sebaik-baiknya untuk menjadi ratu yang baik. Ibu Suri Agung tidak perlu mengkhawatirkan tentang hal ini. Untuk pengangkatan Nona Go menjadi selir saya tidak akan memutuskan, karena itu sepenuhnya adalah wewenang raja, saya hanya menjalankan perintah beliau."

Kembali ibu suri agung tersenyum mendengar jawaban Se Ryung.

"Jungjeon, kamu benar-benar naif. Jusang, bagaimana ini, apa yang saya harus..."

"Daewangdaebi mama, jika itu bisa melegakan perasaan anda, silahkan lakukan sesuai keinginan anda." Dengan suara mantap Yi Yeon memotong pembicaraan Ibu Suri Agung, dia tidak mau mendengarkan perdebatan yang sia-sia yang banyak mengintimidasi kekurangan ratunya. Dia tahu Ibu Suri Agung tidak akan berhenti sampai Yi Yeon mengangkat gadis itu menjadi selirnya.

Mendengar jawaban Yi Yeon senyum ibu Suri Agung semakin merekah.

"Jungjeon. Segera persiapkan pengangkatan Putri Menteri Go menjadi selirku."

"Baik Yang Mulia."

"Berhubung sudah tidak ada yang perlu disanpaikan lagi, kami mohon undur diri." Yi Yeon berdiri memberi hormat untuk ibu Suri Agung yang kemudian di susul Se Ryung dibelakang.

***

Kini Yi Yeon dan Se Ryung berjalan berdampingan disekitar paviliun taman Gyonghoeru, meskipun demikian, sejak keluar dari paviliun ibu Suri Agung belum ada perbincangan diantara keduanya masing-masing bergumul dengan pikirannya sendiri, hingga kemudian Se Ryung memecah keheningan yang tercipta.

"Yang Mulia, Bagaimana jika pengangkatan Selir Go dilaksanakan 7 hari dari sekarang?" Tanya Se Ryung.

Yi Yeon menatap Se Ryung sesaat, "Terserah padamu."

"Baik Yang Mulia, akan segera saya persiapkan. Saya akan memberi gelar Sukwon (selir junior tingkat 4/ selir dengan tingkatan terbawah)."

Kembali Yi Yeon menatap Se Ryung, kali ini dengan pandangan sedikit kesal.

Bagaimana bisa dia membicarakan hal ini tanpa perasaan dan rasa cemburu.

"Terserah padamu saja." Lagi Yi Yeon memasrahkan pada Se Ryung. "Jungjeon, maaf aku meninggalkanmu disini ada pekerjaan yang harus kulakukan." Lanjut Yi Yeon kemudian meninggalkan Se Ryung beserta iringan dayangnya, Yi Yeon malas untuk mendengarkan pembahasan tentang pengangkatan selir baru.

sun's flower -EndWhere stories live. Discover now