Penobatan Raja

5.1K 396 28
                                    

Hari ini Yi Yeon didandani dengan pakaian resmi myeonbok dengan hiasan kepala myonrugwan oleh para dayang dipaviliunnya. Hari ini adalah penobatan secara resmi dirinya sebagai Raja Joseon.

Kasim Moon memeriksa pakaian yang dikenakan Yi Yeon, setelah memastikan semua atribut telah terpasang lengkap di tubuh Yi Yeon dia segera membimbing Sang Raja muda itu kehalaman paviliunnya guna persiapan menuju Myeongjeongjeon (Aula Tahta) lokasi dilaksanakan penobatannya.

Yi Yeon berjalan menuju halaman paviliunnya, diluar sana sudah berdiri dalam barisan yang rapi iring-iringan kasim, dayang dan pengawal istana. tersedia dua buah tandu untuknya dan Se Ryung selaku Raja dan Ratu joseon yang baru.

Se Ryung berdiri dihalaman paviliun Yi Yeon dengan pakaian kebesarannya yang persis dia gunakan dihari pernikahan mereka. Se Ryung segera menyambut kedatangan Yi Yeon dan membungkuk pada pemuda itu untuk memberi hormat. Yi Yeon menerima penghormatan itu menyuruh Se Ryung untuk berdiri disebelahnya. tidak ada banyak kata yang terucap. keduanya tampak sama-sama canggung. 

***

dihalaman Myeongjeongjeon musik-musik sudah dikumandangkan oleh para petugas di departemen musik kerajaan.  Yi Yeon dan Se Ryung turun dari tandunya masing-masing mereka berdua di bimbing untuk berdiri berjajar didepan gerbang Myeongjeongjeon yang masih tertutup. Kasim Moon dan Dayang Park menyerahkan Sebilah batu giok Paeok  kepada Yi Yeon dan Se Ryung. kemudian mengabarkan kepada Pengawal bahwa Raja dan Ratu telah siap memasuki Meongjeongjeon.

Tak lama kemudian musik berhenti digantikan dengan suara tabuhan genderang besar di Myeongjeongjeon dengan nada yang beraturan.

"Mendekatlah," ucap Yi Yeon mengejutkan Se Ryung yang masih canggung karena sikap Yi Yeon semalam.  Se Ryung menggeser tubuhnya lebih dekat kepada Yi Yeon.

Yi yeon tampak tersenyum melihat Se Ryung yang nampak kikuk, terlebih saat dirinya melihat Paeok Se Ryung bergetar dengan hebat. "Kau gugup?" tanya Yi Yeon yang kemudian diikuti dengan anggukan dari Se Ryung. 

"Tak apa, yang penting tersenyumlah, Agar Rakyat bisa mengingatmu sebagai ratu yang ramah." kata Yi Yeon menenangkan. Se Ryung mengangguk mengerti, hatinya terasa lebih ringan sekarang.

"YANG MULIA BAGINDA RAJA DAN RATU TELAH TIBA!!!" teriak Pejabat Militer Istana bersamaan dengan berhentinya suara tabuhan genderang itu.

Yi Yeon dan se Ryung segera memperbaiki posisi berdiri mereka. Pintu gerbang Myeongjeongjeon terbuka lebar. Yi Yeon, Se Ryung dan Iring-iringan dayang dan kasim bersiap untuk memasuki Myeongjeongjeon yang sudah penuh diisi para pejabat istana juga bangsawan.

"BERI HORMAT!!!" Pejabat Militer memberikan istruksi, serempak para hadirin yang datang membungkuk dan bersujud memberi hormat kepada Raja dan Ratu baru.

Yi Yeon dan Se Ryung melangkahkan kaki memasuki Myeongjeongjeon kemudian duduk dikursi yang telah disediakan.

"BANGKIT!!!" instruksi pejabat militer itu lagi setelah memastikan YI Yeon dan Se Ryung sudah sampai di kursi tahta yang disiapkan. serempak para hadirin bangkit berdiri.

Genderang besar diaula Myeongjeongjeon kembali ditabuh.

Seorang pejabat upacara maju yang berada disisi kanan Yi yeon maju beberapa langkah dan memulai prosesi penobatan untuk Yi Yeon dan Se Ryung.

Sang pejabat membuka prosesi dengan memerintahkan para hadirin untuk memberi hormat kepada YI Yeon. sebanyak 3 kali sujud sebagai wujud penghormatan kepada raja.

Setelah itu seorang duta besar maju membacakan surat pengakuan dari dinasti Ming terhadap penguasaan Yi Yeon di Joseon dan membacakan surat pengakuan Se Ryung sebagai Ratu dari Joseon.

Menteri Kim mengangkat tinggi-tinggi papan pangkatnya dan berseru, "PANJANG UMUR BAGI RAJA DAN RATU!!!" Menteri Kim meneriakannya secara berulang-ulang diikuti para pejabat dan hadirin yang lainnya.

Sah sudah kini Yi Yeon berdaulat penuh sebagai raja joseon diusia 20 tahun.

***

Sang Mantan ratu menggebrakkan tangannya kuat-kuat dimeja kamarnya saat seorang Sanggung melaporkan kejadian semalam saat Yi Yeon mengunjungi Paviliun Ratu di larut malam.

"Kenapa baru kau laporkan sekarang!" Seru Mantan Ratu murka.

Sang sanggung langsung bersujud memohon ampunan.

"Hamba juga baru mendengarnya, saya mendengarnya saat tak sengaja lewat dipaviliun ratu. Mereka bergosip semenjak kunjungan semalam sikap Raja kepada Ratu menjadi lebih ramah."

Perempuan paruh baya itu tampak menghela nafas untuk meredam kemarahannya.

"Bangkitlah." Ucap Mantan Ratu kemudian "Panggilkan Menteri Jung. Ada beberapa hal yang harus kusampaikan padanya."

"Baik yang Mulia."

***

Disebuah Gibang tampak Menteri Kim dan anggota fraksinya sedang berpesta pora merayakan keberhasilannya mengantarkan Se Ryung sampai di kursi tahta.

"Semoga dengan penobatan ini fraksi kita akan semakin jaya. Selamat atas penobatan Putri Anda." Seru Para Menteri dari Fraksi Noron yang kemudian bersulang bersama-sama.

***

Se Ryung memandangi norigae dihadapannya. Itu adalah norigae yang diberikan Yi Yeon semalam sebelum dia meninggalkan paviliun Se Ryung.

Yi Yeon melepaskan pelukannya di tubuh Se Ryung begitu tangis Se Ryung mereda. Sejenak keduanya saling menatap, wajah mereka sudah sangat dekat juga nyaris saling bersentuhan. Tanpa pemuda itu sadari tangannya juga sudah menyentuh simpul otgrum di hanbok putih Se Ryung sehingga membuat Se Ryung berkesiap.

Tapi belum sampai Yi Yeon menarik simpul itu, pemuda itu seolah menyadari suatu hal sehingga mengurungkannya. Diapun mengalihkan pandangannya dari wajah Se Ryung. Kedua tangannya mencengkram erat kepalanya seolah ada beban yang berkecamuk didalamnya.

Butiran bening kembali menetes dan membasahi pipi Se Ryung yang sembab dan tampak pucat. sebesar itukah rasa cinta Yi Yeon pada Putri penasehat Park Soo Jung sehingga mengabaikannya seperti ini?

"Yang mulia, berbagilah beban itu bersama saya. Saya akan mendukung anda. Apapun itu." Se Ryung mencoba berempati, Se Ryung menyadari bahwa semua malapetaka ini karena kehadirannya di istana.

Yi Yeon kembali menatap Se Ryung,  kemudian mengeluarkan sebuah norigae dibalik lengan hanboknya dan menyerahkan norigae itu kepada Se Ryung.

"Baiklah, penuhi janjimu untuk setia dan mendukungku. selain itu, jangan pernah berfikir untuk meninggalkan istana tanpa seizinku."

Se Ryung menatap Yi Yeon tidak mengerti, tetapi kemudian gadis itu menganggukkan kepalanya. "Ya, yang mulia."

Setelah mendengarkan jawaban dari Se Ryung Yi Yeon lantas beranjak dari posisinya dan meninggalkan Se Ryung beserta iringannya.



Se Ryung mengamati Norigae berwarna Coklat Muda dengan hiasan Jade berwarna hijau dengan ukiran yang tak biasa itu. Gadis itu merasa tak asing dengan norigae tersebut. Norigae ini seperti norigae yang diberikannya kepada Pemuda bercadar 3 tahun lalu saat dirinya diselamatkan dari kawanan perampok.

Bagaimana bisa sekarang norigaenya ada disini?

Se Ryung menghela nafas dalam-dalam. Seperti mendapatkan teka-teki yang harus dipecahkannya. Hingga kemudian sebuah pikiran konyol muncul dikepalanya bahwa mungkin saja Pemuda bercadar itu adalah sang raja yang langsung ditepis gadis itu jauh-jauh karena sikap keduanya sangat berbeda.

***

"Hamba Jung Jae Rim menemui yang Mulia." Menteri Jung memberi hormat kepada Ibu Suri

"Kurasa kita harus segera melaksanakan rencana kita secepatnya. Persetan dengan aturan masa berkabung. Aku tidak bisa melihat si rubah betina itu mencari kesempatan dalam kesempitan dengan menggoda baginda raja." Ucap Ibu Suri murka. "Segera tentukan waktu dan tempatnya."

"baik yang mulia."

TBC

sun's flower -EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang