Sang Selir

4.7K 377 52
                                    

pagi itu, Se Ryung baru saja membuka matanya yang masih terasa berat saat melihat siluet seorang gadis budak berdiri diambang pintu kamarnya.

"Byul, Kaukah itu?"

 Se Ryung mengusap matanya tak percaya, pelayan Keluarga Kim kesayangannya kini sudah berdiri dihadapannya. Gadis pelayan itu langsung bersimpuh dihadapan nonanya. Air matanya cukup deras mengalir dikedua belah pipinya yang terlihat sangat kusam.

Byul ingin menyentuh tangan milik sang mantan majikan, namun kemudian diurungkannya. Baginya Se Ryung masih seorang Ratu dinegeri ini. tidak pantas tangan budak yang hina menyentuhnya. Akhirnya Byul hanya mampu mengangguk sambil menangis seunggrukan disamping dipan milik Se Ryung. Meluapkan rasa sedih melihat sang Nona menderita seperti ini.

perlahan Se Ryung bangkit dari tidurnya, tubuhnya terasa sangat lemah. Se Ryung meraih tangan Byul dan memeluknya dengan erat. "terimakasih sudah mengunjungiku, kau satu-satunya keluarga yang kumiliki saat ini." Akhirnya keduanya larut tangis penuh kerinduan dan kesedihan.

"Mulai saat ini saya akan terus berada disamping anda dan melayani anda apapun yang terjadi."

***

Pagi itu istana dalam digegerkan dengan berita bahwa ada seorang Dayang yang mendapatkan selimut raja yang berarti semalam dia telah meksanakan tidur bunga bersama raja. Semua bagian dari istana dalam tampak terkejut dengan berita ini. Bukan tipikal raja jika ia dengan mudah menghabiskan waktu dengan wanita.

Dayang itu segera didandani dan dipindahkan kepaviliun yang terpisah dari dayang-dayang lainnya. Dia bahkan berhak memiliki seorang dayang yang melayaninya.

Kini tidak ada lagi alasan bagi para menteri untuk mendesak Yi Yeon mengangkat seorang selir. Lebih baik Yi Yeon sendiri yang memilih siapa yang akan menjadi selirnya daripada wanita yang dikirim karena kepentingan politik.

***

Hyorin sedang melukis bunga diatas kanvas kain satin saat seorang pelayan dari kediaman menteri  Jung dan mengabarkan bahwa Raja sudah mengangkat Selir. Geram gadis itu langsung menuang cat warna ketas kanvas yang sudah berlukiskan bunga yang sudah separuh jadi sampai akhirnya tidak berbentuk lagi. Lantas kanvas itu dilemparkan dengan penuh kemurkaan.

Setelah beberapa saat mengatur nafas, kemudian senyum gadis itu tampak mengembang.

Baiklah, tidak ada salahnya jika memberi sedikit bingkisan untuk sang selir sebagai tanda selamat datang kan?

***

Byul menemui pejabat Seo secara sembunyi-sembunyi di sebuah kedai makan tak jauh dari tempat pengasingan.

"Terimakasih sudah mempertemukan saya dengan Ratu dan mengizinkan saya melayani beliau, beliau dulu adalah majikan saya. Terimakasih banyak tuan."

"Aku membantumu lepas perkerjaan diladang negara bukan tanpa tujuan. Jadi beritahu aku selama kau tinggal bersama Ratu, apakah ada sesuatu yang mencurigakan?"

Byul mulai mengingat-ingat, "dipondok itu bersama dengan 3 orang dayang istana, mereka semua adalah pelayan setia milik Ratu sejak pengangkatan Beliau Sebagai Putri Mahkota, Sepertinya terlalu mustahil jika ada salah satu diantara mereka yang berkhianat."

"Lalu bagaimana dengan makanan Ratu?"

"Semuanya memang disajikan oleh para dayang itu, selama seminggu ini saya melihat apa yang mereka lakukan, apa yang Ratu makan kami juga memakannya. Apa yang Ratu minum kami juga meminumnya. Jadi agak mustahil jika racun itu hanya mengenai Ratu."

Pejabat Seo menganggukkan kepalanya, "Baiklah, tetapi kau tidak boleh lenggah, racun itu pasti berikan dalam dosis yang kecil sehingga tidak langsung memberikan efek pada Ratu. Dosis kecil yang yang berlangsung secara terus-menerus pasti akan menimbulkan efek pada akhirnya. Coba kau ingat-ingat kembali, Bisa jadi sesuatu yang sering beliau konsumsi, minum ataupun yang dihirup, Ah, kalian tidak tinggal sekamar dengan ratu kan? Mungkinkah ada sesuatu yang janggal dari kamar ratu? Benda-benda yang mungkin menimbulkan bau, racun bisa saja datang dari sebuah indra pembauan."

sun's flower -EndМесто, где живут истории. Откройте их для себя