chapter 26

8.3K 377 5
                                    

HAPPY READ!!!!

~~~~~~**~~~~~~

"AUTHOR POV"

"Hoaaaaamm, aku masih ngantuuukk" Keluh Fira dengan menjatuhkan kepalanya di bahu Putra.

"Katanya mau liat sunrise." Dengan lembut tanganya yang melingkar di bahu Fira mengelus surai gadis itu.

Pukul 04.55 mereka sudah berkumpul di teras belakang vila untuk melihat penomena alam yang indah itu. Terlalu pagi memang untuk ukuran Fira yang biasanya bangun siang.

"Ayaaang aku tidur aja yaaa, kan udah pernah liat Sunrise juga waktu itu sama kamu" Nana semakin meringkuk di pangkuan Rindo mencari posisis nyaman dalam dekapan sang calon tunangan.

Rindo tersenyum melihat betapa imutnya gadis di pangkuannya, dengan membenarkan selimut yang memang sengaja dibawa karna udara sangat dingin di pagi hari.

Nita hanya mendelik melihat sahabat sahabatnya yang sudah bermanja-manja ria dengan pasangannya, seperti Shela dan Alfi yang sedang bercanda dengan selimut besar yang membungkus tubuh mereka,

Thia yang tampak malu-malu duduk bersama Rapli di ayunan yang tak jauh dari tempatnya, untung saja Nita sudah memiliki Samuel jadi dia tidak akan seperti kambing congek lagi jika sahabatnya itu asik pacaran.

"Do, acara tunangan lo jadinya dimana??" Tanya Putra, tangannya masih setia mengelus surai Fira yang terus terus menguap.

"Tadinya mau di hotel, tapi bini gue nih pengen deket pantai katanya" Jawab Rindo mengelus pipi gadis yang berada di pangkuannya.

"Gila deket pantai, kebawa ombak gak jadi kawin lu ntar" Celetuk Alfi

Nana yang mendengar auto membuka matanya. "Heh! Bibir lu mau gua jejelin sambel cibiuk?? Yang ada gua lempar lu ke tengah laut sebagai ganti lempar bunga"

"Siapa yang mau sambel cibiuk?? Ih enak tau kalo sama gurame bakar" Semua atensi mengarah pada gadis yang menyengir polos diatas ayunan, "mau pesen?"

"Heh julkipli, cewek lu lakban dulu dah biar gak keliatan begonya" Ucapannya mendapat hadiah tabokan dari Shela. "Loh yang kok aku yang di tabok" Protes Alfi

"Mulut kamu tuh yang perlu aku lakban biar gak ngomong pedes mulu." Alfi dengan segala bacotan pedasnya memang sudah tak aneh lagi.

"Pake bibir aja by jangan lakban" Dan lagi-lagi dihadiahi tabokan oleh Shela.

"Najis lu fi, kalo ngomong emang gak ada filter" Nita merotasikan bola matanya, heran kenapa Shela sepupunya itu bisa menyukai lelaki semacam Alfi.

"Al, malem ini keluarga kamu dateng?" Tanya Fira mendongak menatap netra Putra yang membalas tatapannya.

"Iya, aku mau kenalin kamu"

Fira menegakkan tubuhnya, menumbu netra yang menatapnya teduh.
"Tapi nanti malem aku bukan Safira nerd, aku bakal jadi Safira putri satu-satunya keluarga Regitansyah"

"Emang kenapa kalo kamu jadi diri kamu sendiri, mau kamu nerd atau putri dari keluarga mana pun, kamu tetep pacar aku Ra." Tegas Putra menyelipkan anak rambut Fira ke daun telinga.

Fira tersenyum, keluarga putra memang tergolong kelas atas yang kaya raya, tidak ada kemungkinan bagi mereka untuk mengkeruk harta keluarganya seperti yang di lakukan Rapli dulu, tapi Fira belum siap jika diperkenalkan sebagai pewaris keluarganya.

"Apa yang kamu cemasin?" Tanya Putra, sadar jika senyum Fira menyiratkan menyembunyikan sesuatu.

"Aku belum siap" Jujur Fira dengan mengalihkan tatapannya pada langit yang mulai menampakkan gurat cahaya.
"Itu liat, mataharinya mulai naik"

Putra mengatupkan kembali rahangnya yang hendak mengucapkan sesuatu, tersenyum mengerti.

"Eh eh eh fotoin gua dong" Ucap Shela sudah bangkit menarik Alfi untuk ikut berfoto.

"Ih gua juga mau, ayo yang foto yang" Semangat Nana, kantuknya mendadak hilang yang kini malah menarik-narik Rindo.

"Yang lain sibuk foto, kamu gak mau ikutan?" Tanya Putra

"Moment kayak gini sayang kalo gak dinikmatin, cukup di ingat dalam benak" Jawab Fira yang sebenernya mager.

Putra mengacak puncak kepala Fira. "Ketemu sama keluargaku malam ini, sebagai Safira nerd atau sebagai Safira alviana putri regitansyah itu gak masalah" Bisik Putra lembut di telinga Fira.

Fira hanya mengangguk, mungkin tidak apa-apa jika nanti dia harus mengganti peran menjadi gadis nerdy untuk menemui keluarga Putra.

"Woi kulkas dua pintu, buruan kita fotbar jangan asik berduaan doang lu pada" Teriak Nita, sahabat-sahabatnya sudah berbaris mengambil formasi di depan kamera yang sedang di atur letaknya oleh Samuel.

"Moment juga perlu di abadikan dalam bentuk gambar nyata" Ucap Putra menarik lembut Fira untuk ikut bergabung dengan yang lainnya.

********

Matahari semakin meninggi, tapi ke-sepuluh remaja itu masih asik bermain seperti menaiki kapal boat untuk melihat pemandangan laut dan menyelam, tentu dengan pemandu khusus sehingga aman.

Setelah menaiki banana boat, kini mereka tengah balapan jetski dengan membonceng pasangan masing-masing.

Putra dan Fira tentu sampai duluan, kepiawaiannya dalam balapan motor berlaku untuk jetski pula, lalu di susul oleh Rapli dan yang lainnya.

"Sesuai aturan ya, yang menang wajib teraktir kita makan siang" Ucap Alfi yang sampai paling akhir.

"Mana ada anjir, aturannya yang nyampe paling akhir teraktir kita makan" Protes Fira yang berusaha melepas pelampungnya.

"Udah udah mending kita cari makan dulu gua laper, masalah siapa yang bayar kalem aja kalo ada oboss mah" Lerai Rindo menatap penuh arti pada Putra.

Putra berdecih, mau kalah atau menang jika urusan traktiran pasti Putra yang akan mengeluarkan, bukan sahabat-sahabatnya tidak mampu mereka hanya jenis orang kaya yang suka gratisan.

"Udah sana kalian cabut duluan, tar gua sama Fira nyusul" Perintahnya langsung dituruti. Putra membantu Fira membuka pelampungnya, karna sedari tadi gadis itu kesusahan.

"Kalo butuh bantuan itu ngomong, sama pacar sendiri aja gengsi"

"Apaan sih" Fira memalingkan wajahnya sedikit kaget dengan gerakan Putra yang tiba-tiba.

Putra tersenyum memandang wajah bersemu Fira dari jarak sedekat ini, "pipi kamu... Pake yang merah merah itu ya?" Tanya Putra membuat Fira menatapnya bingung.

"Atau blushing?"

"Ha-eh? Apaan sii" Fira memalingkan wajahnya yang semakin bersemu, mengundang tawa kecil Putra.

"Mau makan bareng mereka atau kita makan berdua?" Tanya Putra setelah berhasil melepaskan pelampung Fira.

"Bareng mereka aja lah, berduaan mulu tar setan lewat kamu khilaf" Jawab Fira lalu beranjak mendahului Putra, menyusul teman-temannya. Lebih tepatnya, menyembunyikan salah tingkahnya.

"Kamu imut kalo salting" Teriak Putra masih diam ditempatnya dengan senyum lebar.

"Berisiiikkk" Balas Fira tanpa membalikan badannya, menambah kecepatan langkah kakinya. Sial dia benar-benar salting

"Firaa tungguin"

~~~~~**~~~~~

BERSAMBUNG....

Revisi :12 juni 2020

NERDY(X)//RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang