Renungan Diri

2.7K 207 2
                                    

Dikisahkan, suatu ketika Nabi Muhammad sepulang dari dakwah, ketika masuk ke dalam rumah, Khodijah menyambut berdiri di depan pintu.

Ketika Khodijah hendak berdiri menyambut, Nabi Muhammad berkata, “Wahai Khodijah, tetaplah kamu di tempatmu”.

Ketika itu Khodijah sedang menyusui Fatimah.

Maka kemudian Nabi Muhammad mengambil Fatimah dan diletakkan di tempat tidur, kemudian Nabi berbaring di pangkuan Khodijah.

Karena rasa lelah yang sangat (dalam menyampaikan dakwah kepada manusia, dengan menghadapi caci maki dan fitnah dari manusia ketika itu) Nabi tertidur di pangkuan Khodijah.

Ketika itulah khodijah membelai kepala Rasulullah dengan belaian kasih sayang.

Tak terasa air mata Khodijah menetes di pipi Nabi yang membuat nabi terjaga dari tidurnya.

“Wahai Khodijah, kenapa engkau menangis? Adakah engkau menyesal menikah denganku? Dahulu engkau wanita bangsawan, wanita mulia dan hartawan.. Tetapi hari ini engkau telah di hina orang, semua orang telah menjauhimu, seluruh harta kekayaanmu habis. Adakah engkau menyesal telah menikah denganku wahai Khodijah?”

Khodijah menjawab, “Wahai suamiku, wahai Nabi Allah.. Bukan itu yang aku tangisi, dahulu aku memiliki kemuliaan, seluruh kemuliaan itu aku serahkan kepada Allah dan Rosul-Nya. Dahulu aku punya kebangsawanan,  kebangsawanan itu pun aku serahkan untuk Allah dan Rosul-Nya. Dahulu aku memiliki harta kekayaan, dan seluruh harta kekayaan itu pun aku serahkan untuk Allah dan Rosul-Nya. Wahai Rosulullah, sekarang aku tak memiliki apa-apa lagi, tetapi engkau  terus memperjuangkan agama ini, sekiranya aku meninggal sedangkan perjuanganmu ini belum usai, sekira engkau hendak menyeberangi sebuah lautan, sekiranya engkau hendak menyeberangi sungai dan engkau tidak memperoleh rakit atau jembatan, maka engkau galilah lubang kuburku, ambillah tulang belulangku, jadikanlah sebagai pegangan untuk menyeberangi sungai itu dalam rangka menyampaikan risalah-Nya. Ingatkan mereka kepada kebesaran Allah, ingatkan mereka kepada yang Haq, ajak mereka kepada Islam, wahai Rasulullah”.

Seorang Nabi yang agung, seorang istri yang agung, suami istri berpelukan sambil menangis memikirkan agama ini.

Islam sampai di kehidupan kita, Islam masuk di rumah-rumah kita, Islam masuk ke dalam hati kita, bukan dibawa oleh burung, bukan dibawa oleh angin, bukan dibawa oleh air sungai yang  mengalir. Bukan, wahai saudaraku.....

Tetapi agama ini sampai pada kehidupan kita dibawa dengan segenap pengorbanan Rosulullah dan para sahabatnya, dibawa dengan pengorbanan janda-janda para sahabat, dibawa dengan pengorbanan oleh yatim-yatim para sahabat.

Lantas diriku... Sudah seperti apakah pengorbananku untuk Islam?? Agar cahaya Islam senantiasa bersinar di jagad raya alam ini?

Yuk Belajar Islam!Où les histoires vivent. Découvrez maintenant