Musibah itu Indah....

1.7K 149 0
                                    

"Ketika sedang sakit itulah, kesadaranku muncul."
(Yusuf Islam)

🌼🌼🌼

Musibah itu indah, karena dengannya kesadaran akan muncul.

Dengan musibah atau bencana jiwa kita tersentak dan terguncang, sehingga muncullah kesadaran untuk kembali kepada Allah Azza wa Jalla.

Di sini, ada banyak kisah orang-orang yang semula hidupnya diwarnai dengan kegelisahan, keangkuhan, dan kesombongan.

Namun mereka tiba-tiba berubah menjadi orang yang mampu memanusiakan dirinya, dan menjadi sosok yang sukses dan berhasil karena musibah yang mengetuk dan membangunkan kesadaran.

Kita mungkin pernah mendengar nama Yusuf Islam, mantan penyanyi di Inggris.

Lelaki yang bernama asli Cat Steven itu menceritakan perjalanan hidupnya yang panjang dan penuh huru-hara, menuju cahaya Islam.

Ia bertutur, "Ketika aku berusia 18 tahun, aku melakukan rekaman pertama. Aku sangat sukses dan rekamanku terjual di seluruh Eropa. Aku mulai minum alkohol, merokok berat, dan menggunakan obat-obatan. Tak lama kemudian aku jatuh sakit. Aku menderita TBC. Karierku berhenti sebentar dan aku pun dirawat di rumah sakit selama beberapa bulan. Ketenaranku ternyata tidak dapat menolongku.

Ketika sedang sakit itulah, kesadaranku muncul.

Waktu-waktuku yang menjemukan kuhabiskan dengan membaca dan mempelajari filsafat, meditasi, vegetarianisme.

Karena jutaan remaja Barat juga mendekati paham-paham ini saat itu.

Namun, aku sangat terkesan sekali dengan sebuah buku yang berjudul The Secret Path, yang memperkenalkanku dengan agama 'jiwa'.

Pencarian itu akhirnya membawaku kepada pintu Islam.

Aku mulai menulis lagu yang mengekspresikan spiritual ini.

Kakak laki-lakiku, David menghadiahiku sebuah Al-Quran sekembalinya dari perjalanannya ke Yerusalem.

Apa yang mengesankanku ketika aku pertama kali membaca Al-Quran adalah keabadian pesannya.

Kata-katanya seperti asing.

Aku dapat menemukan pengarangnya.

Namun tidak seperti kitab manapun yang pernah kubaca, kata-kata Al-Quran sederhana dan jelas.

Hingga saat itu tujuan hidup masih selalu merupakan misteri besar bagi semua orang, juga bagiku.

Aku telah mencoba menyusuri jalan spiritual tanpa merasa puas.

Aku seperti perahu tanpa arah.

Akan tetapi, ketika membaca Al-Quran, aku merasa seolah-olah dibuat untukku.

Untuk selama satu setengah tahun aku membaca dan membacanya.

Dari Al-Quran aku mendapatkan jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan selama ini: siapa aku? Apakah tujuan hidup ini? Apakah realitas dan akan seperti apakah realitas? Dan dari mana aku berasal?"

Sakit yang telah dialami Yusuf Islam telah memberikan teguran berharga bagi dirinya, pada jiwanya untuk mengetahui kelemahannya di atas segala prestasi dan ketenaran yang dicapainya, bahwa semua itu tidak akan memberinya pertolongan.

Dan dengan sangat jujur ia mengatakan, "Aku mulai sadar bahwa agama bukanlah untuk orang-orang tua, bahwa tidaklah berarti seorang itu fanatik bila ia memilih jalan hidupnya yang benar, bahwa jiwa dan tubuh bukanlah kesatuan-kesatuan yang terpisah, dan bahwa kehendak Tuhan harus diikuti."

Keangkuhan mulai sirna.

Ia terus membaca, belajar salat, keramahan, bersedekah, dan mulai menyadari bahwa Islamlah agama yang benar dan agama yang ingin ia ikuti.

Ia sadar bahwa ternyata ada konsistensi kenabian.

Muhammad adalah Nabi terakhir.

Kesadaran itu pada akhirnya mengantarkannya pada sebuah kesimpulan, bahwa yang kita anggap milik kita; hidup, harta benda, anak-anak, dan ilmu ternyata bukan milik kita.

Semua itu adalah titipan Allah.

Milik kita adalah apa yang kita berikan kepada orang lain.

Bila harta menjadi tujuan kita, kita tidak akan pernah puas.

Jika kekuasaan menjadi puncak cita-cita kita, ternyata kita tidak pernah merasa cukup.

Jika ketenaran menjadi harapan tertinggi kita, ternyata batin kita tidak akan pernah merasa tenang.

📝 Abdul Hakim El Hamidy

Yuk Belajar Islam!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang