Untuk (Calon) Ayah dan Bunda

2.7K 222 3
                                    

Ayah, Bunda, mohon dibaca dua menit saja..

💐🌺🌸🌹🌷🌸🌺💐🌹🌷

KISAH NYATA

Ini tulisan Ary Ginanjar Agustian

(Renungan Kisah Nyata)

🌾🌾🌾

Minggu lalu saya kembali Jum’atan di Graha CIMB Niaga Jalan Sudirman setelah lama sekali nggak sholat Jum’at di situ.

Sehabis meeting dengan salah satu calon investor di lantai 27, saya buru-buru turun ke masjid karena takut terlambat.

Dan bener aja sampai di masjid, adzan sudah berkumandang.

Karena terlambat, saya jadi tidak tau siapa nama Khotib-nya saat itu.

Sambil mendengarkan khotbah, saya melihat Sang Khotib dari layar lebar yang dipasang di luar ruangan utama masjid.

Khotib-nya masih muda, tampan, berjenggot, namun penampilannya bersih.

Dari wajahnya saya melihat aura kecerdasan, tutur katanya lembut, namun tegas.

Dari penampilannya yang menarik tersebut, saya jadi penasaran, apa kira-kira isi khotbah-nya.

Ternyata betul dugaan saya!

Isi ceramah dan cara menyampaikannya membuat jamaah larut dalam keharuan.

Banyak yang mengucurkan air mata (termasuk saya).

Bahkan ada yang sampai tersedu sedan.

Dengan gaya yang menarik, Sang Khotib menceritakan "true story".

Seorang anak berumur sepuluh tahun, namanya Umar.

Dia anak pengusaha sukses yang kaya raya.

Oleh ayahnya, si Umar disekolahkan di SD Internasional paling bergengsi di Jakarta.

Tentu bisa ditebak, bayarannya sangat mahal.

Tapi bagi si pengusaha, tentu bukan masalah, karena uangnya berlimpah.

Si ayah berpikir kalau anaknya harus mendapat bekal pendidikan terbaik di semua jenjang, agar anaknya kelak menjadi orang yang sukses mengikuti jejaknya.

Suatu hari, istrinya kasih tau kalau Sabtu depan si ayah diundang menghadiri acara "Father’s Day" di sekolah Umar.

"Waduuuh saya sibuk, Ma, kamu aja deh yang datang." Begitu ucap si ayah kepada istrinya.

Bagi dia, acara beginian sangat nggak penting, dibanding urusan bisnis besarnya.

Tapi kali ini istrinya marah dan mengancam, sebab sudah kesekian kalinya si ayah nggak pernah mau datang ke acara anaknya.

Dia malu karena anaknya selalu didampingi ibunya, sedangkan anak-anak yang lain selalu didampingi ayahnya.

Nah, karena diancam istrinya, akhirnya si ayah mau hadir meski agak ogah-ogahan.

Father’s day adalah acara yang dikemas khusus dimana anak-anak saling unjuk kemampuan di depan ayah-ayahnya.

Karena ayah si Umar ogah-ogahan, maka dia memilih duduk di paling belakang, sementara para ayah yang lain (terutama yang muda-muda) berebut duduk di depan agar bisa menyemangati anak-anaknya yang akan tampil di panggung.

Satu per satu anak-anak menampilkan bakat dan kebolehannya masing-masing.

Ada yang menyanyi, menari, membaca puisi, pantomim.

Yuk Belajar Islam!Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt