3. Bersama Ryan dan Frans

3.4K 99 0
                                    

Setelah kejutan tak terduga kemarin, entah mengapa Ryan dan Frans terlihat bahagia dan anehnya tiba-tiba mereka menawariku untuk pergi bersama. Jujur aku merasa bingung akan perubahan sikap mereka. Hmm tetapi memang tak menjadi masalah untukku..
.
.
.
Aku diimpit oleh dua lelaki ini sekarang. Tak bukan lagi yaitu Ryan dan Frans. Ya sebenarnya aku merasa risih. Tetapi aku berusaha untuk tak membuat mereka kecewa.

"Nesya..." Panggil mereka berdua. Terlihat jelas pasti mereka bertatap-tatapan.

"Hmm?" Ya hanya deheman saja kuucapkan.

"Elo gak risih kan?" Tanya Ryan terlebih dahulu.

"Enggak, memang kenapa? Ada yang kelihatan aneh?" Bohong Nesya. Ingin cepat-cepat rasanya pergi dari sini atau paling tidak duduk di tempat lain.

"Gue ngeliat lo kayaknya lo gak suka." Frans berujar.

"Gak suka gimana? Emang gue ngerasa aneh aja."

"Karena apa?" Kompak mereka.

"Weh, kalian latihan dulu ya kompak bener..."

"Kita gak lagi bercanda loh.." Ujar Frans malas.

"Iye-iye maap deh. Gue ngerasa aneh aja, ngerasa aneh karena sikap lo berdua tau gak sih..." Kataku. Aku tahu itu pasti akan membuat mereka diam seratus bahasa. Malas. Malas karena tak ada topik lain yang dibicarakan. Tetapi aku berusaha untuk membuat mereka nyaman karena mereka adalah sahabatku.

Sampai saat ini mereka masih diam seratus bahasa. Dan juga mereka memilih duduk di kursi yang ada di sisi kiri dan kanan. Ya cukup membuatku bernafas lega karena tak diapit oleh mereka. Tetapi aneh juga kalau mereka begini. Mereka benar-benar aneh. Tak bisa dimengerti semuanya.
.
.
.
Akhirnya aku terbebas dari apitan mereka. Kini aku sudah berada di rumah. Setelah hari kemarin, hari ini aku mendapat kejutan lagi. Kakak. Kakakku yang jarang ngehubungiku kini bersila di tempat tidurku. Membuat diriku loncat dan menghampirinya. Haru bukan main. Tak disangaka olehku jika kakak akan kembali tahun ini. Senang, sedih, kecewa bercampur jadi satu. Aku tak akan kesepian lagi. Sekarang akan ada teman yang ada disisiku.

"KAK JUNA!!!! KAKAK KAPAN DATENG...." Teriakku girang. Ya aku di rumah tak berani memanggil orang dengan sebutan 'lo-gue', kalau mama denger pasti bakal budek jadinya diriku. Dan sialnya kemarin diriku keceplosan menggunakan kata 'lo-gue' kepada sahabat-sahabatku. Dan selesai acara, mama langsung.. ya itu deh.

"Aduh buset deh dek, baru juga beberapa bulan gak ketemu udah berubah aja kamu dek."

"Berubah? Berubah apanya sih kak?"

"Kamu itu jadi toa cempreng dan parahnya kamu sekarang agak kurusan. Kamu diet ya?"

"Enak aja diet, diet itu gak baik buat aku kak. Ya kakak kan tahu sendiri aku itu gimana, sering latihan, manggung sana sini. Ya jadi agak lupa makan kak. And wait-wait kakak bilang aku apa tadi? Toa cempreng? Ah kakak mah gitu ah, tega ngatain adek sendiri kayak gitu."

"HAHAHAHA!!! Monyongin aja terus tuh bibir biar kayak temen kakak nanti baru tahu rasa."

"KAKAK!!! Kakak dateng-dateng nyebelin deh ah. Gak asik." Kesalku.

"Ya kalau gak asik, diasikin aja dong." Sumpah kakak gini banget sekarang. Berubah. Malah jadi nyebelin sekarang.
.
.
.
Seperti biasa hari senin adalah hari yang begitu menyebalkan bagi siswa/i. Bagaimana tidak? Dari jam 7.00am semua akan dijemur di lapangan untuk berupacara. Dan bagi kelas Nesya dan teman-temannya, setelah berjemur setengah sampai satu jam akak dibuat mumet dengan pelajaran IPA selama 3 jam. Mengapa begitu? Karena gurunya membosankan. Tidak seperti pelajaran bahasa. Guru-guru yang lain mengajar dengan cara berbeda. Bukan maksudnya mereka-mereka tak suka pada guru yang mengajar, melainkan cara mengajarnya. Hanya mencatat dan mencatat saja terus menerus.

"Astaga guys... harus ya Fisika ditaruh dijam pertama? Udah gue gak ngerti apa pun kalau lagi ngejelasin apa-apa tuh guru. Lama-lama bolos juga gue." Ucap Viko.

"Viko semales-malesnya kita sama ini pelajaran, gak ada kata bolos untuk dilakukan. Sekalinya lo bolos bisa hancur nama baik band kita bukan cuma band kita nama baik kita sebagai murid yang dikata teladan bakal lenyap seketika loh. Tahu lo?" Omel Frans.

Setelahnya Frans berkata seperti itu, seorang guru datang dengan seorang cowok mengekor di belakanganya. Dan untungnya guru itu bukan guru mata pelajaran IPA. Siswa/i kelas bernafas lega karena bukan guru itu yang masuk ke kelas mereka.

"Pagi guys. Guru IPA kalian hari ini tidak masuk karena ada rapat penting di dinas. Jadi beliau menugaskan saya untuk memberi tahu kalian. Kalian hari ini disuruhnya untuk pergi ke perpustakaan untuk mencari bahan untuk ulangan minggu depan. Saya harap bahan sebelumnya guru IPA kalian sudah memberikannya.." Ucapannya terpotong karena cowok di samping yang sepertinya siswa baru.

"Mm buk, ngomong-ngomong saya gak diperkenalkan dulu? Kalau ibu ngejelasin dulu saya jadi pegel berdiri terus buk." Ujarnya.

"Eh iya maaf. Guys kelas kalian kadatangan teman baru. Silahkan perkenalkan diri kamu." Serempak seisi kelas menjadi terdiam. Terutama untuk kaum cewek. Jika melihat mangsa di depannya, mereka pasti akan bertingkah genit kepada mangsanya.

"Hallo guys, kenalin nama gue..."

#maafpendek.
#kelanjutannya nantikan ya... pegel tangan gue. Hehehe.
Btw, bisa jadi besok(14/04/17), ceritanya gak update dulu. Hal ini dikarenakan, authornya mau fokus dulu untuk ujian. Kabar menyusul untuk kelanjutannya.

Ganbateeeeeeeeeeee....
Konbanwa👋

Vote+coment+tanggapan.(tinggalkan jejak kalian)

Cold Girl's Love[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang