5. Dua Hari

2K 81 0
                                    

Dua hari sudah Nesya tak masuk sekolah. Saat itu ia mengatakan pada sahabat-sahabatnya bahwa kurang lebih selama dua hari ia akan izin sekolah. Hal itu juga membuat sahabat-sahabatnya tampak murung.

Flasback On

Nesya Syhifa P.: Gengs, tolong bilangin ke wali kelas kita kalau gue kurang lebih selama dua hari izin dulu. Bilangin karena kakek gue sakit dan gue harus ikut serta ngejaga dia.
Kevin Putra B..: Sehari tanpa lo itu serasa seminggu tau gak sih Sya. Dan asal lo tau tadi 3 cebong itu murung terus karena gak ada lo.
Viko Prasetya: Yaelah Sya kenapa lo mesti izin sih..
Frans Rivaldo: Terus tugas kelompok waktu itu gimana?
Ryan Rasyha: Iya Sya tugasnya gimana?
Nesya Syhifa P.: Etdah segitu amatnya kalian sayang sama gue. Soal tugas? Ya kalian buat sendirilah gimana lagi? Makanya kalau ada tugas itu, belajar buat sendiri. Oke deh bye.

Flashback Off

Setelah obrolan singkat dua hari yang lalu itu semuanya seketika menjadi diam. Hanya sesekali mereka semua berbicara. Memang sungguh bosan hanya berdiam seperti itu bagi mereka.
.
.
.
Malam ini mereka ada jadwal tampil di cafe dekat sekolah itu lagi. Tanpa vokalis mungkin mereka tak akan tampil hari ini. Tak ada yang bisa menjadi vokalis sebaik Nesya di antara mereka. Maka dari itu mereka hanya memutuskan hanya duduk meminum kopi di cafe itu.

Sudah hampir setengah jam mereka duduk diam di sana. Mereka hanya mengobrol seadanya. Ternyata memang benar tanpa cewek dunia cowok terasa berbeda.

Pintu masuk terus saja berbunyi loncengnya. Bertanda orang-orang berdatangan ke tempat ini. Satu hal yang membuat mereka (cowok-cowok itu), terkejut. Sosok yang mereka rindukan akhirnya datang. Datang dengan tak terduga. Seketika senyum semuanya mengembang. Mereka pikir Nesya tak akan hadir saat ini karena harus merawat kakeknya yang sedang sakit. Ternyata dia sudah kembali.

"Kalian itu ya, dari tadi gue chat grup tapi gak ada satupun yang respon. Sakit atuh dicuekin gitu." Ujar Nesya langsung.

"Kapan lo balik Sya." Tanya Frans lebih dulu.

"Gue baru dateng dan gue langsung ke sini karena kalian gak respon chat gue." Nesya kesal saat itu. Setelah ia meminta izin dua hari yang lalu, tak ada kabar dari keempat cowok itu. Hal itu justru membuat Nesya gelisah.

"Ya maaf Sya, kita kira lo lagi sibuk di sana. Kan gak enak kalau ganggu." Sambar Ryan tak mau kalah.

"Hello sesibuk-sibuknya gue apa pernah gue lupa ngasih kabar ke kalian? Hah?" Ujar Nesya.

"Iya Nesya maaf." Ucap mereka serempak.

"Oh ya hari ini tampilkan? Ya udah ayo." Ajak Nesya. Semuanya beranjak dari duduknya menuju panggung. Semua pengunjung melihat ke arah mereka. Nesya selaku vokalis tersenyum dengan tanda rasa hormat. Hari ini mereka akan menyanyikan tiga buah lagu.
.
.
.
Nesya sudah mulai sekolah rutin kembali. Sahabat-sahabatnya juga sudah kembali seperti semula lagi. Nesya adalah pelengkap bagi mereka. Seperti nasi dengan lauk, terasa tak lengkap jika hanya memakan nasi saja dan tak ada lauknya. Begitupun dengan mereka tak ada Nesya serasa hambar.
.
.
.
Aku tahu tanpa kehadiranku dihari kemarin-kemarin mereka pasti seketika menjadi pemurung dan pendiam. Mereka pasti tak bisa menyelesaikan tugas dengan baik. Walau aku kadang merasa jengkel kepada mereka, aku juga sayang terhadap mereka. Tanpa mereka aku tak akan populer seperti ini. Tanpa mereka aku akan menjadi orang rendahan. Aku selalu bersyukur kepada tuhan telah mengumpulkanku dengan mereka.

Mereka tak seperti cowok-cowok remaja pada umumnya. Yang biasanya menghabiskan hidup dengan santai tanpa beban. Merokok, berjudi, balapan, dan sebagainya. Keempat cowok ini lebih milih berjuang ketimbang santai. Entah apalah yang ada dipikiran mereka. Dan hal itu yang membuatku beruntung dan bersyukur bisa berasama mereka hampir 2 Tahun.
.
.
.

Kau alasanku tuk hidup
Kau yang juga merubah segalanya
Pemikiran, kepribadian...
Segalanya.
Tanpa kau mungkin aku
Tak akan seperti ini
Tanpa kau mungkin aku
Sudah menjadi seorang berandalan sekolah...
Aku selalu bersyukur
Dengan hadirnya kau...
Disini...
-RyanRasyha-

Puisi itu Ryan tulis di belakang buku tulis yang ia gunakan sekarang. Memiliki bakat sastra dan seni adalah anugrah terindah yang bisa dimilikinya. Takkan susah baginya jika ada tugas membuat puisi dan lirik lagu. Hal itu sudah ia kuasai.

Ryan bisa seperti ini juga karena sahabat-sahabatnya yang mendukungnya. Terutama Nesya. Nesya yang selalu membuat senyuman di bibir miliknya. Sehari tak bertemu Nesya senyuman itu akan kaku tuk diperlihatkan. Semangat belajarnya juga terkadang akan turun akibat itu. Hanya Nesya yang bisa membuatnya seperti itu.
.
.
.

###
Udah mentok untuk part ini.

Vote+coment
Vote dan coment kalian berpengaruh pada cerita inii.

Konbanwa.
Salam author.

Cold Girl's Love[END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora