20. Giliran Frans

968 36 1
                                    

Jam setengah tiga siang, Frans sudah berada di rumah Nesya. Rumah Nesya jam segini pasti akan sepi. Karena hari ini Mamanya ada jadwal arisan. Kakaknya sudah pasti berada di rumah temannya. Sedangkan Papanya, dijam segini masih berada di kantor dan akan pulang jam enam sore nanti. Jadi ia sendiri di rumah.

"Cepat banget lo dateng Frans, gue aja belum ganti baju." Ujar Nesya.

"Tadi gue sekalian antar si Aura ke tempat les. Jadi dari pada gue pulang dulu dan waktunya udah kepepet ya udah gue langsung aja." Kata Frans.

"Gue ganti baju dulu ya, lo kalau perlu minum atau mau nyemil cari aja di dapur. Anggap rumah sendiri." Jelas Nesya. Nesya lalu naik menuju kamarnya yang memang berada di lantai dua.

Frans yang masih duduk di ruang tamu, memilih untuk menghidupkan Tv dan menonton salah satu acara Tv. Sesekali ia juga melihat handphonenya, hanya memastikan jika hari ini tidak akan ada yang menganggu kegiatannya.

Setelah 10 menit, Nesya turun dari lantai atas. Dengan menggunakan kaos berwarna putih yang dibalut dengan cardigan berwarna abu-abu juga bawahan celana jeans hitam dan menggunakan sepatu Adidas putih polos kesayangannya. Dan juga rambut yang dikepang menyamping. Frans yang mendengar suara langkah kaki, langsung mencari asalnya. Dan tepat saat Nesya menginjakan kakinya di tangga paling bawah, Frans menatapnya dari atas sampai bawah. Sungguh Nesya benar-benar terlihat sangat simpel dan asik untuk dilihat.

"Udah?" Tanya Frans. Nesya mengangguk mengiyakan. Lalu mereka keluar dengan Frans yang berjalan lebih dulu karena Nesya harus mengunci pintu terlebih dahulu. Setelah mengunci pintu baru Nesya berjalan dan masuk ke dalam mobil yang dibawa Frans. Frans melajukan mobilnya meninggalkan pekarangan rumah Nesya.

Hening. Tak ada yang mulai berbicara di dalam mobil. Keduanya sibuk dengan pikirannya masing-masing. Karena merasa bosan, Nesya pun mengeluarkan handphone dan earphonenya. Dipasangnya earphone tersebut dan Nesya lalu memutar lagu kesukaannya. Frans hanya melirik-lirik Nesya. Ia sendiri ingin memulai pembicaraan, tapi entah mengapa dirinya menjadi canggung.

Tak terasa 20 menit sudah mereka menyusuri jalan demi jalan dan akhirnya mereka sampai ke tempat yang sudah di tentukan Frans. Tempat ini tak asing bagi Nesya, karena memang tempat ini juga pernah dijadikan tempat mereka nyanyi. Dan ini juga adalah tempat favorit mereka berlima.

"Lo mau makan atau minum aja, Sya?" Tanya Frans setelah mereka duduk.

"Minum aja deh Frans, gue udah makan tadi." Jawab Nesya yang dibalas anggukan oleh Frans. Lalu Frans memanggil satu pelayan. Dan lalu mengatakan pesanan mereka.

"Jadi Frans? Tujuan lo ngajak gue pergi apa?" Tanya Nesya langsung to the point.

"Pertama gue pengin ngajak lo nyanyi bareng nanti jam 4. Yang kedua ada satu hal yang pengin gue kasih tau ke lo." Jawab Frans. Nesya melihat jam tangan coklatnya sekilas. Ini masih jam 3.15. Itu artinya masih banyak waktu untuk menuju jam 4 nanti.

"Ini masih jam tiga lima belas. Mending lo kasih tau poin yang kedua dulu sama gue. Karena kalau nunggu jam empat, apa yang akan kita lakuin?" Kata Nesya.

"Gue akan bilang poin kedua itu dijam 3.55." Jawab Frans singkat.

"Terus? Sekarang mau ngapain?"

"Ya lo pilih lagu buat nanti kita nyanyilah. Memang nanti kita tampil cuma diem doang gitu?" Cibir Frans yang dibalas dengusan oleh Nesya.

"Lo maunya lagu apa?"

"Gue ikut lo aja sih."

"Biasanya juga kalau sama anak-anak yang lain, lo yang pilih lagunya. Gue gak bisa pilih lagunya. Lo aja deh." Suruh Nesya.

Cold Girl's Love[END]Kde žijí příběhy. Začni objevovat