15. Nesya Menyadari.

953 36 0
                                    

Setelah kejadian di cafe minggu lalu, teman-temanku makin menjadi-jadi. Sekarang disaat aku dan yang lain ada jadwal perform pasti selalu Bram yang menjemputku. Tentu aku pernah menolak, tapi tak ada hasil sedikitpun. Jika ada yang memberiku pilihan mending naik angkot daripada bareng Bram, tentu saja aku akan memilih poin pertama walau akan merasakan panas dan berdesak-desakan. Dan ya, setiap pagi disaat akan berangkat sekolah, pasti sudah ada si Bram nyebelin di teras depan. Ya seperti sekarang ini dia sudah setia menunggu di teras depan.

"Bram, lo kenapa sih harus repot-repot jemput gue setiap pagi, setiap hari?"

"Menurut kamu aja repot aku sih enggak." Jawabnya santai.

"Plis deh ah, mending cari yang lain aja buat lo antar jemput kayak gini."

"Kenapa mesti cari yang lain kalau yang udah pasti ada disini." NO!! Hilangkan aku dari sini. Aku berada disini hanya membuat diriku seperti orang gila. Apalagi harus melayani gombalan recehnya itu. Aku langsung pergi menuju mobilnya tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Bram? Dia hanya terkekeh disana.

"Sya." Panggilnya setelah dia berada dalam mobil dan duduk dibalik kemudi.

"Plis jangan bicara lagi." Ucapku tanpa melihatnya sedikitpun.

"Aku cuma mau kasih tau, pakai seatbeltnya. Nanti kalau misalnya pas ngerem mendadak, kepala kamu gak kebentur sama yang ada di depan kamu." Ucapnya. Aku melihat seatbelt yang benar memang belum kupasang. Dengan segera aku memasangnya supaya dia tak mengoceh lagi.

"Udah." Ketusku.

Mobil ini lalu meninggalkan pekarangan rumahku. Beruntung saja hari ini tidak macet, jika ia aku bisa terlambat dan dihukup bersama si tengil ini.

***

Melihat Nesya dengan Bram setiap harinya tentu itu membuatku merasa cemburu. Aku juga ingin sedekat itu juga dengan Nesya. Tapi aku harus menahannya karena situasi masih dipegang oleh Bram.

"Woi, Ry bengong aja lo. Btw nih, lo udah buat PR belum?" Tanya Kevin.

"Udah. Lo mau nyalin? Noh ambil aja di tas gue."

"Tau aja lo Ry." Ujar Kevin lalu meninggalkan Ryan. Ryan masih menghadap ke arah luar jendel. Melihat adegan ribut antara Bram dan Nesya. Ia tak bisa menyalahkan Bram karena Bram adalah orang yang Nesya tunggu.

***

Akhirnya setelah tujuh jam berfokus dalam pelajaran dan dalam jeda tigapuluh menit, siswa/i akhirnya bisa kembali ke rumah mereka. Merasakan masakan sang ibu tercinta.

Hari ini teman lama Nesya yaitu Sarah dan Cherly. Dan juga pokoknya hari ini dia harus pergi jauh-jauh dari hadapan Bram. Nesya langsung pergi menuju gerbang sekolah untuk menumui teman lamanya itu. Sudah lama ia tak bertemu. Terakhir kali mereka bertemu saat pertama kali masuk SMA di sebuah Toko Buku. Heboh? Pastilah.

Nesya mencari keberadaan temannya itu. Tetapi tak ada satu pun yang terlihat. Nesya menunggu beberapa saat. Mungkin temannya itu sedang dalam perjalanan. Sambil menunggu ia juga sering menengok ke belakang untuk memastikan Bram tak mengetahui dirinya berada disini. Tepat duamenit dia menunggu kedua temannya itu datang dengan masih menggunakan seragamnya.

"Hai Nesya!!!" Teriak keduanya. Nesya melambaikan tangannya. Memang temannya itu masih ada di seberang jalan.

"Nesya udah lama banget kita gak ketemu. Lo makin cantik aja." Ujar temannya itu yang bernama Cherly.

Cold Girl's Love[END]Where stories live. Discover now