7. Masa Putih Biru

1.6K 60 1
                                    

"Sya nanti lo lanjutin sekolah dimana?"

"Gue gak tau. Gue ikut orangtua gue aja nanti."

"Seandainya gak ada yang namanya perpisahan ya? Gue gak bisa lupain kalian tau gak. Gue udah terlanjur nyaman sama kalian."

"Suatu hubungan pasti ada yang akan berpisah pasti ada yang enggak." Ucap Nesya.

***

Masa putih biru begitu menyenangkan. Walau di masa putih abu lebih menyenangkan. Dimasa putih biru kita mulai memahami segalanya. Apa arti hubungan yang sebenarnya. Apa kasih sayang yang berarti. Bagaimana persahabatan yang tulus. Semua kita pahami disaat putih biru.

Deg. Nesya sadar dari lamunannya. Akibat dia memikirkan hal-hal masa lalu, ia jadi memikirkan hal itu.

"Sya lo kenapa sih? Bengong terus dari tadi." Ucap Kevin. Pagi ini mereka kini tengah berada di kantin sekolah. Menyantap siomay langganan mereka.

"Enggak kenapa Vin, gak tau tiba-tiba masa putih biru gue dulu teringat lagi."

"Elah biasa kali anak seangkatan kita yang kayak gitu. Lama-lama lo juga bakal lupa Sya dan akhirnya menjadi kenangan." Tegas Frans.

"Bener Sya. Biarin aja dulu kepikiran terus. Itu tandanya kalau lo masih belum bisa ninggalin masa putih biru lo." Ucap Ryan.

"Enak aja lo, gue udah move on dari masa putih biru ya, hmm kecuali sama sahabat-sahabat gue."

"Sama aja kali." Sindir Viko.

"Auh ah gelap."

"Masih pagi woi!!!" Kompak cowok-cowok.

"Seterah kalian."

"Terserah Nesya Syhifa Pramesti!!" Kesal mereka. Mood Nesya menjadi buruk. Dan sekarang Nesya hanya diam saja.

"Elah dah, gitu doang sampai buat mood lo kek gitu ya Sya?" Ucap Viko. Tak ada respon dari Nesya. Membuat suasana hening seketika.
.
.
.
"

Hai Nesya." Sapa Bram kepada Nesya.

"Juga. Lo lagi! Kali ini mau nanya 'masih inget aku gak?' Iya mau nanya itu lagi lo?"

"Ih enggak kali Sya. Aku nanya gitu karena dulu kita satu SMP tau."

"Hah? Gue gak pernah punya temen kayak lo! Temen SMP yang deket sama gue itu cuma si Sarah, Cherly, and Shanti. Gak ada nama lo di daftar nama temen gue saat itu."

"Kamu kenapa lupa sih sama aku, sedangkan mereka kamu inget Sya."

"Udah deh ah, jangan buat gue pusing disini. Pergi tinggalin gue!! Ahhk!!!" Sumpah entah kenapa aku ngerasa kepalaku sakit banget. Samar-samar kenangan masa lalu terulang. Tapi aku tak tau itu tentang apa. Hal ini bener-bener belum pernah terjadi padaku.

"Eh eh, kamu kenapa Sya?"

"Gue bilang pergi!!!" Aku udah gak tahan lagi. Penglihatanku tiba-tiba memudar. Dalam hitungan detik menjadi gelap.
...
Yang pertama gue liat adalah sosok Ryan. Ryan yang sedang mondar-mandir tampak gelisah dan khawatir. Gue berusaha tuk bangun. Tetapi gue gak kuat.

"Ryan..." Panggilku lemah. Dia menoleh dan langsung mendekat.

"Lo, hmm gimana keadaan lo sekarang Sya?"

"Masih agak sakit Ry kepala gue, tapi udah mendingan kok dari yang tadi. Gue dimana sekarang Ry?" Ucap gue lemah.

"Lo sekarang di UKS. Lo udah makan? Gue bawa roti, lo makan ya?"

Cold Girl's Love[END]Where stories live. Discover now