4. Murid Baru Mengejutkan

2.4K 92 0
                                    

"Nama gue Bram Angga Putra. Cukup panggil Bram aja." Mendengar nama itu membuat diriku terkejut. Apa dia orang yang kemarin itu? Tanya pada diriku sendiri. Kudengar guru di depan menyuruhnya duduk. Tempatnya sepertinya di pojok belakang kelas ini. Auh ah peduli amat gue.. Ucapku tak peduli. Aku tetap memperhatikan guru yang berdiri di depan. Disaat guru itu hilang, semua perempuan bangun dari duduknya terkecuali aku. Cowok-cowok hanya menggeleng dan pergi menuju perpustakaan untuk menuruti perintah guru tadi. Ryan, Frans, Viko, dan Kevin menuju bangkuku.

"Sya kuy ke perpustakaan." Ajak Viko.

"Alay bener lo. Iya-iya sabar nape sih, gak liat apa gue lagi rapiin ni buku." Ucapku.

"Yuk..." Kami berjalan menuju perpustakaan yang letaknya dekat ruang guru di lantai dua. Kami melewati koridor demi koridor yang sepi ini. Tentu saja sepi, semuanya sedang berada di kelasnya menekuni pelajaran yang berlangsung. Beruntung rasanya tak ada guru hari ini. Dan beruntung juga tak ada tugas yang berlebihan diberinya.

Perpustkaan hari ini tidak sepi dan juga tidak ramai. Terlihat ramai karena kelas kami yang dikata biang ribut oleh guru-guru saja yang membuat suasana ini. Aku bersama 4 cowok ini memilih duduk di pojokan ruangan. Sengaja agar tak terlihat ramai dan ribut. Aku meninggalkan 4 cowok itu untuk mencari buku yang disuruh guru tadi. Kenapa sendiri? Ya jelaslah, kebanyakan cowok-cowok di kelasku lebih suka menyalin dari pada mencari dulu.

"Hey." Sontak hal itu membuatku terkejut. Bagaimana tidak? Keadaanku saat itu sedang menunduk untuk membaca buku yang ada di tanganku dan orang itu malah menyapaku dengan keadaan aku tak melihatnya. Aku mendongak. Ternyata dia. Siapa lagi kalau bukan si murid baru itu.

"Hey." Ulangnya. Aku hanya berdehem. Malas meladeni orang sepertinya.

"Masih ingat aku kan?" Tanyanya.

"Inget. Lo murid baru di sekolah ini dan lo masuk kelas gue. Iya kan?" Ucapku acuh.

"Iih, selain itu Nesya." Rengeknya. Dalam hatiku berkata 'cowok manja banget.'

"Duh apaan sih, geli gue sumpah. And dari mana lo tau nama gue? Secara lo murid baru dan belum kenalan sama gue." Kesalku.
"Maaf. Nama lo? Itu sih gak penting."

"Udah ya, gue duluan. Temen-temen gue udah pada nunggu gue. Bye." Aku meninggalkannya sendiri. Kurasa ia masih mematung di sana karena ucapanku. Peduli apa aku degannya. Kita baru saja kenal beberapa menit yang lalu. Ya mungkin sebelum itu sempat kenalan juga. Auh ah.
.
.
.
Ryan P.O.V

Cowok baru itu membuat hatiku panas. Siapa dia bisa sampai sedekat itu dengan Nesya. Aku tahu Nesya bukan milikku. Tapi apa salahnya jika aku peduli dengannya? Bagaimana jika cowok itu ingin berniat menyakiti Nesya? Kan bisa ribet urusannya. Ya walau Nesya sudah antusias juga. Ya memang juga Nesya kalau aku lihat dia tak suka dengan cowok itu. Aku tak tahu pasti. Pemikiranku yang berkata seperti itu.
.
.
.
Sepulang sekolah Nesya tak bisa ikut kumpul dengan sahabat-sahabatnya. Ia harus ikut orang tuanya ke desa. Kata mamanya, kakek sedang sakit di sana. Khawatir. Jelas hal itu ia rasakan. Baginya kakek adalah pahlawan baginya. Kakek selalu memberikan apa yang Nesya ingin saat kecil. Kakek hanya dekat dengan satu cucunya itu. Bukan hanya dengan satu saja tapi semua. Tetapi Nesya-lah yang paling dekat dengan kakek.

Nesya hanya berdoa kepada Tuhan agar kakeknya akan baik-baik saja. Bukannya Nesya mendoakan, Nesya hanya takut. Hal itu karena usia kakek yang sudah tua dan kakek juga sering sakit seperti ini. Tetapi Nesya tetap berdoa agar kakeknya itu masih bisa diberikan kepanjangan umur.
.
.
.
Disisi lain, Frans, Ryan, Viko, dan Kevin hanya berdiam diri di cafe. Nesya tak ada bersama mereka. Hal itu membuat keadaan sepi itu. Biasanya karena adanya Nesya keadaan tak akan sesepi ini. Di cafe ini biasanya mereka-lah yang paling ribut. Semua itu karena Nesya yang humoris dan memiliki selera pelawak. Tanpa Nesya hampa diri mereka.

"Guys..." Ucap Kevin malas.

"Hmm.." Jawab lainnya dengan kompak.

"Sampai kapan kita mau diem gini?"

"Terus mau ngapain kalau gak cuma diem?" Ujar Viko.

"Tanpa Nesya hampa banget ya rasanya..." Ujar Ryan.

"Hampa di luar, hampa juga di dalam." Frans kini ikut serta.

"Kita udah 2 jam di sini. Daripada cuma bengong-bengong aja mending cabut yuk? Bosen elah." Tanpa menjawab ajakan Kevin semuanya sudah beranjak dari duduknya meninggalkan Kevin sendiri. Setelah sadar jika dirinya ditinggalkan, Kevin baru beranjak dari duduknya dan berteriak pada tiga cowok itu.

###
Karena bosen aku Update lagi.
Tinggalkan jejak kalian.
Coment/Vote/Tanggapan.

Konbanwa👋

Cold Girl's Love[END]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu