1

27K 2.1K 103
                                    

"Jadi, bagaimana menurutmu jimin,,?"

Jimin hanya menatap malas penari murahan yang sudah menari tiang didepannya selama hampir satu jam. Dirinya sama sekali tak tertarik. Sungguh membosankan. Jimin tak menjawab pertanyaan hoseok dan kembali meneguk wine miliknya.

"Tidak tertarik,,?"

"Dia membosankan. Dan aku yakin wanita ini sudah main dengan banyak pria. Yang benar saja kau membiarkan barang rongsokan seperti ini dalam studio sex milikmu!" ucap jimin tanpa memedulikan perasaan wanita itu. Hoseok hanya mampu menghela nafas.

Seperti inilah jimin. Sikapnya yang dingin membuatnya sedikit mempunyai teman. Namun, itu tak menjadi masalah karena dengan uang apapun yang Jimin butuhkan akan ia dapatkan. Seperti saat ini, dia berniat mencari pemuas. Tapi sayangnya semua nampak membosankan bagi Jimin.

Merasa muak Jimin beranjak keluar dari ruangan itu dan tak memedulikan panggilan Hoseok. Keadaan diluar cukup tenang karena masing-masing sudah mendapatkan kamar dengan pasangan masing-masing. Jimin mengambil ponselnya dan menelfon seseorang.


"Kau dimana,,?"

"......."

"Arra, aku ada di studio hoseok. Jemput aku."

".....!!"

"Aku banyak minum wine dan kau tau sendiri kan bagaimana aku jika mabuk?"

"......"

"Oke."

Tentu itu hanya alasan Jimin saja agar Taehyung mau menjemputnya. Sejujurnya dia malas untuk menyetir. Dengan langkah pelan Jimin menuju lift. Saat memasuki lift jarinya menekan lantai menuju tempar parkir. Tiba-tiba, pintunya tertahan oleh lengan seseorang.

"Apa-apaan dia!?" batin jimin. Orang yang menahan pintu lift itu ternyata adalah seorang namja. Namja berkacamata bulat dengan style yang sungguh biasa saja.

"Maaf, aku juga ingin naik lift ini." ujar namja itu. Jimin hanya menatap biasa saja dan menggeser sedikit posisi berdirinya. Keduanya berada di lift dengan kedaan membisu. Sesekali jimin melirik ke arah namja itu.

"Dengan style itu,, aku yakin dia hanya pegawai biasa saja." batin jimin.  Jimin memperhatikan namja itu, kulitnya putih pucat, rambut bersurai gelap sedikit berantakan, kacamata bulat yang berada di hidungnya membuat Jimin yakin namja ini bukan salah satu pelanggan di studio ini. Tiba-tiba, lift itu berhenti di lantai 3 dan namja itu keluar.

Jimin sedikit kaget saat melihat namja itu masuk disalah satu kamar.

"Yang benar saja dia adalah pelanggan ? Hmm, menarik juga."

Dengan rasa penasaran Jimin ikut keluar dari lift itu juga. Langkah kakinya menuntunnya ke kamar dimana namja manis tadi berada. Berterima kasih pada hoseok karena terdapat kaca tembus pandang yang membuat ia mudah mengintip.

"Ruangan tidak kedap suara yah? Cih, ternyata masih ada saja orang tak mempunyai cukup uang berada di studio ini." gumamnya. Memesan kamar tak kedap suara artinya kekayaanmu tak ada apa-apanya. Jimin mulai sedikit mengintip di ruangan gelap itu.

Jimin agak kesusahan hingga ia makin mendekatkan dirinya di kaca itu. Ruangan itu cukup gelap hanya ada beberapa lampu redup saja. Sengaja mungkin. Tak lama telinga Jimin mendengar suara musik erotis dari dalam kamar.

Dan detik kemudian matanya menatap namja yang tadi satu lift dengannya melangkah dengan cukup pelan ke tengah-tengah ruangan. Jimin makin tertarik. Untung saja lorong lantai itu sepi jadi tak ada yang memergokinya sedang mengintip kegiatan orang lain. 

Kaget. Ternyata diluar pikiran Jimin. Namja itu dengan aura menggodanya menari dan mengelukkan tubuhnya ditiang itu.

Shit.

Jimin jadi tak bergeming menatap tubuh yang begitu putih dan polos itu. Samar-sama Jimin bisa melihat lekukan tubuh namja itu sungguh padat dan kenyal, kulit putihnya yang berkeringat benar-benar menggoda, menari dengan hiasan telinga kucing di kepala miliknya. Bokong sintal yang padat dan tak lupa sesekali hole pink itu terlihat membuat denyut jantung Jimin makin tidak terkontrol.

Jimin terpesona dengan keindahan tubuh namja itu. Bagaimana namja itu menari dengan nakal dan menggoda begitu indah dimata Jimin. Dan sukses membuat Jimin yang tadinya straight menjadi gay seperti sahabatnya, Taehyung.

Namja itu mengubah status seksual Jimin. Jimin menyeringai saat namja itu tak sengaja menatapnya. Jimin menatap namja itu dan akan mengingat wajah terkejutnya.

"Tidak terlalu cantik, namun menggemaskan dan menggoda. Well, bagaimanapun caranya kau harus menjadi milikku. My pretty cat." batin jimin. Dengan santai jimin menyudahi aktivitas mengintipnya. 

Masih dengan senyum mesumnya Jimin teringat kembali dengan tubuh namja itu.

TBC

~ ~ ~ ~ ~ ~

Kkk~~ ff enceh minyoon 💕

Lanjut?  Votement dulu ❤

ujihoonkim Geovan_xx svckilee pandaitem KimJuliaHan zaet00

Mian yang salah tag dan yang nggak ke tag 〒_〒 

Bagian naenanya nanti ( ̄3 ̄)

Master Jim ? [END]Where stories live. Discover now