3

15.5K 1.7K 85
                                    

Irene menatap apartemen yang sudah sedikit tak layak pakai itu. Lingkungan yang sedikit kotor membuatnya jadi ingin pergi dari sana. Kalau bukan karena permintaan sepupunya Irene juga tidak akan mau berkenalan dengan namja bernama Min Yoongi itu. 

Drrtt drrrtt

Irene merasakan ponselnya bergetar ternyata ia mendapat satu panggilan.

"Eoh, taehyung-ah,, wae?"

"Yak! Kau dimana!? Eomma mencarimu!"

"Aishh! Untuk apa? Aku ada urusan! Sudah sana sama Jungkook saja!"

"Yak! Aku ini adikmu! Apa-apaan kau ini!?"

"Kalau begitu panggil aku Noona! Dasar alien! Sudah! Aku tutup!"

Irene menutup telfon dari Taehyung dengan kesal. Tangannya menggenggam erat tas selempang yang ia gunakan dan melepas kacamatanya. 

"Kamar 25 lantai 3. Hahh, kenapa jauh sekali,,?" batinnya. Kakinya pun mulai melangkah ke lantai 3. Ke kamar yang Jimin sudah pesan. Dan di depan kamar Jimin adalah kamar Yoongi.

~ ~ ~ ~ ~ ~

"Aishh!! Dasar nenek sihir! Patut saja tidak ada yang mau dengannya!" ujar taehyung dengan kesal. Jungkook hanya menatap kekasihnya dengan bingung.

"Kenapa lagi,,?"

"Aniya, hanya noonaku menyebalkan sekali." kesal taehyung sembari menyandarkan kepalanya di paha Jungkook. Jungkook tersenyum dan mengelus rambut Taehyung dengan lembut.

"Tumben kau bermanjaan seperti ini hyungie,,"

"Wae? Sebentar lagi kita menikah." ujar Taehyung dengan santai tanpa menyadari pipi Jungkook yang memerah. Bahkan mereka tidak menyadari jika sedari tadi Jimin mengintip dari arah dapur.

"Untung sepupuku. Kalau tidak aku sudah menendang Alien itu dari sini. Seenaknya berduaan di kamarku!" batin Jimin dengan kesal. 

Jimin kembali berfokus pada ponselnya. Tentu saja menunggu kabar dari Irene. Karena melalui irene namja itu tidak akan curiga pada jimin yang tiba-tiba satu gedung apartemen dengannya.

Karena, dimalam Jimin melihat Yoongi melakukan hal itu, Yoongi tidak sengaja melihatnya. Hal itu membuat Jimin berfikir saat ia tiba-tiba muncul di sebelah apartemennya Yoongi akan tidak nyaman.

Beep!

Satu pesan dari Irene masuk di ponsel Jimin.

From : Irene

"Aku sudah di depan pintu apartemennya. Tapi, sepertinya calon kekasihmu itu memiliki pelanggan. Yah kau tau maksudku kan? Jimin-ah, kau yakin ingin bersama namja ini,,?"

Jimin meremas ponselnya dengan kesal. Jimin melupakan satu fakta tentang namja itu. Banyak yang menyukai tubuh Yoongi. Jimin menghentakkan gelasnya dengan kasar diatas meja, lalu segera membalas pesan dari Irene.

To : Irene

"Aku menyukainya. Dan tidak lama lagi dia akan menjadi milikku. Lakukan saja tugasmu."

Jimin kembali meneguk wine miliknya. Hanya minuman itu yang bisa  membuatnya sedikit tenang.

"Setelah minuman ini, tubuhmu yang bisa menenangkan ku. Desahan dari bibirmu akan menjadi milikku." gumam Jimin sambil menatap wine miliknya.  Membayangkan Yoongi yang berada dibawahnya. Mencium, jilat, dan menyentuh setiap titik sensitif milik Yoongi hingga namja itu mendesah kenikmatan.

Jimin tidak sabar untuk hal itu. Well, dia juga harus bersabar meskipun dia Brengsek, Jimin tidak akan melakukan hal itu sebelum masa pendekatannya. Jimin merasa terganggu, seperti ada seseorang yang menatapnya.

Master Jim ? [END]Where stories live. Discover now