36

4.8K 800 158
                                    

"--Argh"




Mata bulat itu perlahan terbuka. Mencoba menahan nyeri yang sangat terasa di bagian kepalanya. Yang dia ingat sesaat setelah keluar dari teater seseorang memukul kepalanya dengan keras.

Jungkook panik setelah mengingat semuanya. Ia terduduk dengan nafas tak beraturan. Ruangan yang gelap, bau, pengap, sedikit cahaya.

"K-kakiku... r-rantai ?"

Pantas saja kakinya terasa tidak nyaman. Ada rantai yang mengikatnya. Panik. Dirinya mendekat ke arah tiang jeruji yang membatasi pergerakannya. Jungkook memperhatikan sekitarnya dan dia tidak sendirian.

Bukan hanya dia yang berada disana. Tepatnya dalam kurungan lain sudah ada yang menempati. Bedanya mereka terlihat tenang. Tidak sepanik Jungkook saat ini. 

"Jangan teriak atau dia akan memukulmu."  

Ucap seseorang kepada Jungkook. Kurungan orang itu tepat berada di samping kurungannya. Jungkook menggeser tubuh untuk mendekatinya.

"Dimana ini..!? Dan kenapa aku bisa disini..!?"

"Tanyakan padanya. Kami semua juga bernasib sama denganmu. Kau dengan yang satu lagi di depan sana." 

Jungkook bisa lihat dengan jelas wanita itu menunjuk ke depan dimana seseorang terbaring disana dengan tangan dan kaki yang terikat. Mata Jungkook memicing dan detik kemudian menutup mulutnya.

"J-jihoon..!?"


BRAK! BRAK! BRAK!

"Bajingan! Brengsek! Lepaskan aku!" 

Jungkook terus memukul jeruji itu bahkan teriak meminta tolong. Korban yang lain hanya memperhatikan saja karena mereka dulunya ada di posisi Jungkook dan tak ada gunanya teriak seperti itu.







"Hentikan! Kau bisa membuatnya bangun! Kita semua beruntung bukan di culik terakhir!" 

Jungkook mengernyit,  "Apa maksudmu..?"












































"Saat pengantin terakhir hadir. Dia yang akan menjadi abadi berada di sisinya. Dan percaya lah kita semua akan bebas dari siksaan ini."

.
.
.
.
.
.
.


Jimin menatap Yoongi prihatin akan keadaan kekasihnya saat ini. Si kembar sudah tidur dan Yoongi juga. Namun tidak baginya. Rasanya akan ada yang terjadi jika dia tidur. Maka dari itu Jimin memutuskan untuk tetap terjaga sembari membaca pesan-pesan yang sudah di kirim oleh Appa nya kalau dia akan datang.

Srek

Jimin mengeluarkan kertas yang ia temukan dan sejujurnya yang tertulis di atasnya itu sangat membuat dirinya penasaran.

"Ck, siapa juga yang akan menonton teater hampir tengah malam seperti i-- ini..."












"Jungkook tidak pulang ke rumah, Jim. Terakhir dia bilang akan menonton teater--"










"Benar-- taehyung mengatakan itu tadi. Apa teater ini ? Taehyung juga bilang kalau saat itu hampir tengah malam." 

Jimin menyalakan lampu tidur kemudian membaca tulisan yang tertera disana selain judul. Hangul. Teater ini dilaksanakan oleh orang dari negaranya. Berarti yang memungkinkan Jimin mengenalnya. 










Master Jim ? [END]Where stories live. Discover now