33

5.8K 817 97
                                    

Kretek

Jihoon menghela nafas melihat kenari ke 95 yang sudah dia pecahkan. Hari ini toko tutup karena Boyoung sendiri ingin menjaga Jimin. Akhirnya, tinggal lah Jihoon sendiri di toko dan memecahkan kacang-kacang itu.

Jihoon menatap malas ke luar jendela. Dan seperti biasa suasana London begitu ramai. Hari ini hujan dan Jihoon menyukai saat dimana payung-payung itu bertemu, warna-warni dan cantik.

Namun, sesekali matanya melirik ke arah bangku yang terletak di bawah lampu jalan. Ada seseorang yang terduduk disana dengan jas hujan biru gelap.

"Kasihan juga. Dia sudah 2 jam disana. Aishh, dia itu patung atau orang..?" Gumamnya.

Drtt drtt

Ponselnya tiba-tiba bergetar dan Jihoon dengan cepat mengangkatnya. Ada telfon dari sang Appa.

"Kabarku baik, Appa. Yoongi hyung juga."

Sambil menelfon Jihoon masih meneruskan pekerjaannya itu. Sesekali terkekeh mendengar keluhan sang Appa yang begitu rindu dengan cucunya. Tiba-tiba, aktivitasnya terhenti begitu mendengar penuturan lain dari sang Appa.

"Mwo..? Pernikahan..? Tapi Appa-- kita belum membicarakannya dengan Yoongi hyung. Yah, meskipun aku yakin mereka akan setuju jika dinikahkan."













Baiklah, kita tinggalkan mereka yang sedang berbincang.

• • • •

Menjelang sore Jimin masih betah berada di rumah sakit. Bukan tanpa alasan, Yoongi benar-benar memanjakannya. Dan Jimin suka itu.

Well, sepertinya si kembar pun tak masalah jika kali ini seluruh perhatian itu jatuh pada sang Appa. Si kembar malah enteng duduk di karpet dan bermain bersama. Tapi tetap saja pertengkaran tak luput dari mereka.


"Berhentilah memotong buah itu. Aku juga tidak akan memakannya, Hyung." Keluh Jimin.

"Buah ini akan ku makan sendiri Jim."

Jimin mendengus kesal mendengar jawaban kekasihnya. Dirinya baru sadar jika Yoongi masih memakai baju kerjanya.Dan itu membuatnya risih kalau mau tahu.

"Bisa hyung ganti pakaian..? Jujur saja, aku tidak suka melihatnya. Tidak cocok di tubuhmu yang sex---"

"Diam atau aku akan memotong dadu milikmu, Park jimin."

Tidak perlu diperintah dua kali pun Jimin sudah mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Yoongi itu galak seperti singa dan Jimin benar-benar lupa fakta yang satu ini. Tidak ingin mendapat teguran lagi, Yoongi pun bangkit dari tidurnya dan mengambil sepasang pakaiannya di tas si kembar.

Dari jauh Jimin memasang wajah menahan nafsu miliknya begitu melihat Yoongi berganti pakaian tepat di depannya dengan posisi membelakanginya.



"Kulit yang putih, mulus, desahan yang indah, cantik, mempesona, sexy, ah! Semuanya kau miliki hyung! Aish! Aku tegang..!!" Batin Jimin frustasi.


Hell, Yoongi seperti menggodanya. Tangan putih itu begitu lembut menurunkan kemejanya hingga pertama yang nampak adalah bahu mulusnya.

Sungguh, bahu mulus itu menggodanya untuk segera--


"HUAAAAAA....!!!!!!"



Jimin melirik si kembar yang tiba-tiba teriak itu. Tadinya mereka pikir kalau Minji yang teriak namun, itu adalah Youngji yang sedang bersembunyi di belakang adiknya.

Master Jim ? [END]Onde histórias criam vida. Descubra agora